Nurkamil (32) menatap kosong tubuh putrinya Kalila (7) yang tergolek lemah di atas ranjang pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Sudah 3 hari bocah itu terbaring karena menderita stunting ditambah komplikasi penyakit, diantaranya Sepsis dan kebocoran jantung.
Siska Amelia (27) sang ibu membenarkan kondisi putrinya mengalami stunting, kondisi itu sebenarnya sudah diketahui sejak Kalila berusia 6 bulan. Di usia tersebut Kalila sudah menderita berbagai penyakit sampai kemudian dokter yang merawatnya memvonis Kalila menderita Stunting.
"Dokter yang mendiagnosis demikian, Sepsis, PSD, Stunting, Radang Paru-paru, kebocoran jantung. Putri saya stunting, punya penyakitnya dari usia enam bulan sudah ketahuan," ungkap Siska saat ditemui detikJabar di RSUD Palabuhanratu, Sabtu (24/9/2022) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siska membenarkan kondisi putrinya kritis, sejak mendapat diagnosa komplikasi penyakit berbagai bantuan kesehatan datang seperti dari Jabar Quick Respons (JQR) dan Puskesmas. Namun hal itu tidak membuat kondisi Kalila membaik, terakhir Kalila ternyata harus menjalani penanganan medis di RS Harapan Kita, Jakarta.
Siska bukan tidak mau membawa putrinya berobat ke rumah sakit tersebut, biaya pengobatanpun seluruhnya ditanggung oleh BPJS. Namun ia kebingungan, untuk biaya transportasi hingga perbekalan saat Kalila berobat di RS Harapan Kita.
"Kritis harus dioperasi ke RS Jantung Harapan Kita, kesulitannya kalau disana itu harus beberapa bulan. Berobatnya memang pakai BPJS tapi untuk tinggal di sana harus ongkos, biaya sehari-hari. Di sana harus sampai 6 bulan sampai kondisinya pulih," lirih Siska.
"Dulu sudah pernah dirujuk ke RSHS Bandung juga, namun ya begitu kondisi ekonomi kami agak kesulitan. Suami hanya bekerja di Pabrik Es, tinggal saja saya masih dengan mertua," pungkas warga Kampung Caringin RT 4 RW 5 Desa Jayanti Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi tersebut.
(sya/dir)