76 SMA/SMK Rusak Imbas Gempa Cianjur Mulai Dibangun

76 SMA/SMK Rusak Imbas Gempa Cianjur Mulai Dibangun

Rifat Alhamidi - detikJabar
Rabu, 08 Feb 2023 00:30 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukamaju 1 Desa Benjot, di Kecamatan Cugenang yang merupakan salah satu sekolah terdampak gempa di Kabupaten Cianjur, Kamis (8/12/2022). Pemerintah memastikan rehabilitasi dan rekonstruksi berbagai bangunan fasilitas sosial (fasos) dan umum (fasum) terdampak gempa, seperti sekolah, masjid, rumah sakit, dan puskesmas mulai dikerjakan bersamaan dengan penanganan tahap tanggap darurat.
Salah satu sekolah yang rusak di Cianjur akibat gempa. (Foto: Dok Kementerian PUPR)
Bandung -

Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat mulai memperbaiki sekolah yang rusak akibat terdampak gempa Cianjur berkekuatan M 5,6. Disdik mencatat ada 76 sekolah setingkat SMA/SMK yang akan dilakukan perbaikan.

Kepala Disdik Jabar Dedi Supandi merinci 76 SMA/SMK yang akan dibangun terdiri dari 24 sekolah rusak berat, 17 sekolah rusak sedang, dan 35 sekolah rusak ringan. Khusus untuk 24 sekolah yang rusak berat, perbaikannya akan dilakukan langsung Kementerian PUPR.

"Sekarang sudah mulai dibangun. Yang rusak berat itu ada 22 sekolah yang dibangun sama kementerian, duanya lagi penanganannya secara mandiri sama yayasan," kata Dedi kepada detikJabar, Selasa (7/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dedi mengungkap selain dibangun kementerian, Pemprov Jabar ikut memperbaiki sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa Cianjur. Pemprov mengucurkan dana alokasi khusus (DAK) untuk membangun sekolah yang mengalami rusak ringan maupun sedang.

"Dari DAK relokasinya ke Cianjur, pelaksanannya di April-Mei. Kalau DAK ini langsung swakelola, anggarannya total sekitar Rp 190an miliar, langsung (dilaksanakan) oleh sekolah. Berkasnya sudah kita dipersiapkan," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Meski sedang pada tahapan pembangunan, Dedi memberi catatan terhadap SMKN 1 Cugenang. SMK tersebut rencananya akan direlokasi karena berada di zona merah patahan Sesar Cugenang.

Namun hingga sekarang, Dedi mengaku belum mendapat lahan pengganti untuk rencana relokasi SMKN 1 Cugenang. Selain itu, Disdik juga belum mendapat kajian lebih lanjut dari Pemkan Cianjur maupun BMKG mengenai rencana relokasi SMK itu.

"Cugenang masih cari alternatif, karena lokasi (SMK) Cugenang ada di daerah patahan sesar. Sampai kemarin kita belum mendapatkan lokasi penggantinya, lagi minta update dari pemkab dan BMKG kaitan kajian kalau dibangun membahayakan atau tidak," terangnya.

Meski begitu, Dedi memastikan proses KBM saat itu sudah berangsur normal di Cianjur. Kegiatan mengajar sebagian menggunakan tenda darudat dengan 3 pilihan skema pembelajaran yaitu daring, hybrid dan sistem shift.

"KBM sudah mulai normal," pungkasnya.

(ral/orb)


Hide Ads