Sepak Bola Ala Anak Naripan Bandung: Demi Bahagia, Meski Bahaya

Sepak Bola Ala Anak Naripan Bandung: Demi Bahagia, Meski Bahaya

Sudirman Wamad - detikJabar
Sabtu, 07 Jan 2023 08:30 WIB
Anak-anak bermain bola di taman dekat jalanan.
Anak-anak bermain bola di taman dekat jalanan (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
Bandung -

Reza, bocah 15 tahun berkaus Chelsea berdebat dengan lawan mainnya perihal out atau bola keluar lapangan. Reza merupakan satu dari belasan anak-anak di Kampung Naripan Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, yang rutin bermain bola di Taman Sepeda.

Anak-anak di Kampung Naripan memang rutin bermain sepak bola di Taman Sepeda setiap sore hari. Ya, taman. Bukan lapangan bola atau futsal asli. Tak ada tiang gawang, garis lapangan, hingga wasit. Aturan bermain bola di Taman Sepeda ini serampangan. Hanya berdasarkan kesepakatan bersama antar tim yang bertanding.

Waktu bermainnya pun juga tak menentu. Tiang gawang diganti dengan sandal milik beberapa pemain. Lebar gawang diatur hanya tujuh langkah. Garis keluar lapangan juga tak pakai penanda, out jika bola sudah keluar taman atau mengenai mobil yang terparkir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reza kala itu memungut bola yang keluar taman, bola sepekan salah seorang pemain lawan Reza melebar ke Jalan Ahmad Yani. Bahkan, bola plastik yang digunakan itu sempat menyentuh kendaraan yang melintas.

Lemparan dilakukan, pemandangan yang aneh. Melempar bola di tempat parkir, diiringi deru kendaraan yang lalu-lalang di Jalan Ahmad Yani dan Naripan.

ADVERTISEMENT

Tak bisa dihitung berapa kali bola plastik itu menyentuh kendaraan yang melintas. Selain itu, kendaraan yang melintas juga kerap membunyikan klakson saat 'pemain' mencoba memungut bola di jalan.

Sepak bola di Taman Sepeda memang serampangan dan berbahaya. Di sisi lain, anak-anak kampung Naripan juga menginginkan bahagia dengan bermain bola. Sepak bola jalanan, tak kenal aturan FIFA.

"Karena tidak ada lapangan bola di sini. Sudah dari dulu nggak ada, jadi main di sini saja," kata Reza usai bermain bola di Taman Sepeda Kota Bandung saat berbincang dengan detikJabar sore itu.

Peluit panjang tanda berakhirnya permainan adalah saat suara orang mengaji di masjid-masjid sekitar Kampung Naripan, atau menjelang Maghrib. Reza kala itu baru saja merampungkan satu pertandingan.

"Dulu kalau tidak salah ada lahan kosong di dekat dokter gigi, tapi sekarang sudah dibangun optik," ucap Reza.

Ia juga merasa bermain sepak bola di taman dan dengan arus lalu lintas yang padat saat sore hari sangatlah berbahaya. Namun, rasa bahagia mengaburkan itu semua.

"Sudah biasa, ya hati-hati juga kalau ambil bola yang ke jalan. Ilang rasa khawatirnya karena senang," kata Reza sembari tertawa.

Di balik tawanya itu, Reza menyimpan harapan agar ada lapangan sepak bola atau tempat bermain lainnya di sekitar Kampung Naripan. "Ya penginnya mah punya lapangan di sini," ucapnya.

Senada disampaikan Wilson. Ia mengaku sejak kecil hingga lulus SMA bermain sepak bola di Taman Sepeda. Wilson mengaku keterbatasan lahan menjadi alasan utama anak-anak tetap memilih bermain sepak bola di taman. Meski fasilitas taman tak memadai untuk bermain bola.

"Ya karena tidak ada lapangan bola. Ada lapangan yang benar tapi jauh. Sudah lama juga di sini," kata Wilson.

Wilson berharap anak-anak di Kampung Naripan bisa bermain bola tanpa rasa bahaya. Lapangan sepak bola adalah impian anak-anak Kampung Naripan.

(sud/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads