Jalan rusak ditambah tak adanya jembatan menjadi pemandangan sehari-hari bagi warga yang bermukim di Kampung Cikurutug, Desa Mekarsari, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur. Jangan berharap mobil bisa melintas. Sarena motor saja harus bersusah payah untuk bisa tiba di sana.
Imbasnya pun terasa. Pada Selasa (3/1/2023) kemarin, warga di Kampung Cikurutug harus menandu jenazah yang jaraknya mencapai 16 kilometer. Perjuangan warga pun membutuhkan waktu hingga 6 jam yang dimulai pukul 16.00 WIB hingga 22.00 WIB.
Bermodal sebilah batang bambu dan dua helai sarung, 30 orang harus bersusah payah melalui 'jalan neraka' dengan menandu jenazah pria muda melalui yang menjadi korban kecelakaan di Purwakarta. Dia tadinya sempat dirawat di RS di sana, namun nyawanya tak tertolong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Purwakarta, pihak keluarga kemudian memutuskan memakamkan jenazah tersebut ke kampung halamannya di Cikurutug. Namun, mobil ambulans yang membawa jenazah tersebut hanya bisa mengantar hingga jalan utama Naringgul di Kampung Cigahu, Desa Wangunjaya.
"Begitu mendapatkan kabar ada warga yang meninggal dan akan dibawa ke kampung, warga sudah langsung siap-siap di pinggir jalan. Karena memang jalan tidak bisa dilalui mobil, harus ditandu. Makanya begitu jenazah datang, kami langsung siapkan tandu dan menandu jenazah hingga ke Cikurutug," ucap Iwan Setiawan (40) warga setempat, Kamis (5/1/2023).
Iwan menyebut kejadian tersebut bukan yang pertama. Setiap ada warga Cikurutug yang sakit, hendak melahirkan hingga meninggal dunia, maka mereka akan ditandu dengan melalui rute dari jalan utama tersebut. Tak ada akses jalan lain selain 'jalan neraka' ini supaya bisa sampai ke perkampungan.
"Sebenarnya bisa saja mobil melintas, karena jalannya cukup untuk mobil, Tapi itu kalau kemarau, kalau musim hujan terlalu berbahaya, sebab harus melintasi sungai yang bisa saja meluap saat hujan. karena tidak ada jembatan, baru dibangun pondasi. Jadi kalaupun ada yang pakai sepeda motor apalagi mobil ke desa kami, itu merupakan pengendara yang nekat dan bernyali tinggi," tuturnya.
Masalah pun sempat dialami rombongan warga yang menandu jenazah. Pasalnya, almarhum bertubuh besar sehingga memerlukan banyak orang untuk bisa membawanya.
Namun, itu semua tak mudah dilalui. Selain medan jalannya yang begitu membutuhkan energi, warga juga harus berjalan menyusuri jalanan bebatuan yang terjal serta melintasi sungai berarus deras.
"Ada sekitar 30 orang yang bergantian menandu jenazah tersebut dari jalan utama menuju kampung Cikurutug sejauh 16 kilometer," kata Iwan.
Di perjalanan, para penandu hanya mampu berjalan sejauh 100 meter. Mereka kemudian saling bergantian untuk mengisi posisi 2 orang di depan dan 2 orang di belakang. Hal itu terus dilakukan hingga almarhum sampai di tujuan.
"Jalanya ekstrem, dua orang penandu hanya sanggup menandu sejauh 100 meter. Kalau lebih dari itu berarti fisiknya memang kuat. Makanya butuh 6 jam untuk bisa sampai Kampung Cikurutug dari jalan utama, terakhir ambulans bisa melintas," jelas Iwan.
Dia mengatakan jenazah yang ditandu menyusuri jalan tersebut bukan yang pertama kali. Hampir setiap tahunnya ada warga meninggal dan sakit yang harus ditandu. Rusaknya jalan serta tidak adanya akses jembatan pun membuat kendaraan tidak bisa melintas ke Kampung Cikurutug, bahkan ke Kantor Desa Mekarsari.
Sementara itu, Kepala Desa Mekarsari Saleh Hermawan mengatakan akses ke desanya memang sulit. Hal itu mengingat infrastruktur yang minim.
"Selama ini aktivitas warga apabila keluar desa menggunakan jembatan gantung yang kondisinya sudah lapuk, namun ada juga yang menggunakan kendaraan mobil harus turun ke sungai tapi itu sangat membahayakan keselamatan jiwa," jelas Saleh.
Dia mengaku lebarnya sungai membuat pihaknya tidak bisa membuat jembatan dengan anggaran dana desa. Dia pun sudah mengusulkan pembangunan jembatan ke Pemkab Cianjur namun belum ada realisasi.
"Sudah ada bantuan, tapi sebatas untuk pondasi, untuk jembatannya sampai sekarang belum ada kejelasan. Kami berharap segera ada perhatian dari pemerintah, kasian warga," pugkasnya.
Lihat juga Video: Dilaporkan Menyelewengkan Bantuan Gempa, Bupati Cianjur: Ikuti Prosedur