Banjir bandang yang menerjang Dusun Cisurupan, Desa Sawahdadap, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang tidak hanya membawa material bebatuan dan kayu-kayuan. Namun, binatang hutan pun turut terbawa hanyut oleh derasnya aliran sungai.
Seperti yang ditemukan oleh seorang warga bernama Nugi Nogroho (18). Ia menemukan hewan sejenis kukang Jawa (Nycticebus) saat dirinya sedang melakukan kerja bakti. Hewan tersebut ditemukannya dalam keadaan hidup di antara lelumpuran.
"Iya kasihan, tadi kukang itu kejebak diantara lumpur," ujarnya kepada detikJabar, Senin (19/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, hewan kukang itu berasal dari kawasan hutan Gunung Geulis. Hewan tersebut kemungkinan terseret oleh derasnya arus air saat banjir bandang terjadi.
"Iya kayanya kemarin pas banjir bandang sempat terseret air sampai sini, karena di hutan sana masih banyak jenis hewan liar yang hidup," terangnya.
Ia menyebut, kawasan hutan Gunung Geulis memang masih banyak ditinggali oleh beragam jenis hewan. Salah satunya jenis hewan kukang.
"Kalau di Gunung Geulis masih banyak sih hewan liarnya seperti monyet, kukang dan hewan lainnya," tuturnya.
Hewan kukang yang dipenuhi lumpur itu oleh Nugi dibersihkan. Kemudian, ia pun melepas liarkannya kembali ke dalam hutan di Kawasan Gunung Geulis.
"Setelah saya bersihkan, tadi kukangnya saya lepas lagi ke Gunung Geulis," ucapnya.
Berita sebelumnya, Sebuah bekas longsoran tampak terlihat di atas Bukit Gunung Geulis, Desa Sawahdadap, Kabupaten Sumedang. Longsor tersebut diduga jadi pemicu terjadinya banjir bandang disertai lumpur yang menerjang kawasan pemukiman warga.
"Jadi saat turun hujan dengan intensitas tinggi, itu terjadi longsor di atas bukit Gunung Geulis, kemudian longsor itu membawa material lumpur dan kayu-kayuan hingga menyebabkan terjadinya penyumbatan di hulu sungai," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Sumedang Atang Sutarno kepada detikJabar, Senin (19/12/2022).
Atang melanjutkan, akibat adanya penyumbatan tersebut, aliran air yang terus mengalir pun menjadi tertampung di atas. Hingga lama kelamaan sumbatan-sumbatan itu pun tidak kuat lagi menahan vokume dan tekanan air tersebut.
"Aliran air yang penuh tertampung di atas, pada akhirnya jebol karena tidak kuat lagi menahan tekanan air, hingga aliran air yang membawa material pun menerjang ke hilir," ujarnya
Atang mengatakan, hal itu menjadi dugaan sementara berdasarkan hasil asesmen bersama antara pihak-pihak terkait.
"Kemarin kita sama-sama mengasesmen dari berbagai pihak," ujarnya.
(orb/yum)