Kisah mumi 'putri duyung' yang kabarnya makhluk aneh ini ditangkap menggunakan jaring ikan di salah satu pantai, yang kini bernama Prefektur Kochi, Jepang, antara tahun 1736 dan 1741. Peneliti pun memulai proyek untuk menganalisa mumi putri duyung pada pertengahan 2022.
Mengutip dari detikInet pada Minggu (12/2/2023), saat ini mumi putri duyung tersimpan di kuil Enjuin di Asakuchi, di mana ia menjadi objek pemujaan. Penilit melakukan uji DNA terhadap mumi tersebut. Tujuannya, untuk memastikan apakah mumi putri duyung itu hewan sungguhan atau bukan.
Baca juga: 49 Jimat di Tubuh Mumi 'Sultan' |
Asahi melaporkan hasil penelitian mengungkapkan bahwa ternyata sebagian besar bagiannya adalah palsu. Analisis ilmiah menemukan bahwa makhluk yang diduga berusia berabad-abad itu sebagian besar merupakan benda cetakan yang terdiri dari kertas, kain, kapas, dan komponen lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mumi putri duyung memiliki panjang 30 sentimeter. Ia ditemukan dengan catatan berbunyi, "Seekor putri duyung ditangkap di jaring ikan di pantai Provinsi Tosa (sekarang Prefektur Kochi) antara tahun 1736 dan 1741."
Tubuh bagian atasnya menyerupai primata. Rongga mata mengahadap ke depan, telinga, hidung, dan rambut di kepala, serta lima jari di ujung kedua lengannya. Tubuh bagian bawah ditutupi sisik dan menyerupai ikan.
Lima peneliti dari Universitas Sains dan Seni Kurashiki dan organisasi lain telah menganalisis untuk menentukan apa sebenarnya mumi ini sejak Februari tahun lalu. Tim menggunakan sinar-X, pemindai CT resolusi tinggi, dan peralatan modern lain. Beberapa bagian biologis nyata ditemukan di mumi putri duyung.
Misalnya, tubuh bagian bawah berisi tulang yang mungkin berasal dari ekor dan sirip punggung ikan Sciaenidae, sedangkan rahanngnya adalah ikan karnivora. Tapi mereka tidak menemukan tulang besar di tulang belakang atau tulang rusuk.
Bagian dalam tubuh terutama terdiri dari cetakan kain, kertas, dan kapas. Kepalanya hampir seluruhnya terbuat dari kapas, bersama dengan plester dan bahan serupa.
Permukaan tubuh mumi itu terbuat dari lapisan kertas tipis, bercampur dengan kulit ikan buntal dan bulu hewan yang direkatkan. Peniliti juga mengungkapkan mumi putri duyung itu dibuat sekitar tahun 1880-an.
DNA yang di analisa peneliti ternyata tak terdeteksi. Kozen Kuida, kepala pendeta di kuil Enjuin, mengatakan apapun hasilnya, mumi putri duyung ini akan tetap menjadi milik kuil yang berharga.
"Banyak orang di daerah ini datang ke sini dan bergandengan tangan untuk berdoa (kepada putri duyung)," kata Kuida. Bagaimana kuil Enjuin memperoleh mumi putri duyung tetap misteri. Lebih dari 10 mumi putri duyung sejenis telah dilaporkan di seluruh Jepang.
Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini
(sud/dir)