Warga Bandung Harus Gali Sumur Lebih Dalam gegara Krisis Air Tanah

Warga Bandung Harus Gali Sumur Lebih Dalam gegara Krisis Air Tanah

Sudirman Wamad - detikJabar
Kamis, 02 Feb 2023 14:15 WIB
Potret apartemen mewah yang berlatarkan pemukiman kumuh di Kota Bandung, Jawa Barat mendadak viral di media sosial (medsos). Pemandangan ini bisa dilihat di atas Jembatan Sungai Cikapundung yang berada di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong.
Potret permukiman di Kota Bandung (Foto: Wisma Putra)
Bandung -

Kondisi air tanah di Kota Bandung dan sekitarnya kritis. Muka air tanah di Kota Kembang mengalami penurunan, bahkan mencapai 60 hingga 100 meter. Sejumlah warga di kawasan Jalan Rancabolang Kecamatan Rancasari Kota Bandung harus mengebor sumber air tanah lebih dalam, yakni mencapai 80 meteran.

Salah seorang warga RW 9 Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Abi (38) mengaku harus mengebor lebih dalam ketimbang tetangganya. "Kalau saya air tanahnya kedalaman sampai 80 meteran. Ya lumayan dalam," kata Abi saat berbincang dengan detikJabar di rumahnya, Kamis (2/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Abi mengatakan kedalaman sumber air tanah antara miliknya dengan saudaranya berbeda. Padahal, jarak rumahnya tak kurang dari 10 meter. Namun, proses pengeborannya berbeda satu tahunan.

"Kakak saya dulu. Kakak saya dulu awalnya sekitar 45 sampai 50 meteran. Waktu itu sudah muncul air, kencang airnya. Kemudian, sekarang tambah dalam sekitar 72 meteran. Saya 80 meteran," ucap Abi.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Ketua Forum RW Kota Bandung Lily Maulana mengaku merasakan kondisi air tanah yang kritis. "Ya kita merasakan. Ini kan dampaknya ke distribusi air tanah yang sulit akhirnya," kata Lily.

Lily mengatakan kondisi tersebut dirasakan juga di kawasan Bandung Utara. Menurut Lily, harusnya masyarakat di Bandung Utara bisa mudah mendapatkan air. Namun, karena imbas pembangunan dan lainnya, warga sekitar sulit mendapatkan air.

"Harusnya ya, secara geografis Bandung Utara bisa memanfaatkan sumber air gunung atau mata air. Tapi, kondisinya sekarang memang sulit. Air tanah juga harus dalam, kan dataran tinggi," kata Lily.

Sebelumnya, Hasil kajian Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGL) Badan Geologi menyebut kondisi muka air tanah di Bandung Raya kritis. Muka air tanah di Kota Bandung dan sekitarnya semakin menurun sekitar 60 meter hingga 100 meter.
Kepala PATGL Badan Geologi Rita Susilawati mengatakan ada beberapa zona konservasi terkait air tanah, dari zona aman hingga kritis. Zona konservasi muka air tanah disebut aman ketika kedalamannya mencapai 20 hingga 40 meter.

"CAT (cekungan air tanah) di Bandung Raya itu berkisar antara 60 meter sampai 100 meter dari sebelumnya, jadi kita ini (di Bandung) harus ngebor (untuk memanfaatkan air tanah) semakin dalam," kata Rita kepada awak media di kantor Badan Geologi, Rabu (1/2/2023).

(sud/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads