Hujan dengan intensitas tinggi sejak Jumat (7/10/2022) siang, membuat Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung kembali direndam banjir. Ketinggian air hingga mencapai lutut orang dewasa.
Pantauan detikJabar di lokasi, terlihat warga mulai memindahkan motornya ke dataran yang lebih tinggi. Beberapa warga lainnya nampak membersihkan sampah-sampah yang turut datang bersama air tersebut. Sementara warga lainnya terus bersiaga.
Salah satu warga RW 14, Aki (39) mengatakan, banjir datang setelah hujan di daerah tersebut mulai berhenti. Menurutnya, hujan terjadi sejak siang hari. "Datang banjir beres hujan, waktu hujan berhenti beres ashar sekitar jam 16.00 WIB," ujar Aki kepada detikJabar, Jumat (7/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aki menjelaskan, banjir merupakan kiriman dari daerah Kota Bandung. "Ini mah air kiriman, sekitar 3 jam juga surut. Tapi kita juga terus waspada. Kalau di sini karena pintu air yang dekat makam di RW 2 sudah di tutup kemungkinan air Citarum nggak naik," katanya.
Dia menyebutkan banjir saat ini lebih cepat surut dikarenakan di wilayah tersebut terdapat beberapa polder air. "Kalau hujan di Kota sudah berhenti, maka di sini juga udah berhenti karena sekarang sudah ada folder air," jelasnya.
Aki mengungkapkan, dia telah tumbuh besar bersama banjir tersebut. Pasalnya sejak dirinya lahir banjir tersebut sering terjadi. "Saya asli orang sini, dari waktu kecil sampai sekarang sudah menikah. Waktu jaman itu sudah ada banjir, kemudian pernah sempat hilang, kemudian tahun 90 diubah Citarum jadi ketemu banjir lagi," ucapnya.
Dia menjelaskan pada saat tahun 2005 sempat mengalami banjir yang cukup parah. Bahkan menurutnya banjir tersebut disertai lumpur yang tebal. "Dulu mah, banjir itu tahunan 5 tahun sekali, lumpur juga sampai se dada pria orang dewasa. Waktu itu banjir 3 minggu nggak berhenti itu kejadian 2005," tuturnya.
Menurutnya para warga yang tidak memiliki bangunan lantai dua pasti langsung mengungsi jika banjir besar. Namun, kata dia, ada juga yang memaksa bertahan di rumahnya. "Waktu itu saya sempat ngungsi, karena akses dan rumah saya nggak ada tingkatnya. Yang mengungsi di tempat pengungsian itu yang nggak punya atap atau lantai 2, jadi istilahnya orangnya itu-itu saja," ungkapnya.
Aki menambahkan jika banjir datang warga telah bersiap-siap. Semuanya menyelamatkan barang-barang berharganya. "Paling begadang saja kalau ada air yang sudah datang dekat pintu, barang-barang saya masukin ke para, paling kendaraan motor yang dipindahkan," katanya.
Simak video 'Lihat Lagi Titik Banjir di Jakarta dan Sekitarnya yang Sempat Lumpuhkan Lalin':