Tepat satu tahun di mana tragedi erupsi Semeru 2021 diperingati, Gunung Semeru kembali menunjukkan keperkasaannya. Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali memuntahkan abu vulkanik dan guguran awan panas pada Minggu (4/12/2022).
Di tengah erupsi Semeru, warga berbondong-bondong mengungsi naik kendaraan masing-masing dan meninggalkan barang berharga dan ternak ke lokasi yang lebih aman. Salah satunya di Desa Penanggal.
Dikutip dari detikJatim, saat warga berduyun-duyun melakukan evakuasi ke tempat aman, tampak seorang pria bertopi dan berompi jins mengumandangkan azan. Walau pun saat itu belum tiba waktu Asar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sendi salah seorang warga Desa Penanggal mengakui bahwa dirinya turut panik akibat situasi itu. Abu vulkanik yang sangat pekat itu menakutkan, apalagi jarak desa itu dari puncak Semeru sebenarnya sudah cukup jauh.
"Ini hujan abu sudah sampai Penanggal. Warga panik. Soalnya dari puncak (Semeru) ke sini itu jauhnya 18 kilometer. Makanya warga mau turun ke bawah untuk berlindung," kata Sendi kepada detikJatim, Minggu (4/12/2022).
Warga tetap turun ke desa lainnya yang lebih jauh, yakni di Desa Tambah Rejo yang masih berada di Kecamatan Candipuro. Di tengah kepanikan tersebut warga seolah tak memedulikan azan yang dikumandangkan warga yang belum terkonfirmasi siapa namanya dan dari dusun mana ia berasal.
Data PVMBG Badan Geologi menyebutkan, hingga pukul 19.00 WIB, Semeru meluncurkan guguran awan panas mencapai jarak 12 km dari puncak dan terus berlangsung.
"Teramati awan panas guguran dengan jarak 12 km dari puncak dan masih terus berlangsung," tulis PVMBG dalam keterangan tertulis yang didapat detikJatim, Minggu (4/12/2022).
![]() |
Selain itu terjadi awan panas dan gempa letusan sebanyak 13 kali. Amplitudo awan panas juga terekam 40 mm dengan sebaran material erupsi berupa lontaran batuan pijar diperkirakan mencapai radius 8 KM dari puncak.
Sementara itu material lontaran abu juga sempat mencapai 12 km ke arah tenggara, yang mana pada praktiknya berubah semakin jauh seiring berubahnya arah dan kecepatan angin.
Untuk itulah tepat pada pukul 12 siang, PVMBG Badan Geologi ESDM telah menaikkan status Gunung Semeru dari Siaga Level III menjadi Awas atau Level IV. Kepala PVMBG Badan Geologi Hendra Gunawan mengimbau tidak ada aktivitas dalam radius 8 Km dari puncak Gunung Semeru.
Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Jatim disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, terdapat sebanyak 2.219 warga pengungsi dampak erupsi Semeru kali ini.
Khofifah menambahkan bahwa para pengungsi itu tersebar di 12 titik lokasi pengungsian yang saat ini menjadi safety point bagi warga di sekitar kawasan Pronojiwo dan Supit Urang.
"Saat ini setidaknya ada dua belas titik pengungsian dengan jumlah pengungsi 2.219 jiwa (sedang proses pendataan)," kata Khofifah.
Artikel ini telah tayang di detikJatim dengan judul Momen Mendebarkan Warga Kumandangkan Azan di Tengah Serbuan Abu Semeru
(yum/yum)