Horor Unjuk Rasa di Peru, Polisi Dibakar Hidup-hidup

Kabar Internasional

Horor Unjuk Rasa di Peru, Polisi Dibakar Hidup-hidup

Tim detikNews - detikJabar
Rabu, 11 Jan 2023 20:30 WIB
Residents surround coffins during a vigil for the more than a dozen people who died during the unrest in Juliaca, Peru, Tuesday, Jan. 10, 2023. At least 17 people died Monday in southeast Peru as protests seeking immediate elections resumed in neglected rural areas of the country still loyal to ousted President Pedro Castillo. (AP Photo/Jose Sotomayor)
Peti mati para korban tewas dalam kerusuhan di Peru (Foto: AP Photo/Jose Sotomayor)
Peru -

47 orang dilaporkan tewas dalam insiden unjuk rasa yang berawal sejak lengsernya mantan Presiden Peru Pedro Castillo. Tragedi itu juga menelan korban jiwa dari pihak kepolisian dengan cara yang mengenaskan.

Mengutip detikNews dari Associated Press, Rabu (11/1/2023) insiden itu bermula ketika polisi bernama Jose Luis Soncco Quispe, yang berusia 29 tahun, sedang berpatroli dengan seorang rekan polisi lainnya di Juliaca, sebuah kota dekat perbatasan Peru dengan Bolivia dan Danau Titicaca, pada Senin (9/1) malam waktu setempat.

Saat bertugas, tiba-tiba ratusan orang menyerang mereka lalu membakar kendaraan mereka. Rekan patroli Soncco, yang bernama Ronald Villasante Toque, berhasil selamat dalam serangan itu. Villasante dilarikan ke sebuah rumah sakit di ibu kota Lima dengan sejumlah luka di bagian kepalanya setelah dipukuli massa.

Dituturkan Villasante bahwa dirinya dan Soncco 'disekap dan diserang oleh sekitar 350 pengunjuk rasa'. Dia mengakui tidak menyadari apa yang terjadi pada Soncco usai serangan itu.

Perdana Menteri (PM) Alberto Otarola mengonfirmasi kematian Soncco dalam sesi di Kongres Peru. Dia menyebut kedua polisi itu diserang oleh demonstran.

"Polisi tiba di lokasi kejadian dan mendapati bahwa salah satu polisi telah dipukuli dan diikat, dan satu polisi lainnya, Luis Soncco Quispe, sangat disayangkan telah meninggal dunia. Dia dibakar hidup-hidup di dalam mobil patrolinya," ucap Otarola dalam pernyataannya.

Otarola juga mengumumkan pemberlakuan jam malam selama tiga hari, mulai pukul 20.00 waktu setempat hingga pukul 04.00 waktu setempat di wilayah Puno. Hari berkabung untuk para korban tewas juga ditetapkan pada Rabu (11/1) waktu setempat.

Kantor Ombudsman Peru dalam pernyataan terpisah menyebut bahwa sejak unjuk rasa dimulai pada awal Desember lalu setelah Castillo langkah, sedikitnya 39 warga sipil tewas dalam bentrokan dengan polisi dan sekitar tujuh orang lainnya tewas dalam kecelakaan lalu lintas, ditambah satu polisi yang tewas.

Unjuk rasa terus berlanjut di berbagai wilayah Peru, dengan para demonstran menyerukan pemilu segera dilanjutkan di area-area pedesaan terabaikan yang masih loyal pada Castillo.

Unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan itu dimulai setelah pencopotan dan penangkapan Castillo, yang dikecam secara luas karena berupaya membubarkan Kongres Peru demi mencegah pemakzulan dirinya.

Artikel ini telah tayang di detikNews dengan judul Ngeri Demo Antipemerintah di Peru Renggut 47 Nyawa, Polisi Dibakar!

(yum/yum)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT