Nihil Tanggul, Lahan Sawah Warga Cisolok Sukabumi Jadi Aliran Sungai

Nihil Tanggul, Lahan Sawah Warga Cisolok Sukabumi Jadi Aliran Sungai

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Rabu, 30 Nov 2022 16:00 WIB
Kondisi lahan warga di DAS Cibareno, Cisolok, Sukabumi
Kondisi lahan warga di DAS Cibareno, Cisolok, Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Banjir dahsyat merusak lahan warga, sejumlah bangunan bahkan hilang saat arus banjir Sungai Cibareno menerjang sejumlah perkampungan di perbatasan Jawa Barat - Banten di Kampung Cilumayan, Desa Pasirbaru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

Kondisi terkini, sejumlah lahan persawahan warga bahkan kini sudah menjadi aliran sungai usai banjir yang terjadi pada awal Oktober 2022 tersebut.

"Kami sudah koordinasi dengan pihak propinsi karena kewenangannya berada di sana. Kami sudah meminta tim mengecek juga kondisinya memang tidak ada tanggul yang kemudian aliran sungai ketika meluap mengancam warga di sana," kata Asep Jafar, Kepala Dinas PU Kabupaten Sukabumi, Rabu (30/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Kepala UPTD PSDA WS. Cisadea - Cibareno Andria Hendraningrat menyebut kondisi aliran sungai itu merupakan kewenangan pihaknya. Ia sudah meminta tim teknis ke itu mengkaji kebutuhan tanggul di loaksi tersebut.

"Itu di bawah kewenangan kami, kita sudah meminta tim teknis untuk melihat ke lokasi. Namun hingga kini kami belum mendapat informasi terkait hal itu, kami masih menunggu hasil kajian tim di lokasi tersebut," singkatnya.

ADVERTISEMENT

Terpisah, Kades Pasirbaru, Hidayah mengaku sudah beberapa kali melontarkan keinginan pembangunan tanggul karena sebelumnya tanggul yang berada di lokasi itu dibangun swadaya.

"Saya ingat tanggul itu dibangun swadaya masyarakat awalnya. Hanya berupa bronjong, batunya pakai batu kali masyarakat yang buat. Belum tersentuh bantuan pemerintah. Dari tahun 2020 itu kita sudah ajukan ke pemerintah namun sampai sekarang belum ada pelaksanaan," kata Hidayah.

Hidayah menyebut Kampung Cilumayan bisa saja hilang kalau tanggul tidak segera dibangun. Ia menyebut hal itu terbukti saat kejadian banjir terakhir pada awal Oktober kemarin.

"Kemarin saja sudah banyak persawahan warga yang sekarang sudah jadi aliran sungai, lebih parahnya sudah beberapa rumah yang hancur dan rata jadi tanah kemudian lahannya bertetangga dengan aliran sungai jadi sepintas warga seperti tinggal di bantaran sungai padahal tidak seperti itu," ujar Hidayah.

"Rumah warga sebelumnya jauh dari sungai, namun sekarang jadi bertetangga dengan sungai. Lahan mereka sudah habis karena faktor alam, banjir sungai yang meluap karena tidak ada tanggul," kata dia menambahkan.

(sya/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads