Di musim hujan, belasan Sekolah Dasar di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat rawan terendam banjir. Bahkan, musibah itu menjadi langganan akibat sistem drainase yang buruk.
Disebut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu mencatat 12 Sekolah Dasar yang langganan terkena banjir itu tersebar di beberapa Kecamatan di Indramayu. Air menggenang dengan ketinggian variasi akibat luapan sungai maupun banjir rob.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang langganan banjir itu kan wilayah Kandanghaur, Sukra, Cantigi ya sekitar di angka 12 Sekolah Dasar," kata Kabid SD Disdikbud Indramayu, Baman, Selasa (27/12/2022).
Baman menegaskan, fenomena itu menjadi tanggung jawab bersama. Sebab, ia menilai mayoritas sekolah yang banjir disebabkan adanya sistem drainase yang buruk.
Sehingga, kata Baman, perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak. Sehingga, banjir yang acap kali menimpa fasilitas pendidikan bisa diminimalisir.
"Meskipun musiman, kita sedang mencoba kerjasama pentahelix dengan pemerintah desa dan kecamatan. Karena banjir ini kan faktor alam ya," katanya.
Meski banjir yang terjadi merupakan fenomena alam. Namun, menurut Baman, lingkungan yang bersih dan terjaga bisa mengurangi resiko banjir yang merendam sekolah.
"Namun alam pun kalau misalnya drainasenya, lingkungannya dijaga saya yakin itu tidak akan memberatkan sekolah," kata Baman kepada detikJabar.
Baman pun tidak bisa menampik faktor alam tidak bisa dihindarkan. Seperti dialami SD 1 dan 2 Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu yang sudah ditinggikan. Namun, air rob tetap masuk ke ruang kelas.
"Alhamdulillah tahun kemarin untuk SD 1 dan 2 Eretan sudah ada pengurugan. Walaupun sudah diurug ternyata alam berbicara lain ya. Begitu diurug selesai, banjir tambah tinggi," jelasnya.
Ia menjelaskan anggaran yang diajukan untuk perbaikan Sekolah Dasar cukup tinggi. Namun, anggaran tersebut pun harus terbagi untuk prioritas kegiatan lainnya dari program pemerintah daerah.
(orb/yum)