Heboh Spanduk Ancaman Golput gegara Jalan Rusak di Sukabumi

Heboh Spanduk Ancaman Golput gegara Jalan Rusak di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Kamis, 19 Jan 2023 15:00 WIB
Spanduk ancaman golput gegara jalan rusak di Sukabumi.
Spanduk ancaman golput gegara jalan rusak di Sukabumi. (Foto: Istimewa)
Sukabumi -

Sebuah spanduk berlatar warna kuning menyebar di aplikasi perpesanan. Spanduk itu diduga dipasang untuk memprotes kerusakan jalan di wilayah Kabupaten Sukabumi.

Penelusuran detikJabar, spanduk itu diduga terpasang di ruas jalan yang menghubungkan empat kecamatan di Kabupaten Sukabumi, yakni Kecamatan Bojonggenteng, Kecamatan Kalapanunggal, Kecamatan Kabandungan dan Parungkuda. Kalimat dalam spanduk itu berbahasa Sunda.

"Bade Tumaros..... Jalan Teh Bade Diomean Moal? MUN MOAL WARGA 3 KECAMATAN BADE GOLPUT. TOS 5 TAUN TEU DIOMEKEUN (Mau bertanya, jalan mau dibetulkan tidak? Kalau tidak warga 3 kecamatan mau Golput. Sudah 5 tahun tidak dibetulkan)," demikian isi tulisan dalam foto spanduk yang tersebar itu, Kamis (19/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DetikJabar melakukan penelusuran ke lokasi tersebut, sejumlah warga mengatakan spanduk itu sudah dilepas tidak lama setelah dipasang. Untuk waktu kapan spanduk dipasang, warga tidak mengingatnya. Namun ia membenarkan kondisi jalan sekitar memang rusak.

"Kondisi jalan di sini memang rusak parah, nikmat sekali kalau di lintasi bemper pada hancur, sering servis," sindir Setiawan (52), warga sekaligus sopir angkot di kawasan Kalapanunggal saat dikonfirmasi detikJabar.

ADVERTISEMENT

Setiawan mengatakan saat hujan kondisi jalan semakin parah. Bahkan ia menyamakan kondisinya seperti lintasan sungai kering.

"Kalau hujan seperti wahangan saat (sungai kering), belum tersentuh perbaikan dari dulu. Ini jalan penghubung, Kecamatan Kabandungan, Kalapanunggal, Bojonggenteng dan Parungkuda," ujarnya.

"Kalau harapan untuk semua, jalan inginnya bagus, ini kurang lebih 15 kilometer jalan yang rusak," imbuhnya.

Saat ditanya soal spanduk berisikan ancaman untuk golput, Setiawan mengaku mengetahui namun saat ini sudah tidak terpasang. "Iya tahu, dipasang di pas jalan hancur sekali di Citangkil. Itu karena kekesalan masyarakat, karena jalannya rusak. Kalau spanduknya sekarang sudah tidak ada," tuturnya.

Jalan rusak di Sukabumi.Jalan rusak di Sukabumi. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

Bantah Warga Ancam Golput

Kawasan jalan rusak Citangkil yang disebut sebagai lokasi terpasangnya spanduk berada di wilayah Desa Berkah, Kecamatan Bojonggenteng. Pengamatan di lokasi, titik jalan di wilayah itu memang mengalami kerusakan parah. Hal itu dibenarkan Kades Berkah Andiansyah.

"Itu dipasangnya di daerah Citangkil itu ada dua titik yang dipasang spanduk, saya juga tidak bisa memastikan siapa yang memasang, tetapi yang bisa saya pastikan yang memasang itu bukan warga (Desa) Berkah," ungkap Andriansyah kepada detikJabar.

Namun, soal ancaman golput dari warga, Andriansyah membantah. Ia mengatakan, spanduk itu entah dipasang siapa dan dipastikan pemasang spanduk bukanlah warganya.

"Jadi memang kondisi jalan rusaknya itu sudah lama pernah di perbaiki tahun 2019 tapi cuma bertahan beberapa bulan yang di Citangkil itu sampai sekarang belum ada perbaikan lagi, memang dulu itu sempat kami tanyakan pula ke dinas pada waktu 2019 itu dari PU janjinya akan di perbaiki 2020 dari DAK Provinsi, jelas Andriansyah.

Namun perbaikan itu tidak kunjung datang, hal itu terkendala adahya refocusing anggaran untuk penanganan COVID-19.

"Anggarannya tidak ini, tidak turun, setiap tahun juga dari desa mengajukan melalui Musrenbang Des, Musrembang Kec, akhirnya mungkin, kalau kemarin saya dapat statement resmi dari Pak Kepala Dinas, tahun sekarang mau diperbaiki tahun 2023 ini," ujar Andriansyah.

Andriansyah kemudian menanggapi soal spanduk ancaman Golput yang beredar. Ia mengatakan jika spanduk itu terpasang pada 30 Desember 2022 di Jalan Citangkil.

"Spanduk itu dipasangnya di daerah Citangkil, itu ada dua titik yang dipasang spanduk. Saya juga tidak bisa memastikan siapa yang memasang, tetapi yang bisa saya pastikan yang memasang itu bukan warga Berkah," ucapnya.

"Spanduk itu ketika kami dari tim pemerintah desa bersama Karang Taruna sore ke sana sudah tidak ada. Katanya dari pagi sampai dzuhur, ketika sore ke sana mau lihat ternyata sudah tidak ada," sambung dia.

Lebih jauh Andriansyah, menyebut warganya memang ingin ada perbaikan jalan. Namun warga Desa Berkah juga memahami tahapan proses hingga perbaikan tersebut.

"Masyarakat setempat sebetulnya merindukan perbaikan jalan, tetapi mereka tidak mau seperti itu sampai mengancam golput. Mereka kan sering mengajukan ke desa setiap tahun, mereka juga paham ini perlu proses, juga ini bukan kewenangan pihak desa," ungkapnya.

"Jalan ini menghubungkan bukan hanya kecamatan, tetapi bisa menghubungkan ke kabupaten lain. Kalau warga kita mau ke Bogor itu bisa lewat Leuwiliang, jalur itu yang dipakai," pungkasnya.

(sya/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads