Ini Alasan Nasdem Karawang Tolak Pemilu Proporsional Tertutup

Ini Alasan Nasdem Karawang Tolak Pemilu Proporsional Tertutup

Irvan Maulana - detikJabar
Selasa, 14 Feb 2023 02:00 WIB
Ketua DPD NasDem Karawang Dian Fahrudjaman
Ketua DPD NasDem Karawang Dian Fahrudjaman (Foto: Irvan Maulana/detikJabar)
Karawang -

Pembahasan mengenai pemilihan umum (Pemilu) dengan sistem proporsional tertutup dan terbuka, masih jadi perbincangan publik hingga kini. Berbagai alasan juga muncul dari penolakan maupun pengusulan sistem tersebut.

Diketahui, kini persoalan pengusulan pemilu dengan sistem proporsional tertutup juga tengah disidangkan di Mahkamah Konstitusi (MK).

Tercatat sebanyak delapan partai politik diketahui memilih sistem proporsional terbuka pada pemilu 2024 mendatang, salah satunya Partai NasDem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai NasDem Kabupaten Karawang Dian Fahrudjaman menjelaskan, penolakan sistem pemilu proporsional tertutup tak lain karena berbagai faktor.

"Bagi kami di NasDem sistem proporsional terbuka ini jauh lebih dekat dengan masyarakat, karena masyarakat juga harus mengenal calon legislatifnya," kata Dian, saat ditemui di Kantor DPD NasDem, Kawasan Grand Taruma, Kabupaten Karawang, Senin (13/2/2023).

ADVERTISEMENT

Ia menuturkan, selain masyarakat harus tahu calon legislatifnya. Masyarakat juga merasa memiliki jika nantinya calon legislatif yang dia coblos terpilih.

"Misalnya kita tahu kalau calonnya si ini, dicoblos sama kita terua menang, nah kita ini kan nantinya merasa memiliki. Karena memang sebelum pencoblosan dia juga turun merebut hati masyarakat," kata dia.

Selain itu, kata Dian, proporsional terbuka juga memungkinkan masyarakat untuk jauh lebih mengenal calon legislatif, dari sepak terjang hingga kiprahnya di masyarakat.

"Masyarakat akan jauh lebih mengenal siapa calonnya, bagaimana track recordnya, seperti apa program nya. Nah kalau tertutup kita tidak tahu calonnya siapa itu akan dikembalikan kepada partai," imbuhnya.

Dian mengungkap, proses pemilu dengan sistem proporsional tertutup, juga sering diistilahkan membeli kucing dalam karung. Karena masyarakat tidak diberi tahu sepenuhnya calonnya siapa dan bagaimana.

"Proporsional tertutup ini yang dirugikan adalah masyarakat, loyalitas kepada partai juga lebih tinggi dbanding kepada masyarakat. Sehingga ada istilah membeli kucing dalam karung," pungkasnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads