Bursa kandidat Calon Wali Kota Bandung 2024 mulai menghangat. Setelah sebelumnya masih belum terang-terangan menunjukan ketertarikannya terjun di dunia politik, Atalia Praratya, istri Gubernur Ridwan Kamil kini mulai menunjukkan diri usai mengantongi restu dari sang suami.
Ya, Atalia sebelumnya mengaku sudah mendapatkan izin dari Ridwan Kamil untuk maju Pilkada Kota Bandung 2024 mendatang. Hanya saja, ia masih menimang-nimang pilihan itu lantaran ingin fokus mengurus keluarga. Atalia juga mempertimbangkan masuk partai yang sama dengan RK yaitu Partai Golkar.
Dapat restunya Atalia dari Ridwan Kamil untuk maju Pilwalkot Bandung ini kemudian ditanggapi sejumlah partai. Namun menurut Pengamat politik Universitas Padjajaran (Unpad) Muradi, Atalia bisa saja mengikuti jejak suaminya dulu di Kota Bandung dengan cara maju melalui jalur independen maupun tanpa harus menjadi kader partai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama walaupun masuk partai, etikanya ya tidak jauh beda dengan partainya RK (Ridwan Kamil). Yang kedua, kalau memang misalnya tidak terburu-buru, Atalia bisa mencalonkan diri sebagai calon independen," kata Muradi kepada detikJabar, Rabu (1/2/2023).
"Atau negosiasi dengan parpol. Jadi tidak perlu masuk ke parpol sebagai calon wali kota. Bisa ikuti jejak RK atau memilih jadi calon independen. Jadi kalau menurut saya, saran saya jangan buru-buru juga gabung parpol. Karena, secara etika khawatirnya berbeda (parpol dengan Ridwan Kamil). Karena, Golkar di Kota Bandung kan tidak terlalu bagus," ucap Muradi menambahkan.
Tapi yang pasti, jika memilih maju di Pilwalkot Bandung, Atalia takkan bisa lepas dari bayang-bayang Ridwan Kamil. Pasalnya, Atalia terbantu dengan ketokohan Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil. Muradi pun menilai saat ini Atalia terkesan menunggu keputusan dan hasil Ridwan Kamil maju ke mana. Sebab, hal ini bisa memberi gambaran Atalia untuk menentukan langkah politiknya.
"Ini yang kelihatan kentara kan posisi Bu Atalia nempel dengan RK. risikonya Bu Atalia ada dibayang-bayang RK," ucap Muradi.
Satu yang paling digarisbawahi oleh Muradi yaitu persoalan isu dinasti politik jika Atalia mau maju Pilkada. Isu ini tentu bakal menerjang keluarga Ridwan Kamil, meskipun dinamikanya bisa saja berubah di kemudian hari. "Bisa jadi memungkinkan isunya bergerak ke itu juga (dinasti politik). Tapi, ini kan masih wacana," ucapnya.
Tak hanya soal isu dinasti politik, isu ketokohan perempuan juga dinilai masih sensitif untuk di Kota Bandung. Sekadar diketahui, selama ini Kota Bandung tak pernah dipimpin tokoh perempuan. Sejarah mencatat demikian.
"Memang bukan perkara mudah di Jabar calon pemimpin perempuan itu. Isunya memang agak bergesekan dengan agama ya. Tapi dengan kapasitasAtalia bisa dicoba. Siapa tahu mungkin dia yang jadi pertama wali kota dari perempuan kan. Kota Bandung itu agak sedikit tidak terlalu menerima calon perempuan," ucapMuradi.
"Ya baguslah biar banyak pilihan," kata Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Bandung Iman Lestariyono sembari tertawa saat berbincang dengan detikJabar.
"Kota Bandung itu disebut gede, tapi kecil. Disebut kecil, ya gede banget. Jadi harus berkolaborasi, tidak bisa sendirian. Pasti harus kolaborasi," ucap Iman.
Iman mengatakan kontestasi politik harus disikapi dengan positif. Ia tak menganggap hal ini sebagai kompetisi. Iman juga mengatakan keputusan tentang Pilwalkot Bandung 2024 ke depan bakal ditentukan oleh hasil Pileg.
"Kemudian kalau terkait dengan tahapan sekarang tidak bisa satupun mengklaim calon wali kota. Karena ditentukan dengan Pileg 2024," ucap Iman.
NasDem juga menilai majunya Atalia adalah hal yang biasa. NasDem menghargai keinginan setiap tokoh yang ingin maju di Pilwalkot Bandung.
"Kalau kita sendiri menghargai keinginan siapapun putra-putri terbaik bangsa yang ingin maju memimpin daerahnya masing-masing. kita sih biasa saja. silakan saja," kata Ketua DPD Parta NasDem Rendiana Awangga.
Respons santai juga ditunjukan Partai Golkar. Golkar menilai Atalia yang mendapat restu Ridwan Kamil untuk maju di Pilwalkot Bandung adalah hal yang wajar dalam dunia politik. Namun, Golkar saat ini fokus pada kemenangan di Pileg dan Pilpres 2024.
"Ya itu hal yang wajar-wajar saja. Tetapi kepastiannya setelah nanti diputuskan oleh DPP tentunya. Saat ini kita sedang fokus untuk memenangkan Pileg dan Pilpres," kata Ketua DPRD Partai Golkar Edwin Senjaya.
Komentar menohok lantas dilontarkan PDI Perjuangan. PDIP mulanya mengaku tak ciut nyali untuk berhadapan dengan Atalia pada Pilwalkot Bandung 2024. Partai berlambang banteng moncong putih itu menyikapi isu Atalia yang dapat restu Ridwan Kamil itu dengan santai.
"Nggak papa. Bagi PDI Perjuangan mah santai. PDI Perjuangan punya kader-kader terbaik. Kemudian, hari ini kan masih penjajakan, santai," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Achmad Nugraha.
Politikus yang akrab disapa Ahnug itu menyinggung soal kualitas kepemimpinan. Ahnug mengatakan negara dan daerah sejatinya harus dipimpin oleh tokoh yang memiliki kualitas, bukan tokoh yang mengandalkan popularitas.
"Harusnya calon itu yang betul-betul berkualitas. Bukan soal popularitas. Pemimpin yang paham tentang rakyatnya, tahu tentang rakyatnya. Memainkan popularitas untuk mengangkat elektabilitas, termasuk elektabilitas parpol ya yang jadi korban rakyat," ucap Ahnug yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bandung itu.
Ahnug berharap masyarakat bisa cerdas dalam memilih pemimpin. Memilih pemimpin tak hanya berpatokan pada indikator suka, atau tidak suka. Tetapi, lanjut dia, memilih pemimpin itu harus berdasarkan pada kapasitas dan kemampuannya.
"Kemampuan memimpin, negarawan, mengurus rakyat, dan lainnya. Termasuk kemampuan mau untuk berdekatan dengan rakyat. Kalau hanya polesan make up politik, kasihan rakyatnya. Orisinal saja, nggak pakai make up politik apa-apa," pungkasnya.