Sedekah menjadi salah satu ibadah yang bernilai besar. Sedekah termasuk amalan yang dicintai Allah SWT. Dilansir detikHikmah, beberapa ayat Al-Qur'an mencatat keutamaan sedekah. Sedekah disebut menjadi amalan yang diganjar dengan pahala berlipat.
Dalam surat Al Hadid ayat 18, Allah SWT berfirman tentang balasan orang yang bersedekah.
اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ - ١٨
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia." (QS Al Hadid ayat 18).
Namun ada sejumlah adab yang bisa dilakukan umat Islam dalam bersedekah. Salah satunya yaitu dilakukan secara diam-diam.
Adab sedekah ini dikatakan Imam al-Ghazali dalam buku Jalan Orang Bijak: Adab Berinteraksi dengan Allah dan Sesama. Buku ini diterjemahkan dari enam kitab risalah Imam al-Ghazali, yakni Ar-Risalah wal'zhiyyah, Bidayah al-Hidayah, al-Adab fi ad-Din, Minhaj al-'Arifin, Khulashah at-Tashanif fi at-Tashawwuf, al-Mawa'izh fi al-Ahadits al-Qudsiyyah.
Hujjatul Islam ini mengatakan, hendaknya merahasiakan sedekah ketika dikeluarkan dan menyembunyikannya setelah diberikan. Melakukan sedekah secara sembunyi-sembunyi ini dilakukan untuk menghindari riya yang bisa merusak pahala sedekah.
Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 271,
اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۚ وَاِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاۤءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ٢٧١
Artinya: "Jika kamu menampakkan sedekahmu, itu baik. (Akan tetapi,) jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, itu lebih baik bagimu. Allah akan menghapus sebagian kesalahanmu. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam kitab tafsirnya, ayat tersebut mengandung makna bahwa menyembunyikan sedekah (sedekah sembunyi-sembunyi) lebih utama daripada menampakkannya, karena hal itu jauh dari riya (pamer). Ia melanjutkan, apabila keadaan menuntut seseorang untuk menampakkan sedekahnya karena ada maslahat yang lebih penting, seperti agar diikuti orang lain, maka cara ini lebih utama.
Akan tetapi, kata Imam Ibnu Katsir, pada dasarnya menyembunyikan sedekah lebih utama menurut ayat tersebut dan menurut hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA yang termuat dalam Ash-Shahihain. Rasulullah SAW bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Artinya: "Ada tujuh golongan yang dinaungi Allah pada hari kiamat, pada saat tiada naungan kecuali naungan-Nya: (1) pemimpin yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah.' Dan (6) seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya." (HR Bukhari, Muslim, Malik, an-Nasa'i, dan lainnya).
Artikel ini telah tayang di detikHikmah. Baca selengkapnya di sini.
(iqk/iqk)