Nahas Bocah 2 Tahun di KBB Luka Parah Tertimpa Dinding Rumah yang Ambruk

Nahas Bocah 2 Tahun di KBB Luka Parah Tertimpa Dinding Rumah yang Ambruk

Whisnu Pradana - detikJabar
Kamis, 06 Okt 2022 17:31 WIB
Dinding rumah yang ambruk.
Dinding rumah yang ambruk timpa bocah di Bandung Barat (Whisnu Pradana/detikJabar).
Bandung Barat -

Nahas bagi Umar Hibban, seorang bocah berusia 2 tahun yang mengalami luka cukup parah di bagian kepalanya akibat tertimpa material dinding rumahnya yang ambruk akibat diguyur hujan deras.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (5/10/2022) sekitar pukul 1 dini hari. Hujan deras yang mengguyur sejak sore menyebabkan dinding rumah yang ada di Kampung Karangsari, RT 01/13, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat itu ambruk.

"Kejadiannya sekitar jam 1 malam. Jadi rumah saya ini di belakangnya ada celah, kemungkinan air rembes ke situ jadi dindingnya nggak bisa menahan air lalu ambruk," ungkap Muhammad Ramdan Jaelani (32), orangtua korban sekaligus pemilik rumah kepada detikJabar, Kamis (6/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ramdan mengatakan saat itu ia beserta istri dan ketiga anaknya berkumpul di ruang tengah rumah karena bagian lain dari rumah yang sudah berusia cukup tua itu ternyata bocor. Ramdan merasa ruang tengah jadi tempat paling aman untuk keluarganya.

"Kami tidur di ruangan tengah. Tapi tidak diduga, ternyata kejadiannya di ruangan tengah yang awalnya kami anggap paling aman," ucap Ramdan.

ADVERTISEMENT

Saat itu anak pertamanya, yakni Shaqueena Almara (6) tidur di sofa. Sementara istrinya serta anak kedua yakni Jauza Almara (4) dan anak bungsunya Umar Hibban tidur di lantai. Ia kemudian masuk ke kamar diikuti anak keduanya karena ada pekerjaan yang mesti diselesaikan.

"Ternyata tiba-tiba dinding ruang tengah itu ambruk, langsung menimpa anak dan istri saya. Anak pertama saya tertimbun material, jadi saya fokus menyelamatkan anak pertama," kata Ramdan.

Sementara istri dan anak bungsunya juga terkena material dinding namun tak sampai tertimbun seperti si sulung. Namun siapa sangka, ternyata si bungsu yang mengalami luka paling parah akibat peristiwa tersebut.

"Kalau anak pertama ternyata masih tertolong karena materialnya tertahan bantal sofa. Nah justru anak bungsu saya yang terkena material yang mental sampai kepalanya luka. Baru ketahuan setelah dititip di kakak saya, ternyata darah mengucur dari kepalanya," kata Ramdan.

Anak pertamanya mengalami luka di bagian kaki. Ia langsung dirujuk ke RS Mitra Kasih, dari hasil rontgen ternyata ada memar dsn retak ringan di bagian kakinya. Sementara sang istri juga mengalami memar di beberapa bagian tubuhnya.

"Yang bungsu itu dibawa ke Mitra Kasih juga tapi ditolak karena peralatannya nggak lengkap. Akhirnya dirujuk ke RSHS Bandung karena memang lukanya yang paling parah," ungkap Ramdan.

Hasil pemeriksaan dokter, Umar terpaksa harus menjalani operasi karena luka parah di bagian kepala. Ada retak yang agak menjorok ke bagian otak sehingga mesti segera dilakukan penanganan medis.

"Sudah dijadwalkan operasi itu Senin, tapi saya belum tahu jenis operasinya apa karena masih menunggu hasil observasi. Jadi selain robek, ada memar dan dua retak yang posisinya agak masuk ke otak," ucap Ramdan.

Ramdan yang berprofesi sebagai guru di beberapa sekolah serta menjalani peran sebagai pembina pramuka, kini sedang sibuk mengurus Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) karena keluarganya tak punya BPJS.

"Diarahkan oleh Pak Kades itu membuat SKTM saja karena saya nggak punya BPJS. Sekarang lagi bolak-balik ke Dinsos urus persyaratannya. Mudah-mudahan segera pulih lagi," tutur Ramdan.

Kondisi rumah Ramdan belum aman untuk bisa ditinggali lagi. Meskipun dinding yang sebelumnya ambruk kini sudah disangga oleh tiga bilah bambu namun sepertinya hal itu bukan solusi jangka panjang.

"Tapi Alhamdulillah sudah dicek oleh Pak Kades, dari Polsek juga sudah," ujar Ramdan.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads