Rasa duka mendalam masih membayangi Yadi (36). Dia menatap jurang tempat jasad ibu dan adiknya ditemukan meninggal dunia akibat gempa yang memicu longsoran dahsyat di jalan raya Puncak atau tepatnya jalan Cianjur-Puncak, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Yadi seolah masih tidak percaya dengan kejadian yang menewaskan ibu dan adiknya itu. Peristiwa yang sulit dilupakan hingga ia enggan beranjak dari tempat tersebut bahkan hingga hari ketiga pasca gempa.
"Saat kejadian saya hanya pakai celana pendek, sama kaos oblong, truk saya parkirkan dekat warung tempat ibu, bapak, adik saya dan istrinya berjualan. Jualan kopi, kopi seduh, mie rebus, berbagai jenis makanan-makanan ringan," ucap Yadi, saat ditemui detikJabar, Kamis (24/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Posisi warung milik Yadi berderet dengan warung serupa lainnya yang terbuat dari papan kayu. Sementara bagian bawahnya menggunakaan beton karena berada di bibir jurang.
"Saya sedang ngecat, lalu tiba-tiba ada lini (gempa) saya lari keluar, sementara di warung masih ada keluarga saya ada bapak, ada ibu saya, ada adik saya dan istrinya. Saat itu begitu berlari keluar bapak ikut, saya tidak ke dalam lagi karena kondisinya panik," ujarnya.
Ia sontak melihat adanya pergerakan tanah yang berada tepat di depan warungnya. Menurutnya, sudah mulai ada longsoran kecil terjadi saat itu. Intensitas longsoran terus membesar.
Dari arah warung, ia melihat adik iparnya yang perempuan berusaha melarikan diri keluar dari dalam warung disusul adiknya, sepintas ia juga melihat sang ibu sempat keluar namun masuk lagi ke dalam warung. Detik-detik mencekam itu dilihat Yadi dengan mata kepalanya sendiri.
"Adik saya sama istrinya sempat lari cuma telat, bukan keseret sama tanah tapi adik saya meninggalnya tertimpa pohon kalau adik ipar saya selamat. Sementara ibu saya sempat keluar pas gempa cuma dia masuk lagi nggak tau mau ambil apa, setelah itu ya warung ambruk lalu terseret longsor," cerita Yadi, bibirnya bergetar saat menceritakan kejadian tersebut.
Jasad Cucu Sukaesih dan Angga Ramadhan, ibu dan adik Yadi ditemukan sore harinya oleh tim SAR gabungan. Posisi jasadnya di bawah batang pohon yang bercampur puing bangunan dan material tanah.
Kesedihan Yadi tidak berhenti di situ, tempat tinggalnya di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang juga rata dengan tanah. Meskipun tidak ada korban jiwa, namun seluruh barang berharganya ikut tertimbun reruntuhan puing bangunan.
"Saya asli Gasol, rumah saya di Gasol hancur rumah juga abis semua, di sini sudah jelas warung kena longsor di sana juga hancur. Sebenarnya kalau perasaan enggak bisa diungkapin gimana gitu, yang jelas sedih, kehilangan keluarga perasaan itu pasti ada," ungkapnya.
"Saya menunggu di sini siapa tahu saja saya kan warung di sini, saya menyimpan barang-barang, ada barang berharga saya sama keluarga di sini siapa tahu kalau memang masih rezekinya bisa ditemukan, makanya saya diem di sini siapa tahu masih ditemukan," ucapnya menambahkan.
Kondisi warung Yadi dan keluarganya sudah tidak berbekas. Hanya ada atap gypsum yang terlihat di antara timbunan material longsor.
(sya/mso)