Meski begitu, pada kunjungan Jumat (23/9) malam Helmi memastikan jalur tersebut masih dapat dilewati. Karena sudah dibuat jalur baru di pinggir jalan yang terputus sepanjang 50 meter.
"Yang putus itu 35 meter (tapi) bisa ke pinggirnya, ke pinggir bikin jalur baru sepanjang kurang lebih 50 meteran, dan ini inisiatif desa dan kecamatan sudah dibikin, lebarnya kurang lebih 3 meter (sampai) 4 meter, tinggal dilebarkan saja, (kalau) dilebarkan mungkin bisa sampai 7 atau 10 meter, karena masih leluasa ke pinggirnya," ujar Helmi dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/9/2022).
Diketahui, banjir dan tanah longsor terjadi di Kabupaten Garut bagian selatan pada Kamis (22/9) malam. Bencana ini mengakibatkan 20 desa di 5 kecamatan ikut terdampak. Yakni Kecamatan Banjarwangi, Singajaya, Cibalong, Pameungpeuk, dan Cisompet.
Berdasarkan laporan sementara melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, akibat bencana yang terjadi karena intensitas hujan tinggi dengan durasi yang lama ini, satu orang dikabarkan meninggal dunia, serta 1.666 KK (4.833 jiwa) ikut terdampak dengan adanya bencana ini.
Selain itu, Helmi menjelaskan berdasarkan hasil asesmen tim BPBD Kabupaten Garut 16 rumah mengalami kerusakan, 8 di antaranya rumah rusak berat (RB), 4 rumah rusak sedang (RS), dan 4 rumah rusak ringan (RR).
Banjir dan tanah longsor juga menyebabkan sejumlah infrastruktur mulai dari jembatan, jalan, hingga lahan pertanian mengalami kerusakan.
(fhs/ega)