Keren! Ponpes di Indramayu Terapkan Pendidikan Pertanian Modern

Keren! Ponpes di Indramayu Terapkan Pendidikan Pertanian Modern

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Sabtu, 22 Okt 2022 05:30 WIB
Santri di Ponpes Cadangpinggan Indramayu belajar pertanian modern.
Santri di Ponpes Cadangpinggan Indramayu belajar pertanian modern. (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Pendidikan bertahan hidup diterapkan Pondok Pesantren , Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu. Ponpes yang ada di wilayah perbatasan Cirebon ini menerapkan pendidikan pertanian modern.

Bergelut dengan sekam, cocopeat, pupuk, bahkan masuk ke kebun memang tak asing bagi para santri. Mereka rutin mengelola aneka tanaman dari hidroponik hingga kebun jeruk nipis.

Hafid Fahmi misalnya. Dia bersama santri lainnya, merawat tanaman melon dan cabai merah di greenhouse pondok. Saat waktu luang setelah kegiatan pesantren, Hafid menyempatkan belajar pertanian di lahan yang sudah disediakan. "Biasanya mupuk, nyiram tanaman, membuat media tanam apa aja yang harus dilakukan. Asik aja, karena bareng sama temen lainnya," kata Hafid, Jumat (21/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hafid mengaku, kegiatan bertani baru dilakoni sejak ada di pondok pesantren. Namun, berkat bimbingan mentor ekstrakurikuler pesantren digital farming, Hafid mulai banyak mengerti tentang dunia pertanian. "Pengalaman baru, nantinya bisa diterapkan setelah lulus. Karena sudah mulai mengerti merawat tanaman hingga model pemasaran," kata Hafid.

Rupanya, pendidikan pertanian ini diterapkan pengasuh ponpes sejak awal tahun 2018 lalu. Lahan kosong di sekitar ponpes dimanfaatkan untuk menanam cabai dan tanaman jeruk nipis. "Awalnya itu tanah kosong seluas 2 hektar di tanami cabai terus jeruk nipis. Dan banyak diikuti oleh para santri yang membantu, akhirnya kami patenkan agar santri selain belajar keagamaan juga memiliki ketrampilan bertani," kata Humas Ponpes Cadangpinggan Sukagumiwang, Abror Syafruddin.

ADVERTISEMENT
Santri di Ponpes Cadangpinggan Indramayu belajar pertanian modern.Santri di Ponpes Cadangpinggan Indramayu belajar pertanian modern. Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar

Pendidikan pertanian bagi santri kian berkembang. Di tahun 2020 lalu, ponpes yang didirikan Buya Syakur Yasin mendapat dukungan dari kantor Perwakilan Bank Indonesia Cabang Cirebon dan membuat greenhouse seluas 500 meter persegi.

Teknik pertanian modern kemudian dikembangkan dan langsung diajarkan kepada para santri. Mereka, dilibatkan dalam setiap proses merawat tanaman cabai merah besar. "Menggunakan metode hidroponik, memakai vertigasi mesin atau sistem tetes untuk tanaman. Sehingga otomatis untuk menyiram tanaman. Yang tenaga ekstra kita gunakan santri tapi santri tetap diberikan edukasi tentang metoda tersebut," kata Abror.

Tidak sebatas itu, santri juga dikenalkan metode pemasaran secara modern yang ramai dimanfaatkan di era digital saat ini. Hasil perkebunan itu selain untuk kebutuhan pondok, juga dijual di pasar tradisional maupun lewat online. "Santri juga ikut belajar memasarkan produk atau hasil panen itu. Ini edukasi kemandirian hidup, agar santri yang sudah lulus bisa usaha diantaranya pertanian," lanjut Abror.

Diakui Abror, hasil panen hortikultura memang belum optimal. Hanya sekitar 60 persen dari target yang diperkirakan. Namun, hal itu dinilai mampu menghindari terjadinya inflasi seperti tujuan dari Bank Indonesia.

Selain faktor hama dan cuaca, masih kurangnya tenaga yang merawat tanaman jadi sebab tidak maksimalnya hasil panen cabai merah besar tersebut. Kendati demikian, itu bukan persoalan besar, demi tetap memberikan edukasi bagi santri. "Masih ada kendala di hama suhu dan sdm yang belum maksimal. Karena disini kita libatkan santri selama mengelola greenhouse," ujar Abror.

Pendidikan pertanian modern ini tentu bukan prioritas utama pondok pesantren dalam memberikan materi pembelajaran kepada santri. Mereka, tetap dapat melakukan kegiatan selayaknya santri pada umumnya.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads