Kenangan dan Secercah Harapan di Hari Terakhir Pencarian Korban Gempa Cianjur

Kenangan dan Secercah Harapan di Hari Terakhir Pencarian Korban Gempa Cianjur

Ikbal Selamet - detikJabar
Sabtu, 03 Des 2022 14:19 WIB
Adit, warga Cianjur yang menunggu ibu dan adiknya ditemukan di hari terakhir pencarian korban gempa Cianjur.
Foto: Ikbal Selamet
Cianjur -

Sudah 13 hari belalu pasca gempa berkekuatan 5,6 magnitudo mengguncang Cianjur. Namun masih ada sejumlah orang yang tertimbun longsor akibat guncangan gempa yang hingga saat ini belum juga ditemukan.

Seorang pria bertubuh kurus dengan celana pendek dan kaos hitam berdiri menatap para tim relawan yang masih berusaha mencari para korban dengan sisa-sisa tenaganya.

Sesekali air mata menetes dari mata pria yang tubuhnya penuh tato itu. Terkenang momen bahagia hingga saat-saat terakhir bersama sang ibu dan adik yang menjadi korban tertimbun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lelaki yang setia menanti kabar pencarian kedua orang terkasihnya itu ialah Adit (26), warga Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang.

Dia masih ingat betul detik-detik terjadinya gempa dan longsor yang merenggut nyawa ibu dan adiknya yang bahkan hingga saat ini belum ditemukan jasadnya.

ADVERTISEMENT

Ia menceritakan, sesaat sebelum gempa, dia dan ibunya makan sepiring siomai berdua di pertigaan jalan Raya Cipanas dan Jalan Mangunkerta. Ketika ditawari untuk memesan lagi siomai, sang ibu menolak dan ingin sepiring berdua dengan anak keduanya tersebut.

"Itu momen terakhir, biasanya ibu saya pesan lagi kalau ada penjual makanan. Tapi hari itu ibu saya maunya sepiring berdua sama saya," kata dia, Sabtu (3/12/2022).

Setelah itu, ibunda Adit pamit untuk kembali pulang untuk memasak makan siang dia dan adiknya yang sedang berada di rumah.

Lima menit berselang, gempa dahsyat mengguncang disusul dengan longsoran yang menimbun pemukiman di Jalan Mangunkerta. Langit yang semula cerah pun seketika gelap, sama gelapnya dengan pikiran dan perasaan Adit yang menyaksikan rumahnya rata dengan tanah menimbun dua cahaya hatinya.

"Entah kenapa langit gelap setelah gempa, sempat terdengar suara ledakan yang disusul longsoran. Padahal kondisinya siang hari dan sedang cerah, tapi di lokasi ini gelap seperti mendung hujan. Ketika saya lihat rumah, sudah rata dengan tanah, ibu dan adik saya tertimbun di sana," ungkapnya.

Adit mengaku tak bisa berkata apa-apa ketika menyaksikan situasi tersebut, hanya tangis dan air mata yang menggambarkan kepedihannya kala itu.

Sejak saat itu, Adit setia menunggu di pinggir longsoran seraya menyaksikan tim relawan, berharap ibu dan adiknya bisa segera ditemukan.

Bahkan di hari terakhir pencarian, Ia masih setiap menanti keajaiban keduanya bisa ditemukan.

"Saya masih berharap ibu dan adik saya bisa ditemukan di hari terakhir pencarian. Ketika pada akhirnya tidak ditemukan, saya akan berusaha ikhlas, mungkin tanah dan rumah itu memang ditakdirkan menjadi tempat tinggal terakhir untuk keduanya," tuturnya.

Simak juga 'BMKG Rekomendasikan Sebagian Wilayah Cugenang & Pacet Tak Dihuni':

[Gambas:Video 20detik]




(tey/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads