Ambisi Golkar Rebut Kembali Kursi Wali Kota Bandung

Ambisi Golkar Rebut Kembali Kursi Wali Kota Bandung

Sudirman Wamad - detikJabar
Selasa, 17 Jan 2023 19:00 WIB
Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandung Edwin Senjaya
Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandung Edwin Senjaya. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Bandung -

Partai Golkar tengah meracik strategi untuk bertarung di Pilwalkot Bandung 2024. Golkar punya target raihan suara dan kursi di Pileg Kota Bandung 2024. Kursi di Pileg tersebut sebagai kunci bisa bertarung di Pilwalkot Bandung.

Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandung Edwin Senjaya mengatakan Golkar menargetkan bisa meraih 10 kursi di DPRD Kota Bandung pada 2024 atau 20 persen dari 50 kursi DPRD.

"Minimalnya dari enam kursi sekarang jadi delapan. Bertambahnya kursi dan suara otomatis peluang kita di Pilkada, dan sebagainya terbuka lebar," kata Edwin kepada detikJabar di kantor DPD Partai Golkar Kota Bandung, Selasa (17/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edwin mengatakan persiapan untuk kader yang bakal maju di Pileg juga sudah dilakukan. Golkar masih menggodok sejumlah kadernya. Nantinya akan dipilih 50 kader terbaik Golkar untuk maju di Pileg Kota Bandung 2024.

Edwin juga menyinggung soal koalisi untuk Pilkada mendatang. Menurutnya, perolehan kursi Pileg menentukan sikap partainya untuk berkoalisi. "Kalau misal Golkar dapat 10 kursi, bisa mencalonkan diri. Atau nanti kita ingin menentukan koalisi dengan siapa, hasil perolehan kursi ini akan menentukan siapa Bandung 1 dan bandung 2 (calon wali kota dan wakil wali kota)," ucap Edwin.

ADVERTISEMENT

Edwin mengatakan untuk koalisi di daerah sejatinya tak harus mengikuti pusat. Daerah bisa menyesuaikan berkoalisi dengan partai manapun untuk bisa meraih kemenangan di Pemilu.

Calon Wali Kota

Saat ini, Partai Golkar tengah merekomendasikan Edwin untuk maju sebagai calon Wali Kota Bandung pada Pilwalkot 2024. Hasil dari rakerda dan musda merekomendasikan Edwin sebagai bakal calon wali kota.

"Sudah keluar rekomendasinya, mengerucut satu nama untuk didorong pada 2024, kebetulan namanya nama saya. Tapi, ini proses. Mekanisme akan ditentukan oleh DPP," kata Edwin.

Edwin menegaskan Golkar saat ini lebih fokus untuk bisa meningkatkan suara dan kursi pada Pileg. "Karena perolehan suara Pileg Kota Bandung itu menentukan Pilkada," ucap Wakil Ketua DPRD Kota Bandung itu.

Sekadar diketahui, pada Pilwalkot Bandung tahun 2013 dan 2018, Golkar tak pernah absen mengusung kadernya menjadi calon wali kota. Pada 2018, Partai Golkar menggandeng PKB dan Demokrat. Kader Golkar yakni Nurul Arifin diusung sebagai calon wali kota. Namun, gagal. Koalisi ini kalah dari pasangan almarhum Oded Muhammad Danial dan Yana Mulyana, yang diusung Gerindra dan PKS.

Pada 2013, Golkar mengusung kadernya yakni M Qudrat Iswara yang berpasangan dengan Asep Dedy. Koalisi ini terbilang gemuk, ada 15 partai yang tergabung dalam koalisi ini. Namun, Iswara tetap tak bisa menang. PKS dan Gerindra yang mengusung Ridwan Kamil dan almarhum Oded berhasil menang.

Sebelum hajat besar demokrasi pada 2013 dan 2018, Golkar sempat bertakhta di kursi eksekutif Kota Bandung. Kader Partai Golkar Dada Rosada menjadi Wali Kota Bandung selama 10 tahun atau dua periode, yakni 2003-2013. Dada tak seutuhnya berbaju Golkar, ia pernah pindah partai ke Demokrat pada 2010.

(sud/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads