Ogah Ketergantungan Impor, Vaksin Buatan Bio Farma Bakal Dipatenkan

Ogah Ketergantungan Impor, Vaksin Buatan Bio Farma Bakal Dipatenkan

Sudirman Wamad - detikJabar
Kamis, 24 Nov 2022 02:10 WIB
Hand in blue medical gloves holding a vaccine vial with Covid 19 Vaccine Booster text, for Coronavirus booster shot.
ilustrasi vaksin (Foto: Getty Images/iStockphoto/SilverV)
Bandung -

Bio Farma terus berupaya mematenkan hasil inovasinya, baik dari dalam maupun luar perusahaan. Saat ini, sudah ada lima inovasi yang dipatenkan Bio Farma.

Kini, Bio Farma tengah mengupayakan paten vaksin. Bio Farma punya target untuk mencapai tujuan kemandirian vaksin nasional agar tidak lagi tergantung pada sektor impor, terutama dalam hal penyediaan raw material.

"Kita sering mendengar, industri farmasi di Indonesia seperti tukang jahit, bahan dan peralatan dari luar (negeri) padahal kita punya kemampuan menjadi desainer. Untuk meningkatkan kemampuan anak bangsa ini jadi PR kami ke depan agar Indonesia bisa mandiri di bidang kesehatan," kata Rahman Roestan selaku Direktur operasi PT Bio Farma dalam keterangan yang diterima, Selasa (22/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rahman mengatakan pihaknya mengutamakan ide-ide dari internal perusahaan yang sifatnya bottom up. Unit-unit kerja diberikan keleluasaan untuk mengajukan ide inovasi sekecil apapun yang nantinya akan diverifikasi oleh PT Bio Farma.

"Perusahaan akan memberikan apresiasi kepada pemenang," tuturnya

ADVERTISEMENT

Ia juga menerangkan saat ini ada tiga kategori ide dan inovasi yang diapresiasi oleh PT Bio Farma kepada pegawai, yakni inisiatif, kreatif dan invensi. "Kami mendorong karyawan agar berani memberikan ide yang meyakinkan, ide yang memberikan penghematan atau tambahan revenue untuk perusahaan.Bukan hanya inovasi produk tapi inovasi dalam poses administrasi juga," tuturnya.

Inovasi-inovasi dari pegawai Bio Farma pun sudah ada beberapa yang dipatenkan oleh lembaga-lembaga sertifikasi paten.

"Sebagai laporan kami bahwa Bio Farma ada 13 proses yang sudah kita daftarkan. Satu masuk (fase) pelayanan teknis, 5 sudah granted (mendapatkan paten) dan sisanya dalam pemeriksaan substansif," ungkapnya.

Tidak hanya inovasi dari internal saja, Bio Farma juga membangun kolaborasi dengan pihak luar seperti seperti universitas dan lembaga riset dalam negeri lainnya. Rahman mengatakan, pihaknya ke depan juga akan berkolaborasi dengan universitas luar negeri untuk mencari inovasi lainnya terutama dalam bidang bio teknologi dan vaksin.

"Untuk mendapatkan inovasi dan produksi vaksin di tengah pendaftaran paten, kita harus berkolaborasi, mengikuti update serta memiliki kemadirian riset," tandasnya.

Rahman menambahkan salah satu kolaborasi yang sukses dilakukan PT Bio Farma dengan pihak luar adalah dalam rangka pengembangan dan produksi vaksin Covid-19 Indovac yang berbasis Subunit Protein Rekombinan.

Dalam perjalanannya, pengembangan produksi vaksin Indovac, Bio Farma bekerjasama dengan lembaga-lembaga seperti Kementrian Kesehatan, Badan Litbangkes, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eijkman dan Baylor College of Medicine.

Bahkan dalam jangka panjang menengah proses pengembangan dan produksi vaksin Indovac, Bio Farma menjalin kerjasama dalam rangka mengakuisisi teknologi baru dalam produksi vaksin dengan WHO dan CEPI serta collaborator internasional lainnya.

Produksi vaksin Indovac menurut Rahman merupakan bentuk kemandirian Indonesia dalam penyediaan vaksin COVID-19. "Kita tidak berharap ada pandemi lagi, tapi negara harus siap," pungkasnya.




(sud/dir)


Hide Ads