Keajaiban Anak-anak yang Selamat saat Gempa Cianjur Mengguncang

Round Up

Keajaiban Anak-anak yang Selamat saat Gempa Cianjur Mengguncang

Rifat Alhamidi - detikJabar
Minggu, 27 Nov 2022 19:00 WIB
Sejumlah anak mengikuti sesi pemulihan trauma oleh Komunitas Cinta Anak Bangsa di pengungsian Benjot, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat  (25/11/2022). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa.
Sejumlah anak mengikuti sesi pemulihan trauma oleh Komunitas Cinta Anak Bangsa di pengungsian Benjot, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa.
Jakarta -

Gempa bumi mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hingga Sabtu (26/11/2022), BNPB mencatat korban jiwa mencapai 318 orang, 7.729 orang luka-luka, 73.693 warga mengungsi dan 58.049 rumah dinyatakan rusak.

Di balik data luluhlantaknya Cianjur usai diguncang gempa M 5,6, ada beberapa cerita keajaiban yang dialami sejumlah anak-anak. Mereka berhasil ditemukan dalam kondisi selamat, meski tertimpa bangunan yang roboh selama berhari-hari.

Salah satunya adalah Azka. Bocah laki-laki berumur 7 tahun itu berhasil diselamatkan petugas yang menyisir pencarian korban di Kampung Rawacina, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022) pukul 10.05 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Azka ditemukan di samping kasur kamarnya. Ia berhasil diselamatkan tim SAR gabungan bersama TNI-Polri, saat menyisir di sejumlah titik yang diperkirakan terdapat korban di rumah yang ambruk di Kampung Rawacina tersebut.

Jemari Azka yang kecil, terlihat oleh petugas SAR. Begitu diulurkan, jemari itu tiba-tiba menggenggam dengan kuat bahkan menarik lengan petugas. Setelah meyakini korban tersebut masih hidup, penggalian dilakukan dan puing-puing bangunan di sana diangkat supaya menyelamatkannya. Ajaibnya, Azka masih hidup usai 3 hari tertimbung bangunan yang roboh.

ADVERTISEMENT

"Awalnya kita tidak tahu apakah korban selamat atau tidak. Ketika menemukan tangan anak kecil, dan ternyata tangan tersebut menahan lengan petugas, dipastikan anak tersebut masih hidup. Makanya kami berusaha secepatnya bisa mengevakuasi korban," ujar Aulia Solihanto, Petugas SAR.

Setelah berhasil mengevakuasi Azka, petugas langsung membawanya ke rumah sakit. Azka tidak mengalami luka serius, dan hanya mengalami dehidrasi setelah bertahan 3 hari di reruntuhan bangunan rumahnya yang hancur diguncang gempa Cianjur.

"Korban selamat, tidak ada luka. Tapi korban dehidrasi karena tiga hari tertimbun tanpa minum. Makanya kita langsung beri minum dan selanjutnya dibawa ke rumah sakit," ujarnya.

Azka bisa selamat meski ibu dan neneknya meninggal dunia pada saat kejadian. Bocah tersebut selamat karena tidak tertimpa langsung reruntuhan bangunan yang runtuh. Pasalnya, Azka sedang bermain handphone di kamarnya dan terselamatkan setelah tembok terhalang kasur yang berada di sampingnya.

"Informasi yang kami terima, saat kejadian korban sedang video call di kamar. Puing bangunan tertahan kasur, masih ada ruang dan ada rongga untuk udara masuk, sehingga korban bisa bernafas dan selamat," kata dia.

"Jadi yang tertimbun itu satu keluarga, anak, ibu, dan neneknya. Anaknya yakni Azka berhasil selamat, sedangkan ibu ditemukan meninggal kemarin dan neneknya ditemukan meninggal tadi sore," kata dia.

Selain Azka, keajaiban lain juga terjadi kepada DN, bocah perempuan berumur 4 tahun asal Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Dia menjadi satu-satunya korban selamat di rumahnya saat peristiwa gempa bumi M 5,6 mengguncang.

Sebelum kejadian, DN tinggal bersama sang nenek di Cugenang. Ayahnya lebih dulu meninggal dunia sedangkan sang ibu terpaksa bekerja di luar negeri sebagai TKW.

Saat gempa terjadi, DN selamat. Sementara neneknya, yang sehari-hari merawat dan mengurusnya, meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan.

DN selamat dengan kondisi luka luka sobek di bahunya yang cukup besar. Ia lalu dirawat Ibu Persit dan dibawa petugas ke RSUD Syamsudin, Kota Sukabumi. Dia ditemukan saat Ibu Persit meninjau korban gempa di wilayah Cireunghas, Kabupaten Sukabumi.

"Tadi kita bansos di Desa Cireunghas, ternyata ada anak yang dari Cianjur ke Sukabumi. Kondisi anak masih keadaan trauma ada luka sobekan besar sudah infeksi makanya kita bawa ke rumah sakit yang ada di Sukabumi," kata Diana Dedi Ariyanto selaku Ketua Ibu Persit sekaligus penolong DN di RSUD Syamsudin, Kota Sukabumi, Kamis (24/11/2022).

Lebih lanjut, DN langsung mendapatkan penanganan di rumah sakit tersebut. Ia mendapatkan jahitan sekitar 5-6 jahitan di bagian bahu kanan.

Diana mengatakan, setelah mendapatkan perawatan, DN akan diantarkan ke rumah nenek dari keluarga almarhum ayahnya untuk tinggal di sana, tepatnya di Kampung Pacing, Desa Cikurutug, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi.

"Ibunya di luar negeri jadi TKI sedangkan ayahnya sudah meninggal. Selama ini tinggal sama neneknya tapi meninggal karena gempa. Kondisinya alhamdulillah lukanya sudah berkurang tadi di dalam sempat ada batu yang tersangkut di lukanya langsung di jahit," tutupnya.

Berdasarkan data dari Tim DVI Mabes Polri, hingga Kamis (24/11) sudah ada 59 anak meninggal dunia akibat gempa Cianjur. Mereka teridentifikasi berusia di bawah 15 tahun.

Anak-anak yang selamat dan saat ini tinggal di pengungsian juga mengalami trauma akibat gempa Cianjur. Beberapa anak bahkan trauma dengan suara ambulans, sebab pasca kejadian mobil ambulans hilir mudik membawa korban bencana.

Untuk kebutuhan trauma healing, Pemprov Jabar melalui UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) sedang menyiapkannya. Pihak kepolisian juga turun menyiapkan trauma healing kepada anak-anak dengan beberapa cara seperti mengaji bareng hingga bermain bersama petugas kepolisian.




(tey/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads