Seorang wanita muda di Desa Cikidangbayabang, Kecamatan Mande, Cianjur terpaksa diusir dari kampungnya usai menjambak dan membanting nenek Iik. Bahkan perempuan yang memiliki anak balita itu juga diceraikan sang suami yang merupakan cucu dari korban.
Berikut fakta-fakta kasus wanita muda 'smackdown' nenek di Cianjur yang viral di media sosial.
1. Dipicu Omelan
Aksi kekerasan yang dilakukan oleh wanita muda di Cianjur ternyata dipicu omelan yang kerap dilontarkan korban, pasalnya pelaku dianggap kerap meninggalkan kewajibannya di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perilaku pelaku yang merupakan istri dari cucu korban itu sempat tersampaikan ke keluarga dan tetangga sekitar. Hal itupun terdengar pelaku ketika pulang, sehingga emosi pelaku langsung tersulut.
"Ya namanya sudah tua, jadinya sering ngomel dan mengingatkan. Tapi penerimaan pelaku jadi berbeda. Sampai melakukan aksi kekerasan tersebut," ucap Wiwi, salah satu cucu korban.
2. Dijambak dan Dibanting
Dalam video berdurasi 19 detik yang tersebar di media sosial, korban dan pelaku sempat terlibat cekcok. Korban memilih pergi lantaran tidak ingin memperpanjang perdebatan, namun tiba-tiba melaku menghampiri dan menjambak korban.
Tak hanya menjambak, pelaku juga membanting korban hingga tersungkur di tanah. Bahkan balita yang sedang digendong pelaku pun ikut terjatuh,
Aksi kekerasan itupun akhirnya dilerai oleh tetangga yang menyaksikan kejadian tersebut.
3. Korban Sering Pusing Usai 'di-smackdown'
Setelah kejadian tindak kekerasan, neneknya sempat dibawa ke klinik untuk diperiksa kesehatannya, mengingat jambatan dan bantingan tersebut cukup keras.
"Langsung dibawa ke klinik setelah kejadian, karena khawatir nenek Iik kenapa-kenapa. Setelah diperiksa tidak ada luka serius, sehingga diperbolehkan pulang dan beristirahat di rumah," ujar Wiwi.
Namun dia menjelaskan korban kerap mengeluhkan pusing, sebab sebelumnya memiliki riwayat darah rendah.
"Memang punya riwayat darah rendah, ditambah dijambak dan dibanting sehingga sering mengeluh pusing kepala. Tapi tidak sampah parah sehingga harus dirawat," ucap dia.
4. Tidak Dilaporkan ke Polisi
Kasus tindak kekerasan yang dilakukan oleh wanita muda pada seorang nenek di Kecamatan Mande ini berakhir dengan musyawarah. Keluarga korban memilik untu menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.
Hal itu dilakukan karena keluarga korban merasa kasihan dengan pelaku yang memiliki anak balita yang masih menyusui. "Diselesaikan dengan musyawarah, tidak sampai dilaporkan karena berbagai pertimbangan," ucap Wiwi.
5. Diusir-Diceraikan Suami
Kendati tidak dilaporkan ke pihak kepolisian, wanita muda yang menjambak dan membanting nenek ini harus menelan pil pahit diceraikan oleh sang suami.
Keputusan itu diambil lantaran sang suami tidak terima neneknya diperlakukan seperti itu. Bahkan sang suami langsung menceraikan wanita itu sesaat setelah kejadian.
"Jadi pelaku ini merupakan istri dari cucu korban. Langsung diceraikan sama suaminya. Karena kesal dengan aksi pelaku pada neneknya," kata dia.
Tak hanya itu, pelaku kini tidak tinggal di rumah korban karena sudah diusir dari kampung tersebut. "Pelaku diusir tidak tinggal di rumah nenek saya lagi. Ditambah kan sudah diceraikan suaminya," ucap dia.
(yum/yum)