Sebanyak 876 ruang kelas sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat mengalami rusak. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya mengakui banyak ruang kelas rusak sehingga para siswa belajar di tenda darurat hingga bangunan hasil swadaya masyarakat.
"Jumlah kelas yang ruang kelas yang rusak adalah 876 ruang kelas artinya ini fakta rusak. Penyebabnya karena bencana, lapuk karena umur dan ketiga karena hampir dua tahun COVID-19 hingga pemeliharaan kurang optimal ini faktanya," kata PLT Kadisdik dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya Rahayu Jamiat, Senin (10/10/22).
Pemerintah daerah baru mendata ulang kerusakan yang menimpa bangunan sekolah. Data ini akan jadi dokumen untuk prioritas pembangunan ruang kelas rusak. Anggaran bisa bersumber dari APBD kabupaten, bantuan provinsi hingga dana alokasi khusus pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita upayakan pendataan ulang, artinya kita sinkronkan data dengan Dapodik baru kita. Maka kami minta agar di data dan lakukan validasi lagi, nanti dari data ini kita akan buat dokumen perencanaan untuk menyusun skala prioritas perbaikan ruang kelas. Anggarannya bisa dari DAU APBD Kabupaten Tasik, Bantuan Provinsi Jawa Barat atau dari DAK Pusat sesuai pengajuan Dapodik," kata Rahayu.
Sementara itu, PLT Kabid Pendidikan Dasar Sera mengatakan, terdapat 300 sekolah yang kelasnya rusak. Persoalan keterlambatan perbaikan karena pengajuan rehab melalui sistem Dapodik ke Pusat tidak sepenuhnya disetujui.
"Berdasarkan data Dapodik di kami ada 300 sekolah. Jadi kenapa belum dibangun? karena memang ada persoalan dalam upload data hingga tidak disetujui pusat. Tetapi dinas pendidikan berupaya terus agar ruang kelas rusak segera diperbaiki demi kenyamanan siswa belajar. Beberapa sekolah masuk dalam daftar rehab tahun 2023 mendatang," katanya.
(iqk/iqk)