Kuliner 'nasi minyak' viral di media sosial. Banyak masyarakat yang penasaran mencicip makanan tersebut. Namun ada ancaman kesehatan di balik kuliner yang satu ini.
Dilansir detikHealth, spesialis penyakit dalam dari Junior Doctor Network Indonesia, dr Andi Khomeini Takdir Haruni atau yang disapa dr Koko menyebut terdapat risiko dari konsumsi minyak berlebih yakni dislipidemia hingga aterosklerosis atau pengapuran dinding pembuluh darah.
Baca juga: 6 Obat Herbal untuk Menurunkan Kolesterol |
Ancaman tersebut tidak hanya untuk orang dewasa tua, dokter juga menyoroti bahaya kebiasaan makan makanan berminyak pada kelompok muda-mudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau anak-anak muda pada gemar makan yang nggak sehat, misal goreng-gorengan kol serba digoreng ya mereka kita takutkan terkena penyakit degeneratif lebih awal," katanya seperti dikutip dari detikHealth, Sabtu (21/1/2023).
"Jadi penuaan dini. Itu yang bisa dibilang Indonesia emas malah jadi Indonesia jompo kalau kita nggak ngerem pola hidup yang nggak sehat itu," sambungnya.
Lebih lanjut dr Koko mengingatkan, usia muda justru merupakan kesempatan untuk menabung. Salah satunya, terkait kondisi tubuh untuk masa tua mendatang.
"Justru karena masih muda, di situlah justru kita harus benar-benar nabung. Bisa modelnya kesehatan, uang, pengalaman. Kalau saya sih titik tumpunya kesehatan sehingga pada saat nanti usia lebih tua, itu penyakit degeneratif bisa lebih minimal kejadiannya," imbuh dr Koko.
Baca juga: Penyebab Tubuh Terasa Lemas Setelah BAB |
Jika makanan berminyak terlalu sering dikonsumsi, sejumlah penyakit mengancam. dr Koko menyebut seseorang bisa menderita aterosklerosis atau pengapuran pembuluh darah. Jika sudah terjadi demikian, salah satu risikonya yakni terhambatnya asupan oksigen ke organ yang mengalami aterosklerosis.
"Kalau aterosklerosis terjadi di jantung atau pembuluh darah jantung maka bisa mengganggu suplai makanan ke otot jantung. Di tempat lain juga kayak gitu. Kalau terjadi di kaki, di otak, atau di mana itu bisa mengganggu suplai makanan atau oksigen yang ada ateriosklerosisnya," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini.