Jabar Hari Ini: Bos Persib Minta Maaf hingga Pembunuh Lansia Ditangkap

Jabar Hari Ini: Bos Persib Minta Maaf hingga Pembunuh Lansia Ditangkap

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 06 Feb 2023 22:00 WIB
Suporter Persib dan PSS Terlibat Gesekan, PT PBB Sampaikan Permohonan Maaf
Suporter Persib dan PSS Terlibat Gesekan, PT PBB Sampaikan Permohonan Maaf (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin (6/2/2023) dari mulai permintaan maaf Persib Bandung hingga pelaku pembunuhan lansia di Banjar ditangkap.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Bobotoh Gesekan dengan Slemania, Bos Persib Minta Maaf

Persib Bandung berhasil kalahkan PSS Sleman dengan skor 2-0. Namun, kemenangan itu tercoreng dengan aksi bentrokan antar suporter yang membuat dua orang mengalami luka-luka. Sebagai tuan rumah, Persib meminta maaf atas hal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laga Persib vs PSS digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (5/2) kemarin, Persib menang dengan skor 2-0. Brace Ciro Alves membawa Maung Bandung merebut lagi puncak klasemen Liga 1.

Namun kemenangan ini tercoreng dengan adanya bentrokan antar suporter. Seperti diketahui, 18 ribu penonton memadati Stadion GBLA di laga tersebut. Dari jumlah itu, 580 suporter PSS hadir di tribun Selatan.

ADVERTISEMENT

Bentrokan sendiri terjadi saat babak kedua berjalan. Entah apa pemicunya, sekelompok suporter Persib dan PSS itu terlibat bentrok. Bentrokan diawali dengan adu mulut kedua kubu yang disusul aksi saling lempar.

Beruntung bentrokan tersebut berhasil dilerai oleh steward dan petugas keamanan lainnya. Bobotoh dari tribun lain juga ikut membantu mendinginkan suasana.

Dalam peristiwa tersebut, dilaporkan seorang suporter PSS dan bobotoh terluka. Namun, setelah mendapatkan perawatan medis, keduanya diizinkan pulang.

Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahjono merespon gesekan dua kubu suporter tersebut. Teddy mengaku prihatin mendengar ada dua suporter yang menjadi korban luka karena gesekan itu.

Mewakili Persib Bandung, Teddy menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak, terutama suporter PSS Sleman yang kurang mendapatkan perlakuan semestinya.

"Atas nama Persib, kami menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak, termasuk teman-teman dari Sleman yang diperlakukan tidak semestinya selama di dalam dan di luar stadion," ujar Teddy dalam keterangan resminya, Senin (6/2/2023).

Teddy menegaskan, bobotoh yang terlibat bentrok tersebut adalah oknum yang tidak bertanggung jawab, yang dapat memperkeruh suasana di sepakbola Indonesia.

Selain itu, hal tersebut juga berpotensi mempersulit proses izin Persib dalam menggelar pertandingan dengan penonton.

"Inilah yang membuat Persib kerap kesulitan mendapatkan izin penyelenggaraan pertandingan, apalagi dengan kehadiran penonton," tegasnya.

Dia pun mengharapkan, ke depan tidak ada lagi insiden yang melibatkan suporter baik saat menggelar laga kandang maupun saat bermain tandang. Teddy juga berjanji untuk terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan pertandingan yang aman.

"Sesuai komitmen, kami akan akan terus memperbaiki penyelenggaraan pertandingan kandang, terutama dari sisi keamanan, keselamatan dan kenyamanan," ujarnya.

Eks TKW Selamat Diracun Dukun Pengganda Uang di Sukabumi

Siti Maryam (31), mantan tenaga kerja wanita (TKW) asal Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi memberikan kesaksian dalam persidangan dugaan pembunuhan berencana menggunakan zat beracun sianida.

Diketahui, para terdakwa yaitu Acun alias Abah (57), Dodi Amung Sutarya alias Agus (46) dan Aang alias Ustad (42) berdalih sebagai dukun yang mampu menggandakan uang. Persidangan berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Kota Sukabumi dengan agenda mendengarkan keterangan saksi.

Siti mengatakan, awalnya ia berniat untuk melakukan konsultasi dengan terdakwa Abah Acun. Dia menjadi TKW di luar negeri dan memutuskan kembali ke Tanah Air pada 2020 lalu.

"Sebelumnya saya pernah kerja jadi TKW, 2020 pulang. Di rumah saya jalankan bisnis kreditan, hancur semua. Tidak berhasil sehingga saya tidak sengaja berobat ke Cisaat dan dipertemukan dengan Pak Acun," kata Siti di ruang Kartika PN Kota Sukabumi hari ini.

Kemudian, ia bertemu dan berbincang dengan istri terdakwa Acun berinisial I. Siti lantas direkomendasikan untuk bertemu suaminya karena disebut bisa menyelesaikan masalah Siti.

"Ngobrol 'ibu tahu nggak kira-kira yang bisa konsultasi, kebetulan saya ada masalah,' 'oh iya ada suami saya, Insyaallah bisa.' Diarahkan ke suaminya mungkin bisa menyelesaikan masalah," ujarnya.

Dia mengatakan, setiap pasien yang datang ke rumah Acun akan diberikan air mineral tak terkecuali Siti. Dia mengaku, mendatangi Acun dengan tujuan untuk berobat dan konsultasi.

"Tujuan saya berobat dan konsultasi. Sebelum kejadian Selasa (7/6/2022) sudah ke rumah bapak Acun 3 minggu tapi pulang pergi. Saat itu saya nggak dikasih apa-apa cuma dikasih wiridnya atau baca-bacaan, setelah itu baru pengobatan," ucap dia.

Setelah bertemu tiga minggu, ia melanjutkan proses pengobatan. Siti meminum dua kali air mineral yang diberikan oleh terdakwa. Saat meminum cairan pertama, dia masih sadar dan dapat berkomunikasi namun Siti merasa sangat mengantuk hingga ketiduran selama lima jam.

Gejala itu lebih parah saat Siti minum air mineral yang kedua kalinya di rumah Acun. Setelah beberapa meminum cairan itu, ia merasakan pahit, panas tenggorokan hingga jantungnya berdebar lebih cepat dan akhirnya tak sadarkan diri.

"Yang saya rasakan tenggorokan panas, lidah panas perih. Setelah minum, jantung saya berdebar, kepala pusing dan ketiduran (tidak sadar), bangun-bangun pagi besoknya. Pas kejadian di rumah Ustaz alias Aang (di Baros) tidak minum, saya minum hanya di rumah Pak Acun, korban lain (minum lagi) di Ustaz Aang," sambungnya.

Ditanya Hakim Ketua Yusuf Syamsuddin soal detail cairan tersebut, Siti mengungkapkan jika cairan itu lebih menyengat dari bau bensin dan cairan sanitizer.

"Bau menyengat, seperti bau bensin. Saya tidak pernah tahu alkohol karena saya baru pertama kali.Nyengatnya sama (dengan cairan pertama) tapi kadarnya lebih besar yang kedua. Campurannya tidak tahu cuma bisa merasakan saja," kata Siti.

Gerombolan Bermotor Bacok Mati Pemuda Cimahi

Segerombolan bermotor yang didominasi remaja di Kota Cimahi membacok mati seorang remaja yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Gang H Arsad, Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan.

Insiden berdarah yang menimpa korban, Muhammad Rizki Najmudin (21) itu terjadi pada Minggu (5/2) sekitar pukul 04.30 WIB. Korban meninggal dunia di rumah sakit setelah ditemukan warga dan keluarganya dalam kondisi tergeletak bersimbah darah di dekat lokasi kejadian.

Menurut kesaksian Ridwan (33), saksi mata, menyebut ada tiga orang yang mengejar sampai mengeksekusi pelaku di gang tersebut. Sementara pelaku lainnya menunggu di pinggir jalan raya.

"Kalau yang di dalam gang itu ada 3 orang, pakai sweater dan helm. Tapi saya lihat di pinggir jalan itu masih banyak. Jadi yang menyerang korban itu yang di dalam gang," tutur Ridwan kepada detikJabar hari ini.

Menurut Ridwan, para pelaku yang panik aksinya ketahuan langsung meneriaki korban sebagai maling. Setelah itu para pelaku langsung kabur.

"Jadi pas saya nongol dari atas, pelakunya itu bilang 'ieu bangsat' (dia maling) ke arah korban. Setelah itu kabur ke depan gang. Sata kemudian turun, kan harus memastikan benar nggak sih korban itu maling atau bukan," ujar Ridwan.

Ridwan menyebut melihat dengan jelas saat para pelaku dengan brutalnya mengeksekusi korban. Korban sempat berlari namun dikejar para pelaku.

"Awalnya saya itu dengan suara ribut-ribut, istri saya minta dicek. Saya lihat dari lantai dua. Jadi korban ini mau lari, terus ditangkap sama pelaku. Kepalanya dipegang langsung dihajar," ujar Ridwan.

Tak hanya membacok mati korban, para gerombolan bermotor itu juga menyerang sebuah penginapan yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian. Mereka merusak motor pelanggan, memecahkan kaca lobi penginapan, dan menggasak helm.

Motif Kakak-Adik Bunuh Lansia Tertutup Lumpur di Banjar

Kasus pembunuhan terhadap Kuswanto (56) lansia yang mayatnya tertutup lumpur berhasil diungkap Satreskrim Polres Banjar kurang dari 24 jam. Dua pelaku Budiono dan Jumadi berhasil ditangkap di rumahnya di Kecamatan Langensari, Kota Banjar Jawa Barat.

Kapolres Banjar AKBP Bayu Catur Prabowo mengatakan motif atau latar belakang pembunuhan itu karena dendam dan warisan. Pelaku Budiono sakit hati karena dimarahi korban saat hendak menikahi anaknya. Padahal mereka masih keluarga, dimana anak korban adalah keponakan dari pelaku Budiono.

Setelah dimarahi, kemudian pelaku Budiono bercerita kepada Jumadi yang merupakan kakaknya. Sama-sama merasa sakit hati, keduanya merencanakan pembunuhan terhadap korban, sekaligus untuk merebut warisan.

"Latar belakang dari pembunuhan ini adalah dendam, bahwa pelaku pernah dimarahin oleh korban karena pelaku memiliki niat untuk menikahi anak korban. Sehingga korban memarahi pelaku dan sempat korban mengusir pelaku B dari tempat tinggal karena mereka semua masih bersaudara," ujar Kapolres Banjar.

Pembunuhan tersebut sudah direncanakan pada bulan Oktober-November 2022 namun tidak dilakukan karena kondisi tidak memungkinkan. Pada 28 Januari 2023, dua pelaku yang merupakan kakak beradik kembali merencanakan pembunuhan. Bahkan membuat skenario dengan modus perampokan.

Pada Jumat (3/2/2023) malam, pelaku membuntuti korban yang sedang mencari keong di sawah. Sekitar pukul 19.30 WIB, pelaku Jumadi langsung mengeksekusi korban dengan memukul bagian kepala dan bagian leher dengan menggunakan kayu. Tak sampai disitu, pelaku kemudian membenamkan kepala korban ke lumpur sawah sampai tewas.

"Setelah dipukul pakai kayu, korban masih bernapas. Pelaku J kemudian membenamkan kepala korban sampai meninggal dunia. Hal itu dibuktikan dengan hasil visum, terdapat luka bekas pukulan di bagian kepala dan sebelah telinga. Di saluran pernapasan juga ditemukan cairan dan lumpur," jelas Kapolres.

Skenario perampokan pun dibatalkan, pelaku Jumadi lalu menutupi jasad korban dengan lumpur sawah. Sampai akhirnya ditemukan oleh warga yang mencari korban karena tak kunjung pulang saat mencari keong.

Hasil olah TKP, polisi menemukan petunjuk sebagian lumpur yang tercecer di rerumputan mengarah ke rumah seorang tersangka. Setelah diinterogasi, pelaku tidak dapat mengelak dan dilakukan penangkapan.

"Pelaku mencoba kabur, kami berikan tindakan tegas terukur. Pelaku yang mengeksekusi adalah J merupakan kakak kandung B. Untuk otak pembunuhan masih didalami karena mereka berdua bersepakat melakukan pembunuhan," kata Kapolres.

Akibat perbuatannya, kedua pelaku dijerat dengan pasal 340, pasal 338 dan pasal 55 dengan ancaman pidana, 20 tahun, 15 tahun dan seumur hidup.

Miris! Jembatan Penghubung Antar Desa di Sumedang Ambruk

Jembatan penghubung antardesa di Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang akhirnya ambruk, Senin (5/2) dini hari tadi. Akibatnya, akses jalan warga pun menjadi terputus.

Jembatan tersebut sebelumnya sempat ambles di salah satu titik bagiannya sebagaimana yang diberitakan oleh detikJabar sebelumnya.

Jembatan tersebut dikenal sebagai jembatan Sungai Cianda dengan status jalan di atasnya merupakan jalan kabupaten. Lokasinya berada di antara Kawasan Cipelang, Desa Babakanasem dan Kawasan Hambawang, Desa Padaasih.

Kades Babakanasem, Emid Koswara menuturkan, peristiwa ambruknya jembatan terjadi pada sekitar pukul 01.00 WIB. "Iya ambruk tadi jam satu malam," ujar Emid saat dihubungi detikJabar hari ini.

Emid mengatakan, jembatan tersebut ambruk selain diakibatkan adanya amblesan yang terjadi sebelumnya, juga akibat kondisi jembatan yang sudah lapuk termakan usia. "Tidak ada hujan, tidak ada angin, jembatan ambruk karena sudah lapuk saja ini mah," katanya.

Jembatan Sungai Cianda yang memiliki panjang sekitar 50 meter itu diketahui dibangun pada sekitar Juni 1976. Jembatan itu dibangun hasil swadaya masyarakat setempat. "Sekarang mah kalau kondisinya sudah begini mah, terpaksa harus dibangun lagi total," ujar Emid.

Ia pun menyayangkan kepada dinas terkait yang dinilai kurang responsif menanggapi kondisi sebelumnya saat terjadi amblesan di jembatan tersebut. "Ini juga akibat kurang respons dari dinas, kalau saat itu cepat respons tidak bakal sampai ambruk seperti ini," ujarnya.

Beruntung saat insiden terjadi tidak memakan korban. Meski demikian, akibat ambruknya jembatan tersebut, akses jalan warga pun menjadi terputus.

"Tadi pagi terpaksa, warga yang akan mengantarkan anaknya sekolah harus menggendongnya dengan berjalan kaki dan menyeberangi aliran sungai," tuturnya.

Ia pun berharap ada perhatian lebih dari dinas terkait menyangkut soal kondisi jembatan saat ini. "Kami minta segera ada perhatian dari dinas terkait karena ini akses jalan bagi aktivitas warga," ucapnya.

(wip/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads