Bupati Cianjur Herman Suherman meminta pemerintah pusat melalui kementerian terkait untuk kembali melakukan sosialisasi menyeluruh terkait proyek pemanfaatan 'harta karun' panas bumi atau geothermal di Gunung Gede Pangrango.
Herman mengatakan, adanya penolakan dari masyarakat disebabkan sosialisasi yang belum merata, sehingga banyak yang belum paham terkait proyek geothermal untuk pembangkit listrik tersebut.
"Sebenarnya ini hanya masalah komunikasi. Penolakan itu karena sosialisasinya belum merata, sehingga masyarakat belum tahu apa saja dampak positif dari proyek pemanfaatan panas bumi ini. Jadi banyak beranggapan jika dampak negatifnya akan lebih besar," ucap Herman, Selasa (15/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herman mengaku dia pun awalnya mengira jika akan banyak dampak negatif dari proyek tersebut, terutama terkait dampak lingkungan. Namun, setelah mendapatkan pemaparan dari tim ahli kementerian, proyek tersebut tidak akan berimbas pada rusaknya lingkungan di kawasan Gunung Gede Pangrango.
Bahkan menurutnya tidak akan ada gedung pengolahan di kawasan Gunung Gede, melainkan sebatas pipa untuk mengalirkan panas bumi ke pembangkit listrik.
"Saya juga sempat berfikir jika dampak ke alamnya sangat besar, tapi setelah mendapat penjelasan ternyata dampak-dampak tersebut tidak ada terjadi. Termasuk tidak akan ada bangunan di kawasan gunung gedenya," ucap dia.
Namun, hal tersebut juga perlu disampaikan agar tidak ada salah persepsi lagi di masyarakat hingga terjadi penolakan kembali.
"Tinggal bagaimana penjelasannya. Mungkin kemarin baru sebatas ke tokoh-tokohnya. Saya harap dari pemerintah pusat menyosialisasikan lagi secara menyeluruh dan rinci terkait proyek ini. Saya rasa tidak akan ada lagi penolakan. Apalagi proyek ini juga akan menyumbang PAD untuk daerah dari sistem bagi hasilnya," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, masyarakat kaki gunung Gede Pangrango menolak proyek pemanfaatan panas bumi atau geotermal untuk pembangkit listrik. Pasalnya proyek yang disebut 'harta karun' itu dinilai akan merusak alam dan membuat mata pencaharian warga hilang.
Informasi yang dihimpun, proyek tersebut akan menghasilkan saya listrik hingga 85 MWe (mega Watt electric) yang akan digunakan untuk pasokan listrik di Jawa dan Bali.
Namun warga di kaki gunung gede menolak proyek tersebut lantaran selain manfaatnya, terdapat juga potensi dampak negatif yang akan dirasakan masyarakat.
(iqk/iqk)