Berdasarkan data dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, hingga kini terdapat 98 anak yang menjalani perawatan karena disinyalir mengalami kecanduan gawai.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Yayasan Bakti 45 Sejahtera Bandung berupaya untuk mengalihkan perhatian anak terhadap gawai salah satunya dengan metode belajar menyenangkan.
"Setiap hari Minggu kita punya slogan 'Learning With Fun', di situ kita bagaimana caranya kita buat belajar semenyenangkan mungkin setelah Senin sampai Sabtu anak-anak di sekolah jenuh," kata Menurut pendiri Yayasan Bakti 45 Sejahtera, Salim, kepada wartawan, Sabtu (8/10/2022).
Cara menyenangkan yang diterapkan misalnya saat belajar Bahasa Inggris dan Matematika yang dilaksanakan oleh sejumlah relawan yang terlibat.
"Kita lebih praktik, misalnya matematika itu tidak hanya di whiteboard terus. Kita terapkan pembelajaran lewat alat peraga juga," ujar Salim.
Salim menuturkan saat ini ada sekitar sepuluh relawan dari berbagai universitas yang turut andil dalam gerakan tersebut. Para relawan yang terlibat memiliki visi yang sama untuk mengalihkan kebiasaan anak-anak bermain gawai.
"Di tengah gempuran teknologi, kita harus menjadi contoh dan keprihatinan kita lihat di lapangan anak-anak lebih banyak ke gadget. Jadi kita berupaya untuk memberikan kesibukan yang lain bagi anak-anak. Tentunya yang menyenangkan agar mereka juga tidak jenuh," ucap Salim.
Yayasan yang berdiri sejak 2019 ini memiliki 10 anak asuh dengan berbagai tingkat pendidikan mulai dari TK hingga perguruan tinggi. Anak-anak itu juga tetap mendapatkan pendidikan lain di luar sekolah formal.
"Karena kita lihat kalau lagi libur atau sesudah sekolah, mereka itu asik main gadget bahkan mereka jarang main sama teman-temannya. Itu yang kita khawatirkan, karena kalau tidak terkontrol juga dampaknya bisa berbahaya," kata Salim
Ia berharap, dengan adanya gerakan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak, terutama melepas kebiasaan bermain gawai. Terlebih yayasan yang masih seumur jagung tersebut masih terus berupaya untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat terutama di wilayah Lembang.
"Kami yayasan masih baru, 2019 berdiri. Lalu kami juga donaturnya belum banyak, jadi masih terbatas yang belum bisa kita bantu. Tapi saya bersyukur banyak teman teman mahasiswa mereka bergabung disini," tutur Salim.
(tey/tey)