20 Warga Pangandaran Meninggal gegara Leptospirosis

20 Warga Pangandaran Meninggal gegara Leptospirosis

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Kamis, 29 Des 2022 02:01 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi (Foto: Dok.Detikcom).
Pangandaran -

Sebanyak 153 warga Kabupaten Pangandaran dinyatakan positif terjangit Leptospirosis. Dari jumlah tersebut 20 orang meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Yadi Sukmayadi mengungkapkan penyebaran penyakit tersebut menyebar di wilayah Kecamatan Cijulang, Parigi dan Cimerak.

"Dari 153 orang positif sudah banyak yang meninggal, per hari ini sudah di angka 20 orang," kata Yadi kepada detikJabar, Rabu (28/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya penyebab kematian diakibatkan dari kondisi kesehatan yang menurun ditambah terdapat virus Leptospirosis.

"Virus tersebut kan menyebar dari air seni atau air kencing tikus terdapat virus Leptospirosis melalui luka. Tentu akan langsung memperparah kondisi kesehatan," katanya.

ADVERTISEMENT

Yadi menyebut seseorang yang terkena virus Leptospirosis akan menyebabkan flu, demam, sakit kepala, kemudian lemas.

"Apabila tidak ada penanganan yang serius maka bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh bagian dalam sampai gagal ginjal," ucapnya.

Menurutnya jika sudah gagal ginjal, maka si penderita harus melakukan cuci darah. Sementara cuci darah memerlukan biaya yang cukup besar.

"Maka lebih mencegah agar tidak adanya penyakit tersebut dengan senantiasa membersihkan luka secepatnya jika ada di bagian tubuh dan selalu menjaga kebersihan lingkungan," katanya.

Untuk penanganan saat ini pihaknya sudah mengobati yang sakit, rujuk ke RSUD dan sosialisasi edukasi di masing-masing puskesmas terutama ke para petani. "Karena kebanyakan korban yang terkena penyakit tersebut kalangan petani," ucapnya.

Ia mengatakan banjir kemarin di Pangandaran diindikasi menjadi penyebab banyaknya keluar tikus di area persawahan.

Sementara penularan penyakit Leptospirosis tersebar melalui luka, mata dan hidung. Yadi mengatakan saat ini banyak petani tidak pakai sepatu boot saat ke sawah.

"Karena petani kebanyakan pada nggak pake sendal kalo ke sawah, jadi memiliki potensi terkena lebih cepat. Apalagi jika terdapat luka," katanya.

Lebih lanjut, Yadi mengatakan tikus paling berbahaya berada di area persawahan dan jika di area perumahan juga bisa terindikasi tikusnya jika terdapat virus Leptospirosis.

"Apalagi rumahnya di daerah yang banjir, tikus yang positif akan menularkan melalui air kencingnya yang nempel ke orang yang punya luka," ucapnya.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads