Menekuni profesi sebagai guru dewasa ini tak jadi pilihan utama generasi muda. Banyak faktornya, mulai dari tak lagi dianggap kekinian hingga tak memberikan jaminan kesejahteraan bagi pelakunya apalagi jika berstatus honorer.
Namun hal itu tidak jadi soal buat Irma Suci Destia. Mojang cantik asal Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang justru jatuh hati pada profesi mulia dan dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Irma juga dikenal sebagai seorang selebgram. Sebuah profesi yang lahir beberapa tahun belakangan, berangkat dari tenarnya satu sosok di platform media sosial instagram hingga disematkan predikat selebritis instagram (selebgram).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gadis cantik dengan 118 ribu pengikut di instagram, tak membuat Irma alergi menjalani peran sebagai seorang pendidik. Apalagi Irma yang kini baru berusia 22 tahun juga mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di STKIP Siliwangi, Kota Cimahi.
"Sekarang aku ngajar, jadi dosen, terus selebgram, syuting, dan kadang jadi presenter juga. Kebetulan aku memang senang ngomong," ujar Irma saat berbincang dengan detikJabar, Jumat (9/9/2022).
Menjadi seorang guru apalagi masih berstatus honorer dengan bayaran yang tak seberapa awalnya sempat bikin Irma berat hati. Lama kelamaan tekanan yang dirasakannya justru berbalik menjadi kesenangan yang berat untuk ditinggalkan.
"Awalnya ngajar bukan passion aku, karena minat utama aku sebetulnya di dunia entertainment. Di situ (entertainment) aku ngerasa enggak capek meskipun kerjaannya hectic. Kalau kerjanya senang ya enggak lelah," ujar Irma.
"Aku selalu berpikir jadi guru itu mulia dan enggak seburuk yang dibayangkan meskipun statusnya kan honorer. Seru banget, akhirnya dari yang awalnya berat, mungkin sekarang sudah berubah jadi passion," imbuh Irma.
![]() |
Sadar punya jaringan yang luas hingga menarik banyak tawaran kerja dengan bayaran yang jauh lebih besar ketimbang mengajar, Irma kukuh pada pendiriannya. Ia kadung jatuh cinta pada dunia pendidikan dan anak-anak.
"Aku akui banyak tawaran kerja yang lebih besar gajinya. Tapi perlu ditegaskan mungkin, aku suka anak-anak dan ngajar. Aku enjoy menjalani ini, sambil aku juga tetap mengejar cita-cita aku di dunia entertainment dan tetap bekerja juga sebagai selebgram," kata Irma.
Awal Mula Jadi Bisa Mengajar di Sekolah
Irma bercerita tentang proses awal ia bisa terjun ke dunia pendidikan sebagai guru. Hal itu berawal saat pandemi COVID-19, di mana segala aktivitas masyarakat termasuk kuliah dihentikan sementara oleh pemerintah.
Lantaran tak bisa berkuliah tatap muka usai dialihkan menjadi perkuliahan secara online alias daring. Dari situ ia mencari kesibukan hingga memutuskan melamar untuk mengajar di salah satu SMP.
"Jadi awalnya waktu pandemi lumayan banyak waktu diam di rumah terus kuliah juga jadi online. Nah gimana sih biar ada kegiatan, akhirnya coba ngelamar ke SMP PGRI 2 Bandung, akhirnya interview, training, dan diterima," kata Irma.
Tahun 2020 menandai kiprah pertama Irma menjadi pengajar demi mencerdaskan anak-anak yang kelak meneruskan cita-cita pendiri bangsa. Hebatnya lagi, kala itu usia Irma tergolong masih sangat muda.
"Pertama kali ngajar itu langsung jadi wali kelas 8 atau kelas 2 SMP. Aku masih umur 19 tahun dan masih kuliah juga," tutur Irma.
Seiring berjalannya waktu pengalaman gadis cantik itu sebagai guru kian mumpuni. Akhirnya banyak tawaran mengajar di sekolah lain, yang terbaru yakni di SMP Negeri 1 Lembang, sekolah di daerah kelahirannya.
"Kebetulan aku juga jadi dosen di NASA Airline Education Center Bandung. Di situ ngajar general english, sudah ngajar 4 angkatan. Alhamdulillah di SMP PGRI 2 aku ngajar kelas 7 dan 8. Sudah mau 2 tahun," ucap Irma.
Pelajaran yang bisa dipetik kata Irma, yakni pendekatan pada murid-murid yang tak bisa disamakan oleh setiap guru. Sebagai seorang guru milenial, Irma mengaku punya pendekatan yang berbeda dengan guru-guru senior lainnya, terutama dari segi penerapan teknologi.
Baca juga: Bangga! Barisan Produk Bandung Selera Jokowi |
"Siswa semakin ke sini siswa makin milenial, pendekatan yang dipakai harus menyesuaikan dunia mereka. Kebetulan dengan latarbelakang aku yang juga selebgram, itu jadi sangat menunjang. Metode ngajar aku juga lebih kekinian, yang mungkin gampang diingat anak-anak," kata Irma.
"karena aku dan anak-anak ini kan hidup dalam dunia yang sudah serba canggih, memanfaatkan teknologi. Maaf, bulan mengerdilkan peran dan metode guru senior, tapi memang pendekatannya berbeda," imbuh Irma.
(yum/yum)