Akiat 'The Killer' yang Pilih Pensiun Saat di Puncak Kejayaan

Akiat 'The Killer' yang Pilih Pensiun Saat di Puncak Kejayaan

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 01 Jan 2023 11:00 WIB
Juara dunia layang-layang dari Bandung, Lei Fie Kiat atau yang akrab disapa Akiat
Juara dunia layang-layang dari Bandung, Lei Fie Kiat atau yang akrab disapa Akiat (Foto: Wisma Putra/detikJabar )
Bandung -

Nama Lei Fie Kiat mungkin tak terlalu tenar di Indonesia. Namun di dunia layang-layang, pria yang akrab disapa Akiat cukup tersohor. Akiat beberapa kali menjadi juara dunia adu tarik layangan. Saking hebatnya, dia mendapat julukan 'The Killer'.

Terakhir, 'The Killer' menjadi juara dunia pada 2004 di ajang Fieppe Martime President Jean Dasnia sebelum memutuskan pensiun. Akiat berbicara ada sosok sang istri di balik keputusannya itu.

Akiat tak tega jika harus meninggalkan istrinya ketika bertanding. Dalam sebuah kompetisi Akiat harus meninggalkan keluarga selama berbulan bulan. "Saya pensiun hampir 20 tahun. Pensiun tahun 2004 setelah juara. Kasian melihat istri," ujar Akiat kepada detikJabar belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu waktu berlatih memaksa Akiat jarang bertemu dengan keluargannya. Lokasi latihannya cukup jauh dari kediamannya di kawasan Jamika Kota Bandung. Belum lagi pikirannya terkuras menyiapkan strategi dalam perlombaan nanti. "Latihan ke Dayeuhkolot, Soreang, di TKI pas perumahan yang belum selesai dipakai latihan, terminal Leuwipanjang pas belum selesai dibangun, tapi kebanyakan di sawah," tuturnya.

"Kalau main layangan, spesialis tarung pikirannya gini, layangannya harus gini, tiap hari pikirannya layangan terus, jadi diulik terus, soalnya kalau beberapa hari saja nggak ke lapangan dan saingan banyak bisa ketinggalan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Kini di masa tuanya, Akiat fokus mempertahankan bisnis layang-layangnya. Namun pandemi COVID-19 sempat membuat omzet usahanya menurun. Hal tersebut membuat dia sesekali kembali ke lapangan sebagai penonton untuk mengusir rasa jenuh. "Pas COVID-19 saya diam di rumah setelah itu main lagi ke lapang, lihat saya orang-orang senang," katanya.

Dukungan Seorang Istri

Juara I kejuaraan dunia layang-layang di Kota Dieppe, Prancis, pada 1998 menjadi prestasi pertama Akiat di kancah dunia. Kesuksesan Akiat tidak terlepas dari sosok istrinya yang mendampingi.

Dia adalah Fani Wijaya (52), selama mendampingi Akiat bertanding di Prancis, Fani juga bertugas sebagai penerjemah bahasa bagi Akiat.

"Pertama 98 ke sana banyak dapat teman baru ketemu orang diberbagai negara, bagaimana respon mereka terhadap layangan. Saya senang bagaimana kita punya hubungan di luar," ujar Fani.

Sebagai perempuan, Fani kerap khawatir saat Akiat bertanding. Namun berkat kepiawaian suaminya, Akiat pun berhasil menjuarai kompetisi adu tarik layangan tersebut. "Kerasa capeknya itu, cape mental capek banget, deg-degan dari momen ke momen," ujarnya.

Merasa mentalnya terkuras, Fani pun memutuskan tidak mendampingi suaminya dalam pertandingan berikutnya dan dirinya pun harus menerima saat ditinggal suaminya bertanding. "Ya udah itu bagian yang harus diterima suka dukanya, memang sempat ini gimanaya, dijalanin aja. Nggak sanggup kalau nemenin pertandingan, capek nggak kuat, tapi senang lihat banyak orang dari banyak negara," kata Fani.

Prestasinya di dunia adu tarik layangan sudah tidak diragukan lagi. Puluhan tropi dan penghargaan dikoleksi Akiat dan dipamerkan di rumahnya bersama foto hingga kliping koran dan majalah terkait pemberitaan dirinya.

Berikut sederet catatan penting kejuaraan layangan yang berhasil diraih Akiat diantaranya, Juara I Kejuaran Dunia Layang-Layang di Kota Dieppe, Prancis (1998), Juara I Kejuaraan Layang-Layang Internasional di Kota Saclay, Prancis (1998), Juara I Kejuaraan Layang-Layang Eropa (sebagai peserta kehormatan) di Kota Pyneneens, Prancis (2000), Juara III Kejuaraan Layang-Layang Dunia di Kota Dieppe, Prancis (2002), dan Juara I Kejuaraan Layang-Layang Dunia di Kota Dieppe, Prancis (2004).

(wip/iqk)


Hide Ads