Akhir Januari lalu Anies Baswedan, bakal calon presiden yang diusung NasDem, Demokrat dan PKS mendapat perlakuan yang tidak mengenakan saat berkunjung ke Kota Bandung. Spanduk bernada sarkasme membentang beberapa tempat, salah satunya di Jalan Soekarno-Hatta, Kecamatan Buahbatu.
Spanduk itu berisi tulisan 'Masyarakat Jabar Ngahiji Menolak Anies Baswedan Runtah Jabar!'. Tak hanya narasi penolakan, spanduk itu juga memajang foto Anies. Ada dua foto Anies dalam spanduk itu. Pertama terlihat Anies sedang memegang gerobak sampah, dan foto keduanya menampilkan Anies mengenakan kopiah hitam di sebuah podium dengan lambang Pemprov DKI Jakarta.
Ukuran spanduknya memang tak terlalu besar. Dan, dipasang di tempat yang sulit terlihat oleh pengendara. Posisinya diikat di antara tiang listrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NasDem selaku pengusung Anies menyayangkan adanya spanduk yang bernada sarkasme itu. NasDem mengaku sebagai partai yang terbuka terhadap kritik, namun spanduk tersebut dinilai melenceng dari batas wajar untuk mengkritik seorang tokoh.
"Soal spanduknya, sebetulnya tidak ada masalah. Dalam alam demokrasi itu hal yang wajar kalau ada kritik atau masukan. Tapi kita menyayangkan idiom atau kata-katanya itu nggak pantas buat dilihat yah. Harusnya bisa yang etis," kata Saan saat dihubungi detikJabar, Senin (30/1/2023).
NasDem juga menilai spanduk sarkasme itu dipasang oleh segelintir kelompok. Sebab, NasDem merasa Anies mendapatkan sambutan yang positif saat berkunjung ke Jabar.
"Kalau misalnya itu mengatasnamakan masyarakat Bandung atau Jawa Barat, itu kan hanya klaim. Karena selama ini, baik dari kunjungan-kunjungan yang Mas Anies lakukan di Jawa Barat, antusiasme masyarakat luar biasa ketika ada Mas Anies," tutur Saan.
Politikus NasDem yang juga menjabat sebagai anggota DPR RI itu meminta agar kadernya tak terpancing dengan provokasi, salah satunya spanduk tersebut. NasDem memilih tak ambil pusing. Ia juga tak melaporkan peristiwa tersebut ke pihak berwajib.
"Enggak usah terpancing atau terprovokasi, itu biasa saja. Sikapi secara wajar dan sikapi dengan kerja-kerja keras di lapangan. Kita belum sampai sejauh itu kalau harus melaporkan, karena kita nggak mau ini ditanggapi secara emosional," kata Saan.
(sud/tey)