Menjaga Hubungan dengan Alam Lewat Observatorium Bosscha

Menjaga Hubungan dengan Alam Lewat Observatorium Bosscha

Whisnu Pradana - detikJabar
Rabu, 01 Feb 2023 10:00 WIB
Observatorium Bosscha
Observatorium Bosscha. (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Ketika mendengar Observatorium Bosscha, yang bakal dibayangkan pertama kali yakni bentuknya uniknya dan film Petualangan Sherina yang dirilis pada awal tahun 2000-an silam.

Observatorium Bosscha sendiri merupakan sebuah tempat peneropongan benda langit dan fenomena astronomi di Jalan Peneropongan Bintang, Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Kini, bangunan ikonik dan jadi kebanggaan Tanah Air itu genap berusia 100 tahun. Kiprah observatorium itu dimulai pada tahun 1923, tepat saat pembangunannya mulai dilaksanakan di bulan Januari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangunan ikonik Observatorium Bosscha tersempil di antara rimbun pepohonan Berada di bawah naungan Institut Teknologi Bandung (ITB) masih berdiri kokoh. Teropongnya yang luar biasa besar masih beroperasi dengan baik.

"Kita bangga dan senang, bersyukur juga kalau (Observatorium) Bosscha jadi ikon. Tapi juga jadi kesempatan kita untuk mawas diri, orang melihat kita (Observatorium Bosscha) sebagai apa," ujar Kepala Observatorium Bosscha, Premana W. Premadi saat berbincang dengan detikJabar.

ADVERTISEMENT

"Perspektif itu nggak selalu simetrik. Jadi apa yang dilihat orang dan kita lihat nggak sama. Itu yang perlu kita pahami," tambahnya.

Premana mencontohkan kala orang banyak datang ke Observatorium Bosscha menunjukkan kesan yang tak biasa. Mereka amat menikmati suasana tenang yang langsung menyergap sejak dari gerbang masuk.

"Apa yang dirasakan orang saat datang ke Bosscha? Paling simpel, suasananya beda. Nggak seperti suasana kota. Ternyata orang itu butuh reses dari hiruk pikuk. Itu kesan paling sederhana orang datang ke Bosscha," tutur Premana.

Premana mengaku banyak berbincang dengan pengunjung yang datang sebelum ditutup sementara gegara pandemi COVID-19 di awal tahun 2020 lalu. Saat itu, banyak orang menjadikan Observatorium Bosscha sebagai media mengingat dan menikmati hal yang mereka lupakan sementara waktu.

"Ternyata, diperlihatkan langit juga jadi sesuatu kesenangan buat orang saat datang ke Bosscha. Ternyata manusia modern semakin sedikit menyempatkan diri melihat langit. Nah datang ke sini itu serasa diingetin," kata Premana.

"Ya sesekali lihat langit, kalau langit itu setia pada kita. Mbok ya kita juga setia padanya. Jadi itu yang kita sering dengar dari masyarakat. Dan banyak juga yang belajar soal dunia astronomi. Makanya kita menganggap Bosscha sebagai unit yang dipercaya masyarakat mengemban itu semua," lanjut Premana.

Ternyata apa yang dirasakan banyak orang selain peneliti, pengelola, dan staf Observatorium Bosscha ada korelasinya dengan syarat pembangunan dan letak sebuah observatorium.

"Nah syarat sebuah observatorium itu juga ternyata ketenangan dan harmonisasi dengan alam dan lingkungan," ucap Premana.

(mso/orb)


Hide Ads