Badan Geologi telah menerbitkan hasil analisa mengenai gempa bumi magnitudo (M) 3,8 yang mengguncang Kabupaten Kuningan, Jabar. Dampak gempa ini merusak satu rumah warga.
Kepala PVMBG Badan Geologi Hendra Gunawan mengatakan pusat gempa berada sekitar satu kilometer dari selatan Kuningan. Kedalaman gempanya lima kilometer.
"Menurut BMKG kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan satu rumah penduduk mengalami kerusakan di daerah Cijemit, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan," kata Hendra dalam keterangan yang diterima detikJabar, Kamis (22/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Hendra mengatakan guncangan gempa ini dirasakan di Kuningan pada skala III MMI atau Modified Mercalli Intensity. Kemudian, di Cirebon dan Majalengka skala II-III MMI.
"Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat," ucap Hendra.
Sementara itu, Hendra menjelaskan morfologi pusat gempa bumi di Kuningan berupa dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang, hingga perbukitan terjal. Wilayah sekitar lokasi pusat gempa bumi tersusun oleh endapan kuarter berupa aluvial sungai dan batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff), serta sebagian telah mengalami pelapukan.
Ia menambahkan endapan kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak. Sehingga memperkuat efek guncangan dan rawan gempa bumi.
"Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi," tutur Hendra.
"Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh sesar aktif yaitu sesar Baribis pada segmen Ciremai," kata Hendra menambahkan.
(sud/yum)