Pat, Tikus Tertua di Dunia yang Dirawat Manusia

Kabar Internasional

Pat, Tikus Tertua di Dunia yang Dirawat Manusia

Tim detikInet - detikJabar
Senin, 13 Feb 2023 05:00 WIB
Tikus tertua di dunia
Tikus tertua di dunia (Foto: Emily Senninger/San Diego Zoo Wildlife Alliance)
Jakarta -

Pat, seekor tikus penghuni San Diego Zoo Safari Park mencatatkan rekor dunia. Pat tercatat sebagai tikus tertua di dunia. Pat bergabung dengan Flossie, kucing tertua, dan Bobi anjing tertua di dunia.

Mengutip dari detikInet pada Minggu (12/2/2023), Pat berumur 9 tahun dan 209 hari. Pat mendapat julukan sebagai tikus tertua yang masih dirawat manusia. Rekor Pat ini tercatat dalam Guinness World Records.

Pat merupakan jenis tikus saku Pasifik (Pacific pocket mouse). Tikus ini adalah spesies tikus terkecil di Amerika Utara. Tikus jenis ini punya peran dalam ekosistem mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tikus saku membantu kehidupan tanaman. Ia punya peran dalam mendorong pertumbuhan dan membantu menyebarkan benis saat menggali tanah.

Nama Pat ini terinspirasi dari aktor Hollywood veteran Sir Patrick Stewart. Pat adalah penghuni San Diego Zoo Safari Park, tempat ia dilahirkan pada tahun 2013. Organisasi tersebut berada di garis depan dalam upaya konservasi tikus saku Pasifik dalam beberapa tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

Tikus saku sempat dinyatakan punah. Namun, pada 1994 populasi kecil tikus ini ditemukan di Los Angeles hingga perbatasan paling selatan San Diego County. Sekarang hanya ada tiga populasi liar tikus saku Pasifik. Tikus yang tersisa kini hanya sedikit, sehingga spesies ini masih dianggap terancam punah.

Program konservasi di San Diego Zoo Wildlife Alliance, didirikan 11 tahun lalu. Para peneliti sangat hati-hati mempelajari genetika dan perilaku tikus untuk memastikan bahwa ketika saatnya tiba, individu tikus dapat dilepaskan kembali ke alam liar dengan semua keterampilan yang mereka butuhkan untuk mencari makanan dan menghindari pemangsa.

Sejauh ini, program ini mencatat rekor kelahiran 31 tikus selama musim 2022. Karenanya, pencapaian Pat yang bertahan hidup sehat hingga di usia sekarang merupakan sebuah keberhasilan.

"Pengakuan ini sangat istimewa bagi tim kami, dan penting bagi spesies tersebut," kata Dr Debra Shier, yang mendirikan dan masih mengawasi program konservasi, dikutip dari IFL Science.

"Pengakuan ini juga merupakan simbol penghargaan terhadap spesies yang tidak banyak diketahui orang karena mereka bukan megafauna, tetapi sama pentingnya untuk fungsi ekosistem. Spesies yang terabaikan ini sering ditemukan di halaman belakang kita sendiri, salah satunya seperti tikus saku Pasifik," katanya menambahkan.

Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini




(dir/dir)


Hide Ads