Hari Kebebasan Sedunia atau World Freedom Day diperingati dengan tujuan untuk mengenang peristiwa runtuhnya Tembok Berlin di Jerman. Peringatan tersebut dirayakan setiap 9 November.
Dikutip dari detikcom, Tembok Berlin adalah sebuah tembok yang membagi Berlin Barat yang demokratis dari Berlin Timur yang komunis. Tembok tersebut berdiri kokoh selama hampir 3 dekade, menjadi salah satu simbol fisik Perang Dingin.
Setelah Perang Dunia II, wilayah Jerman dibagi menjadi Jerman Timur dan Jerman Barat. Jerman Barat diduduki oleh Amerika, Prancis, dan Inggris, sedangkan Jerman Timur menjadi Republik Demokratik Jerman yang diduduki Soviet. Jerman Timur sendiri menjadi negara merdeka pada 1949 dan kota Berlin menjadi bagian dari Jerman yang dikuasai Soviet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tembok Berlin kemudian dibangun pada 1961 dengan tujuan mencegah imigrasi orang-orang dari Berlin Timur ke Berlin Barat dan seluruh Eropa Barat. Kendati demikian, tembok tersebut tidak membendung harapan warga Jerman untuk melarikan diri. Dari 1961 hingga 1989, diperkirakan 5.000 orang melarikan diri melalui tembok tersebut dengan 100 orang tewas dalam prosesnya.
Tembok yang terdiri atas dua dinding itu didirikan 15 tahun setelah Perang dingin bermula. Awalnya, ada dua dinding beton dengan "jalur kematian" di antaranya dengan ratusan menara pengawas, parit, lampu sorot, dan pengawas penjaga.
Pada 1989, pembatasan perjalanan kian melemah di area Jerman Timur. Alhasil, ribuan orang dengan tidak sabar memanjat tembok, menabrak dinding, dan memukulnya dengan pahat dan palu. Perlahan, Tembok Berlin semakin terkoyak hingga akhirnya runtuh pada 9 November 1989.
Meski terkesan hanya menyatukan Jerman Barat dan Jerman Timur, runtuhnya tembok Berlin sebetulnya juga menandai kebangkitan demokrasi dan kebebasan, serta jatuhnya komunisme di Eropa Timur. Satu tahun pascaruntuhnya Tembok Berlin, Jerman menjadi satu wilayah lagi.
3 Fakta Unik Tembok Berlin
Dikutip dari situs resmi Acton Institute, berikut tiga fakta unik Tembok Berlin yang mungkin belum detikers ketahui.
1. Mencegah Para Pekerja Bermigrasi
Seperenam dari populasi Jerman Timur, sekitar 3,5 juta orang, melarikan diri ke Jerman Barat antara tahun 1949 sampai 1961. Mayoritas dari mereka adalah pekerja. Setiap harinya, terdapat sekitar 1.000 orang yang melintas antarperbatasan tersebut.
Suatu hari pada musim panas 1961, pemimpin Soviet Nikita Khrushchev akhirnya melihat hal ini tidak dapat berlangsung terus menerus. Pada 13 Agustus 1961, penduduk Berlin terbangun pada pagi hari dan menemukan pagar kawat berduri telah terpasang rapi di perbatasan antara bagian timur dan barat kota. Beberapa hari kemudian, tembok pembatas dari bahan beton pun dibangun.
2. Dipenuhi 55.000 Ranjau Darat
Tidak heran jika lebih dari 100 orang meninggal dunia saat berusaha melewati perbatasan ini. Tembok Berlin memiliki panjang sekitar 155 Km (27 Km melintang di Kota Berlin) dengan dua tembok setinggi 3,3-4,5 meter.
Diantara dua tembok yang terpisah tersebut, terdapat "jalur kematian" selebar 48 meter. Pada jalur kematian tersebut terdapat 302 menara pengawas, 20 bunker, 55.000 ranjau darat, dan senapan mesin yang diaktifkan oleh kawat.
3. Diberi Nama "Benteng Antifasis"
Pada kenyataannya, pemerintah Jerman Timur mendirikan Tembok Berlin untuk menghalau semakin banyak warganya bermigrasi ke area barat. Kendati demikian, klaim yang mereka berikan pada rakyatnya ternyata berbeda.
Kala itu, pemerintah Jerman Timur mengaku tujuan pendirian Tembok Berlin adalah untuk mencegah fasis, mata-mata, dan ide-ide Barat masuk ke Jerman Timur.
(iqk/iqk)