Perjuangan Ortu Rawat Anak Menderita Hidrosefalus dan Berharap Bantuan

Kabupaten Bandung

Perjuangan Ortu Rawat Anak Menderita Hidrosefalus dan Berharap Bantuan

Yuga Hassani - detikJabar
Senin, 17 Okt 2022 18:06 WIB
Andri menderita hidrosefalus butuh pertolongan dermawan.
Andri menderita Hidrosefalus (Foto: Yuga Hassani/detikJabar).
Kabupaten Bandung -

Andri (20), seorang pria asal Kampung Lamajang, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, menderita hdirosefalus. Selama bertahun-tahun dia harus menghabiskan hari-harinya di atas tempat tidur.

Di antara pemukiman padat, Andri tinggal mengontrak bersama orang tuanya Sutaryo (63) dan Suwarti (55). Bahkan kontrakannya pun terlihat hanya berukuran 3x3 meter.

Andri tidur di antara kasur yang telah ditinggikan menggunakan papan oleh ayahnya Sutaryo. Pasalnya daerah tersebut sering dilanda banjir, sehingga kasurnya ditinggikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sutaryo mengatakan anaknya tersebut lahir dalam keadaan normal. Namun, ketika usia delapan bulan mengalami sakit panas yang cukup parah.

"Saya bawa ke dokter dikasih obat untuk menurunkan panas. Setelah itu dokter bilang kalau panasnya sudah turun disuruh datang lagi, pas datang lagi malah dikasih surat rekomendasi ke Rumah Sakit," ujar Sutaryo kepada detikJabar, Senin (17/10/2022).

ADVERTISEMENT

Alih-alih membawanya ke rumah sakit, Sutaryo memilih membawa anaknya ke pengobatan alternatif. Hal itu terpaksa dia lakukan karena tidak memiliki biaya untuk membawa anaknya ke rumah sakit.

"Karena nggak ada biaya saya pake pengobatan alternatif ke Cirebon, Wonosobo. Dulu itu bola matanya nggak kelihatan, ke atas, setelah dibawa ke salah satu pengobatan alternatif bisa kembali bola matanya. Tapi kepalanya tidak mengecil, akhirnya tetap harus dioperasi," katanya.

Dia mengungkapkan anaknya sempat menjalani pengobatan pada 2005 silam. Setelah itu kepalanya sedikit mengecil.

"Diambil berobat 2005, dioperasi dan diambil cairannya, asalnya ukuran kepala lebih besar. Dulu biaya dari udunan warga, cuma kan dengan warga juga terbatas," jelasnya.

Sutaryo menyebutkan datang ke Bandung pada tahun 1979. Dia sempat kerja di salah satu pabrik tapi sudah pensiun.

"Saya asli Purworejo, istri asli Kebumen. Sudah tinggal di kontrakan ini selama 20 tahun. Sehari-hari ngewarung, sedangkan sang istri bekerja di konveksian untuk menutupi kebutuhan sehari-hari," ucapnya.

"Bayar kontrakan Rp 250 ribu sudah sama listrik. Saya nyewa dua kontrakan, satu buat ngewarung, satu buat kamar," tambahnya.

Dia menuturkan saat ini memiliki empat orang anak. Dua anaknya diurus di kampung halamannya di Jawa. Sementara dua lagi tinggal bersamanya.

"Putra saya empat, dua di Jawa, dua di sini, ini yang menderita sakit anak terkahir. Anak satu lagi, laki-laki dan bekerja di pabrik, jadi didaftarkan BPJS itu oleh anaknya yang sudah bekerja. Masuk BPJS mandiri," kata Sutaryo.

Meski begitu, Sutaryo menuturkan sering mengajak bermain anaknya tersebut. Apalagi menurutnya anaknya tersebut hanya terbaring di tempat tidur.

"Kalau ingin degendong dia suka narik tangan saya, itu tandanya pengen jalan-jalan, biasanya pagi atau sore, kalau sudah dimandiin itu pengennya jalan-jalan," tuturnya.

Dalam kesehariannya, Sutaryo selalu memberi makan terhadap anaknya tersebut pada pagi, siang dan sore menjelang malam. Makanannya pun dari kecil hingga saat ini hanya satu jenis.

"Makan pakai nasi tim dicampur dengan susu kental manis. Andri sukanya itu yang lembut banget. Kalau agak keras dikit, pasti dimuntahin lagi makanannya," ucap Sutaryo.

Dia menyebutkan hingga saat ini belum menerima bantuan apapun. Namun, pihaknya mengaku hanya menerima BLT dari dana desa.

"Belum pernah dapat bantuan apapun, baru mendapatkan bantuan kemarin BLT Dari Dana Desa. Tidak masuk dan terdaftar sebagai KPM untuk bantuan yang lainnya," bebernya.

Sutaryo berharap ada yang bisa membantu anaknya tersebut dalam masalah pengobatan. Sehingga anaknya bisa sehat kembali.

"Kalau saya sih pengennya mah diperiksa setiap bulan, tapi nggak ada biaya. Saya pengen anak saya bisa dikasih sehat, karena mau tidak mau ini anak saya, saya ingin lihat anak saya normal," ujarnya.

(mso/mso)


Hide Ads