Jepang Kembangkan Robot Mirip Doraemon

Kabar Internasional

Jepang Kembangkan Robot Mirip Doraemon

Tim detikInet - detikJabar
Minggu, 05 Feb 2023 08:14 WIB
Tokyo akan jadi tuan rumah Olimpiade 2020 mendatang. Beragam teknologi canggih pun disiapkan untuk membantu penyelenggaraan pesta olahraga internasional itu.
Robot Canggih di Olimpiade Tokyo 2020 (Foto: Reuters/Issei Kato)
Bandung -

Jepang memang jawara dalam menghasilkan robot-robot, seperti robot pemadam api, teman lansia, seks dan lainnya. Berkembangnya robot di Jepang ini tak lepas dari budaya dan agama.

Mengutip dari detikInet, Minggu (5/2/2023), seorang profesor robotika di Jepang tengah mengembangkan mimpinya untuk membuat robot yang bisa mengasuh bayi dan berteman hingga dewasa. Robot ini mirip dengan Doraemon karya Fujiko F Fujio. Doraemon adalah robot yang menjadi bagian dari anggota keluarga Nobita.

Pola pikir bahwa robot adalah mesin yang 'manusiawi' masih berlangsung hingga kini di Jepang. Robot diberi tugas tumbuh dan berjalan bersama bayi tersebut sepanjang hidup mereka, bertindak sebagai pengasuh, teman, pengawal, dan sejarawan. Robot akan merekam dan mengingat semua yang dialami orang tersebut dan akan terus merawat mereka dari buaian hingga liang lahat, mereka akan menjadi sahabat seumur hidup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara orang Jepang menganggap robit sebagai mesin yang manusiawi itu tak lepas dari budaya dan agama. Freethink dalam laporannya menyatakan orang Jepang merasa nyaman merangkul robot sebagai bagian keluarga. Hal ini dipengaruhi faktor budaya dan agama. Jepang kebanyakan menganut agama Shinto, dan tradisi serta cara hidup mereka banyak berkaitan dengan dengan kepercayaan animisme, yang menganggap ruh dan kepribadian berasal dari benda mati.

Antropolog Jennifer Robertson telah mempelajari budaya Jepang dan hubungannya dengan otomatisasi. Shinto mengajarkan kepercayaan animistik asli tentang hidup dan mati. Energi yang vital itu hadir di materi yang anorganik maupun organik, seperti dewa, kekuatan, atau esensi.

ADVERTISEMENT

"Energi itu ada dalam entitas yang terjadi secara alami maupun sengaja dibuat oleh manusia, baik itu pohon, hewan, gunung, atau robot. Kekuatan ini dapat dikerahkan," ujarnya seperti dikutip dari Freethink.

Penganut Shinto juga percaya bahwa ada esensi sejati dari benda atau makhluk hidup apa pun dan kita dapat menemukannya melalui desain sebuah benda. Dalam ranah kepercayaan ini, mereka percaya bahwa robot pun hidup seperti manusia dan eksis sebagai bagian dari alam.

Artifisial dan alami pun menjadi cari dalam tradisi Jepang. Hal ini juga tergambar dalam cerita rakyat Jepang yang menjadikan benda-benda hidup.

Orang Jepang percaya bahwa orang Barat memandang robot dengan prasangka buruk, sebagai 'pembunuh' pekerjaan, atau mesin yang tidak manusiawi. Jika dalam budaya pop Barat yang merasuk adalah citra robot Terminator, maka di Jepang citra robot sebaliknya digambarkan sebagai penyelamat.

Setelah kehancuran Perang Dunia II, pemulihan dan pembangunan kembali negara sangat terkait dengan teknologi modern dan robotika. Di Jepang pascaperang, robot digambarkan sebagai pahlawan super yang mirip manusia, baik hati, dan ramah.

Robot penyelamat menjadi tertanam dalam budaya dan dimulai dengan prototipe pahlawan Astro Boy. Astro Boy diciptakan pada tahun 1951 ketika Jepang sedang memulihkan diri dari tragedi perang nuklir. Penciptanya adalah Osamu Tezuka, seorang dokter dan ilustrator. Tezuka berkata dia ingin menciptakan karakter yang melebihi Pinocchio. Astro Boy adalah robot yang menjadi anak laki-laki sejati.

Artikel ini telah tayang di detikSport. Baca selengkapnya di sini.

(sud/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads