BBKSDA Jabar: Kawanan Monyet di Perkotaan Bandung Bukan dari Hutan

BBKSDA Jabar: Kawanan Monyet di Perkotaan Bandung Bukan dari Hutan

Wisma Putra - detikJabar
Senin, 28 Nov 2022 16:00 WIB
Menyusul dinaikannya status Gunung Merapi menjadi level siaga, perilaku satwa seperti kera ekor panjang yang turun dari Gunung.
Ilustrasi monyet ekor panjang (Foto: Pius Erlangga)
Bandung -

Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat memastikan empat ekor monyet yang turun ke pemukiman warga di Kota Bandung, bukan monyet liar yang turun langsung dari hutan.

"Berdasarkan data dan kasus yang kita tangani kalau monyet-monyet yang ada di perkotaan biasanya sengaja dilepas atau lepas dari kandang, diduga seperti itu, dari kasus yang masuk ke kita rata-rata seperti itu," kata Kepala rencanaan Perlindungan dan Pengawetan BBKSDA Jabar Fikri Muhammad via sambungan telepon, Senin (28/11/2022).

Fikri mengungkapkan, kalau pun monyet itu berasal dari hutan turunnya tidak sampai ke tengah kota dan hanya pemukiman di dekat hutan itu sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biasanya kalau dari hutan gunung yang terdekat itu Manglayang, itu jauh dan melewati beberapa pemukiman dan jalan, kan terisolasi jalan raya dan nyebrang enggak mungkin Jalan AH Nasution itu sangat ramai, kecuali di atasnya ada kanopi dan pohon tapi bisa kita lihat itu tidak ada, terfragmentasi ya," ungkapnya.

ADVERTISEMENT
Penampakan monyet yang menyerbu permukiman warga di Kota BandungPenampakan monyet yang menyerbu permukiman warga di Kota Bandung Foto: istimewa

Fikri menuturkan, kalau pun itu monyet liar yang berasal dari hutan, pemukiman atau perkebunan sekitar yang akan diserang untuk mencari makanan dan bukan berkeliaran di tengah kota.

"Biasanya kalau yang dari hutan, monyet ini jadi hama di perkebunan sekitar. Biasanya cenderung di perkebunan dan pemukiman sekitar warga seperti yang di Dago atau Tahura ya, monyet kadang-kadang misalnya terjadi bencana kebakaran hutan, terus tadinya hutan dan ditanami buah-buahan mengundang monyet keluar. Tapi mereka bakal balik lagi kalau dihalau, kalau yang berasal dari hutan," jelasnya.

"Sedangkan yang lagi viral ini, ini bukan sekali dan sudah sering, cuman kalau kejadian empat ekor ini baru terjadi, biasanya satu atau dua ekor monyet. Biasanya monyet itu di suatu lingkungan atau sekitaran pabrik atau perumahan," katanya.

Selain itu, yang menjadi pembeda dengan kasus sebelumnya empat ekor ini nomaden alias berpindah-pindah. Mulai dari Babakansari Kiaracondong, Arcamanik, Antapani sampai ke Panghegar Gedebage.

"Petugas kami di lapangan, kesulitannya pindah-pindah, misal ada laporan petugas kami ke Antapani moyet itu sudah berpindah, awalnya dari Babakansari tuh, pas kesana sudah pindah dia," tuturnya.

Bahkan pihak BBKSDA juga, sudah berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan dan tokoh setempat jika menemukan BBKSDA akan langsung ke TKP dengan membawa kandang jebak atau senjata bius dengan melibatkan pusat penyelamatan satwa atau lembaga konservasi.

(wip/yum)


Hide Ads