7 Gunung Aktif di Jawa Barat, Lengkap dengan Lokasi dan Aktivitasnya

Visual Interaktif

7 Gunung Aktif di Jawa Barat, Lengkap dengan Lokasi dan Aktivitasnya

Bima Bagaskara - detikJabar
Senin, 05 Des 2022 16:06 WIB
Tujuh gunung api yang berstatus aktif di Jawa Barat.
Tujuh gunung api yang berstatus aktif di Jawa Barat. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Gunung Semeru mengalami erupsi pada Minggu (4/12/2022). Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini kembali menunjukkan keperkasaannya dengan memuntahkan guguran lava dan awan panas yang menghancurkan apa saja yang dilaluinya.

Di Jawa Barat ada juga gunung api yang berstatus masih aktif dan bisa meletus kapan saja. Dilihat dari laman MAGMA Indonesia dan Badan Geologi, ada tujuh gunung api aktif yang berdiri kokoh di bumi Jawa Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuh gunung api itu juga termasuk dalam tipe A. Gunung api Tipe A yaitu gunung api yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah 1600 Masehi.

Berikut daftar tujuh gunung api aktif di Jawa Barat beserta status dan aktivitasnya berdasarkan pengamatan per 4 Desember 2022:

ADVERTISEMENT

1. Gunung Salak

Gunung Salak terletak di Sukabumi dan Bogor dengan posisi geografis di Latitude -6.72°LU, Longitude 106.73°BT. Gunung Salak memiliki ketinggian 2.211 mdpl.

Saat ini tingkat aktivitas Gunung Salak ada di Level I (normal). Gunung Salak terakhir kali erupsi pada 1938. Saat itu Gunung Salak mengalami erupsi samping, erupsi freatik di kawah Cikuluwung Putri. Adapun karakter letusan Gunung Salak adalah letusan freatik di kawah pusat dan erupsi samping.

Gunung Salak merupakan gunung api yang masih aktif dengan tipe strato yang hasil letusannya merupakan selang-seling antara aliran lava dan endapan piroklastik.

2. Gunung Gede

Gunung Gede terletak di Cianjur, Bogor dan Sukabumi dengan posisi geografis di Latitude -6.77°LU, Longitude 106.965°BT. Gunung Gede memiliki ketinggian 2.958 mdpl. Gunung Gede punya nama lain Gedeh, Ageung, atau Agung.

Gunung Gede merupakan gunung api strato. Lereng-lereng gunungnya berkembang bebas ke arah selatan dan tenggara. Pada bagian barat dan utara, gunung ini dibatasi oleh Gunung Pangrango yang membentuk gunung api kembar dengan Gunung Gede.

Saat ini tingkat aktivitas Gunung Gede ada di Level I (normal). Gunung Gede terakhir kali beraktivitas pada 1972. Menurut Hamidi (1972, p.3) dalam bulan Juli, Kawah Lanang mengeluarkan asap putih yang agak tebal berbau belerang bersuara mendesis.

Erupsi yang pernah terjadi di Gunung Gede pada umumnya berupa erupsi kecil dan berlangsung singkat dan hanya mengeluarkan abu atau pasir halus. Erupsi pada 1747-1748 diduga terjadi 2 buah aliran lava dari Kawah Lanang. Pada tahun 1890 diduga terjadi awan panas namun tidak ada laporan mengenai korban jiwa akibat erupsi Gunung Gede.

3. Gunung Tangkuban Parahu

Gunung ini terletak di Subang dan Bandung, dengan posisi geografis di Latitude -6.77°LU, Longitude 107.6°BT. Tangkuban Parahu memiliki ketinggian 2.084 mdpl.

Gunung Tangkuban Parahu juga berada di Level I yang artinya tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih normal.

Tangkuban Parahu terakhir kali erupsi pada Sabtu 7 September 2019 pukul 16.57 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 200 m di atas puncak. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 197 detik.

4. Gunung Papandayan

Gunung Papandayan berada di Kabupaten Garut dengan posisi geografis di Latitude -7.32°LU, Longitude 107.73°BT. Gunung Papandayan memiliki ketinggian 2.665 mdpl.

Gunung Papandayan memiliki tingkat aktivitas pada Level I yang artinya masih normal. Sejarah mencatat, Gunung Papandayan terakhir erupsi pada tahun 2002.

Dimulai pada tanggal 11 November dimana terjadi peningkatan aktifitas vulkanis di Gunung Papandayan, erupsi yang besar terjadi mulai 13-20 November hingga aktivitasnya menurun pada 21 Desember.

Akibat dari erupsi ini terjadi longsoran pada dinding kawah Nangklak dan banjir disepanjang aliran sungai Cibeureum gede hingga ke sungai Cimanuk sejauh 7 km serta merendam beberapa unit rumah dan menyebabkan erosi besar sepanjang alirannya.

5. Gunung Guntur

Gunung Guntur juga terletak di Kabupaten Garut, dengan posisi geografis di Latitude -7.143°LU, Longitude 107.84°BT dan memiliki ketinggian 2.249 mdpl.

Saat ini tingkat aktivitas Gunung Guntur ada di Level I (normal). Gunung Gede terakhir kali beraktivitas pada 1847. Namun tidak ada keterangan lebih detail mengenai erupsi di tahun tersebut.

Gunung Guntur mempunyai karakter letusan eksplosif. Antara tahun 1800 sampai 1847 tercatat tidak kurang dari 21 kali Gunung Guntur Meletus. Letusan itu berulang-ulang dalam tempo pendek, berlangsung paling lama 5 sampai 12 hari.

6. Gunung Galunggung

Gunung Galunggung berada di Tasikmalaya dan Garut dengan posisi geografis di Latitude -7.25°LU, Longitude 108.058°BT. Gunung Galunggung memiliki ketinggian 2.168 mdpl.

Gunung Galunggung saat ini berstatus normal atau Level I. Tercatat Gunung Galunggung beberapa kali mengalami erupsi mulai tahun 1822, 1894, 1918 dan terakhir 1982.

Erupsi pertama Galunggung terjadi pada 5 April 1982, yang disertai suara dentuman, pijaran api, dan kilatan halilintar. Kegiatan erupsi ini berlangsung selama 9 bulan dan berakhir pada 8 Januari 1983.

Gunung Galunggung merupakan gunung api tipe strato, yang di dalam pembagian fisiografi Jawa Barat, termasuk di dalam zona gunung api kuarter yang terbentuk di bagian tengah Jawa Barat.

7. Gunung Ciremai

Gunung Ciremai terletak di tiga daerah, Kuningan, Majalengka dan Cirebon dengan posisi geografis di Latitude -6.892°LU, Longitude 108.4°BT. Gunung Ciremai menjadi gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian 3.078 mdpl.

Sama dengan enam gunung api lainnya, tingkat aktivitas Gunung Ciremai juga ada di Level I (normal).

Gunung Ciremai telah lama tertidur. Terakhir kali Ciremai erupsi pada 1937. Pada 24 Juni 1937 hingga 7 Januari 1938, terjadi erupsi freatik di kawah pusat dan celah radial. Sebaran abu mencapai daerah seluas 52,500 km bujur sangkar (Kusumadinata, 1971).




(bba/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads