Selama sepakan ini berbagai peristiwa yang menggemparkan publik terjadi di Jawa Barat (Jabar). Dari mulai pria piting leher wanita pegawai SPBU hingga kasus anak SMP jadi korban bully.
Berikut enam artikel pilihan detikJabar yang dikemas dalam ulasan Jabar Sepakan:
Bupati Purwakarta dan Dedi Mulyadi Tak Temui Jalan Damai
Pengadilan Agama Purwakarta kembali menggelar sidang lanjutan gugatan cerai yang dilayangkan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika kepada suaminya Dedi Mulyadi. Keduanya juga hadir langsung dalam sidang kali ini.
Pantauan detikJabar, Rabu (16/11/2022), Bupati Anne tiba di Pengadilan Agama sekitar pukul 09.00 WIB. Tidak lama berselang, Dedi Mulyadi datang dengan menggunakan ojek online.
Keduanya kemudian langsung masuk ke ruang mediasi. Proses mediasi dipimpin oleh hakim mediator. Namun, proses mediasi itu mentok dan hanya berlangsung 5 menit. Sidang pun berlanjut ke ruang sidang utama dan dihadapkan dengan Ketua Majelis Hakim Lia Yuliasih.
Usai sidang, Dedi Mulyadi memberikan keterangan kepada awak media. Anggota DPR RI ini pun berbicara panjang lebar soal kisruh rumah tangganya. Dia lantas bicara soal pengorbanan yang sudah diberikan kepada Anne.
"Kalau kita hanya berpikir untuk diri kita, itu apa sih diri kita hari ini? Usia saya 51 tahun, istri saya 40 tahun, ngomong cinta sudah tidak musim, ngomong kebutuhan, apa yang kurang?," ujar Dedi.
Dedi menuturkan, segala yang dibutuhkan oleh Anne sudah diberikan olehnya sebagai sosok suami. Mulai dari makan hingga fasilitas lainnya sudah dipenuhi. Bahkan sebagai abdi negara, kata Dedi, Anne juga difasilitasi kebutuhan rumah tangga yang tercantum dalam APBD.
"Seluruh kebutuhannya A-Z semua difasilitasi negara. jadi sebenarnya, rumah tangga bupati itu ada anggarannya di nomenklatur anggaran negara APBD Kabupaten Purwakarta, artinya tidak ada problem dengan itu," tutur dia.
"Apa sih yang diributkan. anak-anak yang paling besar hampir selesai di Unpad, yang kedua sekarang masuk di Unpar fakultas hukum, biayanya dari mulai uang masuk Unpar sampai kos setahun itu saya yang jamin, yang bungsu lagi lucu-lucunya diasuh Teh Elis, biaya pengasuhannya gaji tiap bulannya saya yang jamin karena tanggung jawab saya sebagai kepala keluarga," kata Dedi menambahkan.
Dedi juga menyebut sudah memberikan aset kepada istrinya yaitu sebuah rumah yang terletak di Pasawahan. Menurut Dedi, sejak Anne menjabat bupati, rumah itu jarang ditempati.
"Semenjak ambu pindah ke rumah dinas gak pernah ditengok padahal itu rumah padahal rumah bersama yang membesarkan anak-anak kita selama ini. hari ini sedang saya renovasi tanggung jawab saya sebagai kepala keluarga, aset satu lagi di Wanayasa ada villa yang bagus banget itu saya urus tiap hari karena itu aset keluarga, dan bayar pajak, listrik yang mencapai Rp 20 juta tiap bulan itu saya yang bayar. Disitu lah hidup saling bersama saling membagi, urusan beras sudah ditanggung negara, urusan lain saya yang tanggung termasuk menyiapkan aset anak-anak saya masa depan," katanya.
Dedi juga bicara masalah KDRT yang sebelumnya sempat disinggung oleh Anne. Menurut dia, KDRT secara psikologis sudah diatur dalam undang-undang. Dia menjelaskan sebagaimana aturan, wanita atau istri yang jadi korban KDRT memiliki dampak murung, kehilangan kepercayaan diri dan sulit mengambil keputusan.
"Pertanyaannya adalah, ada tidak tanda-tanda itu dalam ambu Anne, murung terus, tidak bisa mengambil keputusan, kehilangan kepercayaan diri/ Menurut saya terbalik, hari ini ambu Anne sebagai bupati itu sangat PD," katanya.
Sementara Anne, usai sidang membocorkan isi materi gugatan hingga alasannya menggugat cerai Dedi Mulyadi. Anne menuturkan alasan adanya gugatan perceraian itu lantaran rumah tangga yang sudah dibangun mengalami perselisihan. Menurutnya cekcok antara dia dan Dedi disebabkan oleh kesibukan dan perbedaan prinsip.
"Perbedaan prinsip berkaitan dengan rumah tangga kami, perbedaan adat, kemudian terjadinya perselisihan dan cekcok terus menerus sehingga jalan akhir adalah gugatan cerai," kata Anne.
Anne mengatakan ada beberapa alasan terjadinya perselisihan. Dia mengungkapkan perselisihan itu mulai dari manajemen keuangan hingga KDRT. "Alasan perselisihan itu, satu adanya ketidakterbukaan dalam manajemen keuangan RT, dua kewajiban tergugat sebagai suami tidak dilaksanakan yaitu kewajiban menafkahi lahir dan batin. Tiga adanya kekerasan verbal atau KDRT secara psikologis. itu materi gugatan yang menyebabkan perselisihan secara terus menerus dalam rumah tangga kami," katanya.
Sidang akan dilanjutkan pada pekan depan. Adapun persidangan pekan depan dengan agenda pembacaan replik.
Pria Piting Leher Pegawai SPBU
Video seorang pria sok jago yang memiting leher pegawai perempuan di salah satu SPBU di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), beredar di jagat maya dan bikin geger. Kejadian kasus piting leher terjadi pada Senin (14/11/2022) siang.
Rekaman video piting leher beredar di jagat maya. Seorang pria yang memakai kaus hitam dan bertopi tampak berbincang dengan seorang pegawai perempuan SPBU. Tangan kirinya membawa jeriken warna biru. Kemudian, tangan kanan sang pria langsung memiting leher pegawai perempuan.
Ada dua pegawai perempuan yang terekam dalam video berdurasi 11 detik itu. Salah seorang rekan korban, yang juga perempuan, kemudian menjauh. Sedangkan, raut wajah korban tampak ketakutan dalam tayangan video. Pelaku kemudian melepaskan pitingannya setelah salah seorang pegawai SPBU pria datang melerai. Di jagat maya, video piting leher yang dilakukan pria bertopi hitam itu menjadi sorotan warganet.
Polisi pun bergerak menangani kasus piting leher. Hasil pemeriksaan polisi, pelaku berinisial M dan saban hari sebagai tukang ojek di Kecamatan Pagelaran, Cianjur. Saat kejadian, pelaku hendak mengisi solar. Sedangkan korban berinisial S. Pelaku dan korban ini sejatinya masih memiliki hubungan keluarga.
"Dari informasi yang kami dapat, langkah musyawarah mereka ambil karena ternyata masih memiliki ikatan keluarga," ucap Kapolsek Pagelaran AKP Isep Sukana.
Kasus ini memang sempat ditangani polisi. Tapi, korban akhirnya mencabut laporan. Adanya hubungan ikatan keluarga inilah yang menjadi alasannya. Pelaku dan korban pun sepakat berdamai. "Iya sudah berdamai, secara tertulis di atas materai. Korban juga sudah cabut laporannya," kata Isep.
Hasil pemeriksaan kepolisian menyebutkan kejadian piting leher yang bikin geger itu bermula saat pelaku hendak mengisi bahan bakar jenis solar. Pelaku hendak membeli solar sebanyak 20 liter untuk bahan bakar traktornya. Proses transaksi sudah dilakukan. Jeriken yang dibawa pelaku pun diisi oleh korban. Saat volume solar mencapai 10 liter di jeriken pelaku, korban kemudian melayani pembeli BBM lainnya.
"Jadi setelah mengisi satu jerigen sebanyak 10 liter, pegawai SPBU itu berhenti dulu dan melayani kendaraan lain yang mengisi BBM. Tetapi saat akan kembali mengisi jeriken, pria tersebut sudah tidak ada," kata Isep.
Emosi pelaku memuncak. Ia merasa membayar untuk 20 liter, tapi jerikennya baru diisi 10 liter. Pelaku sempat meninggalkan SPBU terlebih dahulu. Sekitar setengah jam, pelaku mendatangi SPBU lagi dan membawa jerikennya.
Pelaku kembali lagi dengan emosi yang memuncak. Tanpa banyak berucap, pelaku langsung memiting leher pegawai wanita SPBU tersebut saat korban sedang bekerja. "S (korban) dan M (pelaku) menyelesaikan masalahnya dengan musyawarah. Memilih jalan kekeluargaan," ujar Isep.
Kecelakaan Maut di Tol Cipali
Polisi menetapkan Yoyo, warga Kabupaten Cirebon, Jabar, sebagai tersangka kecelakaan maut di Tol Cipali KM 139. Yoyo diduga lalai saat membawa penumpang. Kelalaian Yoyo mengakibatkan tiga orang tewas dan tujuh lainnya luka.
Yoyo mengemudikan mobil bernomor polisi B 1346 FRR dari arah Jakarta menuju Cirebon. Mobil ini mengangkut 10 penumpang. Mobil ini melaju kencang dan menggunakan jalur kanan. Saat di KM 139.300, Yoyo kehilangan konsentrasi. Ia mengantuk dan membanting kemudi mobil berpenumpang 10 orang itu ke arah kiri.
Kecelakaan pun terjadi. Mobil yang dikemudikan Yoyo itu menabrak bagian belakang truk yang melaju dari arah Jakarta. "Berawal pada saat Luxio yang dikemudikan saudara Yoyo melaju dari arah Jakarta-Cirebon, kemudian di KM 139.300 kendaraan tersebut melaju di jalur cepat kemudian oleng ke kiri dan tepat di KM 139.400 menabrak bagian belakang truk yang dikemudikan oleh Sarif," kata Kasat Lantas Polres Indramayu AKP Angga Handiman, Selasa (15/11/2022).
Mobil yang dikemudikan Yoyo itu berputar 360 derajat setelah menabrak bagian belakang truk. Karena kondisi mobil yang ngebut, tabrakan itu mengakibatkan mobil berpenumpang itu rusak parah.
Video kecelakaan maut itu beredar di jagat maya. Video pendek itu menayangkan sejumlah korban tergeletak di jalan tol. Mobil yang ditumpangi korban bernomor polisi B 1346 FRR rusak parah. Badan kendaraan nyaris terbelah. Akibat peristiwa itu, 3 orang dikabarkan tewas dan penumpang lainnya mengalami luka-luka.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan bekas rem dari minibus Luxio tersebut. Namun, persneling mobil berada di posisi angka 5 yang diduga sopir memacu kendaraan dengan kencang. "Kendaraan tersebut mengangkut penumpang dari wilayah Cirebon dan Kuningan," kata Angga.
Dia menduga minibus itu merupakan travel gelap. Saat ini pihaknya masih mendalam terkait dugaan tersebut. "Kita menduga ini travel gelap. Saksi masih didalami. Diduga sopir ngantuk karena berangkat dari Jakarta malem," ujarnya.
Kecelakaan maut itu mengakibatkan tiga orang tewas dan tujuh luka. Para penumpang yang mengalami kecelakaan mendapatkan perawatan di RSUD Cideres Malengka. Yoyo di hari itu juga ditetapkan sebagai tersangka. "Sopir sejak dari kemarin sore sudah Kita tetapkan sebagai tersangka," kata Kasatlantas Polres Indramayu, AKP Angga Handiman, Rabu (16/11/2022).
Kepada detikJabar, Yoyo mengaku mengemudikan mobil minibus Luxio sarat penumpang itu dalam kondisi mengantuk. "Ya karena ngantuk," jawab Yoyo singkat.
Kabid Pelayanan Medik RSUD Cideres Majalengka, dr. Nina Nur Ainy mengungkap identitas para korban. Menurutnya para korban merupakan warga dari berbagai wilayah. "Tiga korban yang meninggal dunia yakni Saji, Tasum, dan Ira masing-masing warga Kabupaten Kuningan," kata Nina kepada wartawan.
"Tujuh orang korban luka-luka yakni Dian (Kuningan), Mustari (Cirebon), Nurudin (Cirebon), Riska Fitriani (Brebes), M. Rian Setiana (Cirebon), Ade Hidayat (Cirebon), dan Carsadi (Cirebon)," ujar dia menambahkan.
Salah seorang penumpang yang menjadi korban, Riska Firtiani (19), sadar setelah kejadian. Bahkan, remaja yang jadi korban kecelakaan ini enggan membuka matanya saat mendengar suara benturan keras. "Aku nggak ingat apa-apa, cuma denger udah rame-rame aja. Nggak tahu (jam). Aku nggak buka mata cuma denger suara rame-rame," kata Riska.
Kejahatan Jalanan di Jabar
Dua aksi kejahatan jalanan terjadi di Kota Bandung hingga Bandung Barat. Dari mulai seorang pelajar dibacok geng motor hingga dia pria tewas dibegal di Jalan Sudirman Bandung.
Pertama adalah Dandi Muhammad Zaenal, siswa SMK warga Kampung Dungus Purna, RW 10, Desa Galanggang, Kecamatan Batujajar, Bandung Barat jadi korban serangan sekelompok diduga geng motor, Minggu (13/10) dini hari.
Korban dibacok sekelompok orang di kawasan Kota Baru Parahyangan, Kecamatan Padalarang. Hal tersebut dikatakan Kapolsek Padalarang Kompol Darwan mengatakan Dandi. "Jadi korban ini nongkrong di kawasan Kota Baru Parahyangan, ada sekitar 14 orang. Saat perjalanan pulang itu kemudian mereka dihadang oleh kelompok lain yang jumlah orangnya juga cukup banyak, sekitar 20 orang," kata Darwan, Senin (14/11).
Kejadian ini bermula saat para pelaku melakukan konvoi. Mereka membekali diri dengan senjata tajam yang diacung-acungkan sehingga turut membahayakan pengendara lainnya. "Mungkin karena takut para kelompok lainnya itu membawa senjata tajam, kelompok korban ini tancap gas dan melewati kelompok yang menghadang. Niatnya kabur," ucap Darwan.
Lantaran tidak terima kelompok korban tidak berhenti, kelompok bersenjata tajam itu akhirnya melakukan pengejaran. Saat korban sudah berhasil dikejar pelaku langsung menyabetkan senjata tajam yang dibawanya.
"Setelah terkejar itulah korban kemudian dibacok dengan senjata tajam jenis samurai. Korban kemudian berhenti dan para terduga pelaku kabur. Setelah itu korban langsung dibawa ke rumah sakit," jelas Darwan.
Akibat penyerangan tersebut korban mengalami luka cukup parah pada tangan kanannya. Korban saat ini sudah mendapatkan penanganan medis di RSHS Bandung. "Korban mengalami luka sobek pada tangan kanan, lukanya cukup parah dengan panjang sekitar 15 centimeter," kata Darwan.
Berikutnya, kejahatan jalanan terjadi di perbatasan Kota Bandung dan Kota Cimahi, Muhammad Reza Satria (19) dan Galih Fauzi (22) yang merupakan warga Kota Cimahi menjadi korban pencurian dengan kekerasan pada Rabu (16/11).
Korban tewas setelah ditusuk dua pelaku yakni Gusta (19) dan Andri (20) yang merupakan warga Bandung. Pelaku berhasil ditangkap Unit Reskrim Polsek Bandung Kulon dan Satreskrim Polrestabes Bandung di Cianjur. "Kurang dari 5 jam, alhamdulilah pelaku berhasil kita tangkap di Cianjur," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Aswin Sipayung di Mapolrestabes Bandung, Rabu (16/11).
Aswin mengungkapkan, dari dua korban penusukan ini, salah satu korban yakni Galih Fauzi sempat tertabrak mobil. "Menurut saksi yang ada di TKP, ketika korban ditusuk oleh tersangka jatuh ke jalan. Enggak lama kemudian ada kendaraan yang lewat melindas (menabrak) korban," ungkapnya.
Aswin berujar, korban dan pelaku tidak saling kenal. Kejadian ini murni kejadian pencurian dan kekerasan. "Tidak kenal, ini murni curas," ujarnya.
Salah seorang pelaku penusukan, Gustav (19) mengaku melakukan hal tersebut karena korban melawan saat kendaraannya akan dirampas. "Saya nggak sengaja, karena dia ngelawan," kata Gustav ketika ditanya Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Aswin Sipayung.
Gustav mengatakan, dia menusuk salah satu korban di bagian kaki. "Satu (kali) di paha," ujar Aswin.
Pelaku lainnya Andri (20) beralasan sama. Dia menusuk korban karena melawan. "Ngelawan juga, dua (kali tusukan). Bagian punggung dan sebelah pinggang," ujar Andri.
Untuk motor hasil curian itu disimpan di wilayah Jalan Dewi Sartika. "Motor di Dewi Sartika," kata Andri.
(sud/iqk)