Kisah Pengayuh Becak Karawang di Tengah Kemajuan Zaman

Kisah Pengayuh Becak Karawang di Tengah Kemajuan Zaman

Irvan Maulana - detikJabar
Minggu, 29 Jan 2023 01:01 WIB
Para pengayuh becak saat mendapat penyuluhan dari Polisi Karawang.
Para pengayuh becak saat mendapat penyuluhan dari Polisi Karawang (Foto: Istimewa).
Karawang -

Kisah pilu tukang becak di Pasar Baru Karawang, berjuang hidup mengandalkan otot kaki untuk menafkahi keluarga meski luput dari perhatian pemerintah.

Para tukang becak kerap luput dari perhatian pemerintah, sebab alat transportasi konvensional tersebut dianggap tidak resmi dan tak menghasilkan pajak bagi pemerintah.

Seperti yang dirasakan tukang becak bernama Aryo (50), warga Poponcol, Desa Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang. Dia merupakan salah satu tukang becak di Pasar Baru Karawang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sudah 13 tahun jadi tukang becak. Hasilnya memang tak seberapa, tapi ini lah satu-satunya cara saya mencari nafkah halal buat keluarga," ujar Aryo, saat ditemui ketika mengkuti penyuluhan lalu lintas di Pasar Baru Karawang, Sabtu (28/1/2023).

Ia menerangkan, selain sulitnya mencari penumpang, perjalannya mengayuh becak juga tak mudah. Karena kerap kali ditegur pengendara lain saat di jalanan.

ADVERTISEMENT

"Dibilang capek iya, tapi kadang kesel juga. Tiba-tiba pas lagi narik suka diklaksonin, kadang ditegur, katanya lambat, macet. Padahal kita sama-sama lagi usaha di jalan," kata dia.

Selain sulitnya penumpang yang didapat, teguran pengguna jalan lain kerap kali menghiasi perjalanan para tukang becak termasuk Aryo.

"Yah memang sulit, kita juga mau gimana lagi namanya di jalan. Kadang saya malah cuma ngambil bongkar muat sama antar barang di pasar aja dari pada ngantar penumpang, karena takut ditegur di jalan raya," imbuhnya.

Dapat Penyuluhan Polisi

Di sisi lain, imbas luput dari perhatian pemerintah dan dianggap jadi biang kemacetan jalanan, kini puluhan tukang becak dapat penyuluhan lalu lintas, dari personel Polres Karawang.

Kapolres Karawang AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengatakan, becak merupakan angkutan umum konvensional yang mesti diperhatikan oleh intansi terkait, salah satunya kepolisian.

"Alhamdulillah kami bisa bersilaturahmi dengan saudara kami para tukang becak, sembari melakukan penyuluhan edukasi lalu lintas," ujar Wirdhanto, saat diwawancara usai penyuluhan tukang becak di Pasar Baru Karawang, Sabtu (28/1/2023).

Ia menjelaskan, penyuluhan edukasi lalu lintas ini merupakan upaya untuk mengurangi masalah gangguan lalu lintas, dan menyerap aspirasi tukang becak yang sering luput dari perhatian pemerintah.

"Kami juga dengar aspirasi atau curhatan mereka, mengenai hal-hal yang mereka alami baik saat beraktivitas sebagai tukang becak atau keseharian mereka, dengan harapan bisa membantu mengurangi beban mereka," kata dia.

Selain melakukan penyuluhan pihaknya juga memberikan bantuan sembako serta uang tunai kepada puluhan tukang becak, yang mayoritas dalam kondisi ekonomi lemah.

"Alhamdulillah, sedikit kami berikan tali asih untuk mengurangi beban keluarga mereka (tukang becak). Harapan kami semoga tukang becak ini kedepan lebih tertib berkendara, dan masyarakat pengendara lain bisa saling menghargai dan tertib berkendara," katanya.

Di sisi lain. Suharyono seorang tukang becak yang saat itu ikut penyuluhan lalu lintas mengaku. Dirinya baru kali ini diperlakukan selayaknya sopir angkutan umum lain.

"Yah Alhamdulillah, bisa silaturahmi sama Pak Kapolres. Baru kali ini kami diperlakukan semacam ini (diberi sembako dan penyuluhan), seperti sopir-sopir lain," ujar Yono.

Biasanya, kata Yono, tukang becak sendiri, tak pernah diperhatikan. Bahkan sering dikomplain sebagian pengendara lain karena perjalanannya terhambat.

"Kita memang sering yah dikomplain, mungkin karena becak ini lambat jadi dianggap menghambat katanya macet lah, apa lah. Cuma kita juga kan sama-sama mencari nafkah di jalan," pungkasnya.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads