KH Ahmad Sanusi bakal dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2022 karena kontribusinya sebagai anggota BPUPKI. Selain sebagai tokoh nasional, ia juga dikenal sebagai seorang ulama besar yang mendirikan Pondok Pesantren Syamsul Ulum.
Lokasi pesantren itu tepatnya ada di Jalan Bhayangkara, Kelurahan Gunung Puyuh, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi.
Para santri hilir mudik mengikuti pengajian kitab kuning. Rasa takzim terlihat saat sesepuh pesantren berdiri di depan masjid. Para santri itu mulai berbaris untuk bersalaman dengan sesepuh pondok pesantren.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesantren yang berdiri pada 1933 itu masih eksis sampai saat ini dengan jutaan alumni. Beberapa lulusan pesantren Syamsul Ulum sukses menjadi ulama besar dan pendiri universitas.
Misalnya seperti pendiri Pesantren Manonjaya KH Choer Affandi dan pendiri Ponpes Al-Masthuriyah KH Masthuro.
"Sebetulnya Pondok Pesantren Syamsul Ulum ini adalah ponpes khusus yang bisa melahirkan para ajengan di Jawa Barat dan di luar pulau. Alhamdulullah beliau bisa melahirkan ulama-ulama yang memang setelah belajar di pondok ini kita bisa melihat ulama-ulama yang dididik oleh ajengan Sanusi," kata cucu sekaligus Ketua Umum Yaspi Syamsul Ulum H. Neni Fauziyah saat ditemui detikJabar beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, KH Ahmad Sanusi memiliki cita-cita untuk membentuk santri dan alumni yang memiliki keilmuan seperti energi cahaya, layaknya nama ponpes yang didirikannya, Syamsul Ulum.
"Beliau mungkin mengharapkan para alumni memiliki keilmuan harus seperti energi matahari, dibutuhkan oleh semua komponen. Nah beliau mungkin mengharapkan para alumni ini mempunyai keilmuan bagaikan matahari dibutuhkan setiap saat, itu barangkali filosofinya yang saya lihat," ujarnya.
Semasa hidupnya, kata dia, KH Ahmad Sanusi menciptakan ratusan karya. Karya-karya tersebut rencananya akan dibukukan ulang dan didigitalisasi agar bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Empat tahun lalu kami merawat hasil karya beliau dan mudah-mudahan karya beliau akan menjadikan kontribusi yang baik. Keluarga ingin masyarakat ataupun pihak-pihak tertentu bisa mengakses dengan mudah, kemungkinan akan didigitalisasikan karya-karya beliau," jelasnya.
Respons Keluarga Soal Penganugerahan KH Ahmad Sanusi
Cucu KH Ahmad Sanusi sekaligus anak dari penerus Ponpes Syamsul Ulum almarhum Badri Sanusi ini tak percaya dengan penganugerahan kakeknya sebagai Pahlawan Nasional. Sejak 2008 banyak pihak yang mengajukan kepada pemerintah untuk menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum namun baru tereralisasi pada 2022 ini.
"Itu merupakan hal yang tidak terduga, ibu sedang pengajian ada yang nelpon. Kita asalnya tidak percaya, tapi setelah ada konfirmasi dari pihak Pemprov baru kita percaya bahwa ini benar," kata Neni.
Lebih lanjut, Neni berkeyakinan jika penetapan KH Ahmad Sanusi atas kehendak Allah. Pihak keluarga juga saat ini sudah di Istana Negara untuk mengikuti gladiresik upacara penganugerahan KH Ahmad Sanusi.
"Dalam waktu yang relatif singkat Allah membuktikan, InsyaAllah karena sudah ada informasi (penetapan pahlawan nasional), saya mewakili keluarga akan menghadiri acara itu karena harus ada gladiresik persiapan, mudah-mudahan pada waktunya berjalan dengan baik, sehat atas dasar izin Allah," tutupnya.
(tey/tey)