Salah satu momen yang paling ditunggu oleh mahasiswa adalah wisuda. Pasalnya, wisuda menjadi tanda seorang penuntut ilmu telah menyelesaikan pendidikannya dan dinyatakan lulus.
Saat acara wisuda, seorang wisudawan akan mengenakan topi toga dan jubah. Tentunya, budaya pakaian tersebut sudah familiar dan tidak asing lagi. Namun, apakah Anda mengetahui mengapa wisudawan mengenakan topi toga dan jubah?
Dikutip dari detikEdu, penggunaan topi toga dan jubah dapat diusut dari universitas pertama di Eropa yang didirikan oleh para pendeta pada abad ke-12 dan 13. Saat itu, para mahasiswanya kerap mengenakan jubah dan penutup kepala yang berwarna hitam atau cokelat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, penggunaan pakaian tersebut memiliki fungsi yang berbeda dengan saat ini. Sejarawan berpendapat pakaian tersebut dikenakan untuk menjaga tubuh tetap hangat, terutama saat mesin penghangat ruangan belum ditemukan.
Di abad ke-18, jubah dan penutup tersebut biasanya digunakan untuk membedakan kaum pelajar dengan orang biasa di kota tempat mereka belajar. Pasalnya, jubah dan penutup kepala ini disebut sebagai lambang kecerdasan dan superioritas yang lebih tinggi dibandingkan orang lainnya.
Seiring berjalannya waktu, penggunaan atribut tersebut mulai digunakan sebagai simbol akademik di berbagai universitas. Perguruan tinggi pertama yang meresmikan pakaian tersebut untuk fungsi kelulusan adalah University of Oxford dan University of Cambridge. Atribut itu harus digunakan seluruh wisudawan untuk melambangkan kesetaraan.
Kemudian, atribut kelulusan tersebut diadopsi oleh Amerika pada era kolonial. Topi toga wisuda dianggap sebagai lambang pengakuan dan pencapaian, sementara jubah wisuda merupakan pelengkap yang menandakan bidang studi seseorang.
Hingga saat itu, tradisi topi toga dan jubah mengalami perkembangan dan menjadi bagian penting dari pengalaman akademis setiap mahasiswa.
Artikel ini telah tayang di detikEdu dengan judul Kenapa Toga Wisuda Identik dengan Simbol Kelulusan? Ini Alasannya. Baca di sini.
(iqk/iqk)