Rumah Tahan Gempa dengan teknologi panel struktur RISHA (Ruah Insyan Sederhana Sehat) untuk korban gempa yang direlokasi mulai dibangun di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Cianjur. Bangunan yang tahan terhadap guncangan hingga 7 SR itu ternyata menghabiskan anggaran hingga Rp 150 juta per unit.
Rencananya di lahan seluas 2,5 hektar di Desa Sirnagalih itu akan dibangn 200 unit rumah tahan gempa untuk warga Kecamatan Cugenang yang akan direlokasi.
Tampak juga dua rumah tahan gempa tipe 36 kopel dengan luas 75 meter persegi sudah dibangun sebagai percontohan. Rumah tersebut terdiri dari dua kamar tidur, ruang keluarga, kamar mandi, hingga dapur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto, mengatakan dari 200 unit rumah yang dibangun, sebanyak 80 rumah akan selesai pada pekan ketiga Desember 2022 dan 120 unit lainnya selesai di pertengahan Januari 2023.
"Jadi untuk yang 80 rumah selesai di pekan ketiga dan nanti sudah bisa ditempati. Selebihnya pada Januari, 2023 mendatang. Rumah ini tahan guncangan hingga kekuatan 7 skala richter," kata dia saat ditemui di tempat relokasi di Desa Sirnagalih, Senin (5/12/2022).
Menurut dia satu unit rumah tersebut menghabiskan biaya hingga Rp 150 juta. Biaya tersebut hanya untuk rumah dengan sejumlah fasilitas, mulai jaringan air hingga listrik.
"Jadi satu unit rumah biayanya Rp 150 juta, itu tidak termasuk dengan properti di dalam. Untuk air kita pakai PDAM sehingga tidak akan tercemar dan jaringan listrik juga sudah disiapkan," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo memastikan pembangunan rumah tahan gempa di tempat relokasi untuk korban gempa di Kabupaten Cianjur sudah dimulai. Bahkan ditargetkan 80 unit rumah sudah selesai dan siap ditempati pada pekan ketiga Desember 2022 ini.
(dir/dir)