Plus-Minus Trem yang Diusulkan Walkot Bandung untuk Urai Kemacetan

Plus-Minus Trem yang Diusulkan Walkot Bandung untuk Urai Kemacetan

Sudirman Wamad - detikJabar
Kamis, 16 Feb 2023 20:31 WIB
Porsi WFH di Kota Bandung dikurangi seiring pemberlakukan PPKM level 3. Akibatnya volume kendaraan meningkat dan kemacetan kembali terjadi.
Ilustrasi macet di Bandung (Foto: Wisma Putra/detikJabar).
Bandung -

Pemkot Bandung melirik transportasi publik berbentuk trem untuk mengurai kemacetan. Pemkot telah menganggarkan Rp 500 juta untuk kajian penerapan trem di Kota Bandung.

Pakar transportasi ITB Sony Sulaksono menjelaskan transportasi trem berbasis rel memiliki plus minus. Sebab, lanjut dia, trem sama halnya dengan bus kota. Artinya, kapasitas penumpang hingga kecepatannya pun tak jauh berbeda.

"Karena trem yang diusulkan itu campur dengan lalu lintas, seperti itu aja. (soal urai kemacetan) sama aja dengan bus kota yang ada. Tetapi apabila kita bicara angkutan massal di kota, jelas bus kota itu bukan angkutan massal," kata Sony kepada detikJabar, Kamis (16/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dikatakan akan bisa menjawab, atau mengurai kemacetan, jadi selama bus itu dalam wujud trem bisa menarik orang beralih dari kendaraan pribadi, ke kendaraan itu (trem) itu bisa cukup signifikan," ucap Sony menambahkan.

Sony menilai trem yang diusulkan Wali Kota Bandung Yana Mulyana besar kemungkinan yang berbasis rel. Jalur trem ini bakal dipasang dengan jalur lalu lintas yang ada.

ADVERTISEMENT

"Ya memungkinkan saja, selama jalurnya dipakai bersama (dengan kendaraan lain), pemakaiannya bercampur dengan lalu lintas harus dipertimbangkan aspek keselamatan. Terutama kendaraan roda dua motor, agar tidak masuk di sela-sela rel trem," ucap Sony.

Lebih lanjut, Sony juga menerangkan transportasi berbasis kereta api yang pernah diusulkan PT KAI. Transportasi ini berbentuk trem juga. Namun, tak menggunakan rel.

"Jadi pakai sistem sensor, track light train. Jadi, si jalannya ini dikasih seperti cat yang ada sensor, bentuknya seperti marka jalan. Di marka itu ada gelombang seperti elektromagnetik sehingga tremnya mengikuti jalur itu," kata Sony.

Lebih lanjut, Sony mengatakan trem berbasis sensor itu menggunakan roda seperti bus. Namun, fisiknya seperti kereta.

"Pernah diusulkan dulu, ditawarkan oleh PT KAI. Kemenhub berencana menguji coba di Bandung, Denpasar, Jogja dan Surabaya. Masih bentuk kajian belum penerapan teknologi," kata Sony.

Sebelumnya, kemacetan di Kota Bandung jadi salah satu pekerjaan rumah Wali Kota Bandung Yana Mulyana. Sebab pertumbuhan kendaraan di Bandung bahkan menyemai jumlah penduduk.

Yana mengatakan salah satu solusi ideal untuk bisa mengurangi jumlah kendaraan di Bandung, khususnya kendaraan pribadi adalah dengan peningkatan pelayanan transportasi publik. Yana berkeinginan agar Kota Bandung memiliki transportasi publik berbasis rel atau trem.

"Saya sih waktu itu sempat mendiskusikan transportasi publik berbasis kereta. Kalau itu rasanya agak cukup ideal," kata Yana di Jalan Cingised, Kota Bandung, Rabu (15/2/2023).

(sud/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads