Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin (5/9/2022). Mulai dari rekonstruksi pembunuhan pensiunan TNI di Lembang, Bandung Barat hingga Gubernur Jabar Ridwan Kamil sarankan warga beralih ke kendaraan listrik usai kenaikan BBM.
Berikut rangkuman berita di Jabar hari ini:
Kebohongan Baru Pelaku Pembunuhan Pensiunan TNI di Lembang
Fakta baru pembunuhan purnawirawan TNI Muhammad Mubin (63), yang dilakukan pria pemilik ruko berinisial HH di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, setelah dilakukan rekonstruksi hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakta baru ini terungkap setelah penyidik dari Direskrimum Polda Jawa Barat mengkonfrontasi ulang tersangka HH karena ada perbedaan keterangan yang disampaikan pada tahap awal pemeriksaan.
"Ada beberapa fakta baru setelah dilakukan pendalaman oleh Reskrimum. Awalnya dilakukan pemeriksaan terhadap 12 saksi, kemudian bertambah menjadi 13 orang saksi. Jadi tersangka ini berbohong pada pemeriksaan awal," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo kepada wartawan di Lembang.
"Kemudian (tersangka) dikonfrontasi lagi sehingga didapat fakta-fakta baru dan sesuai dengan kejadian sebenarnya dalam rekonstruksi yang dilaksanakan hari ini," tambah Ibrahim
Kebohongan pertama yakni tersangka memasak nasi goreng sebelum pembunuhan tersebut. Padahal faktanya tersangka tidak sedang memasak sebelum insiden berdarah tersebut.
"Tetapi kenyataannya tidak ada (memasak nasi goreng). Hal itu sesuai dengan adegan saat rekonstruksi, jadi tersangka langsung turun dari lantai 2 rumahnya ke bawah berbekal pisau di dalam kantong lalu keluar dan menusuk korban," ujar Ibrahim.
Kebohongan kedua, yakni tersangka mengaku menusuk korban menggunakan pisau dapur yang dipegangnya karena saat itu ia sedang memasak nasi goreng. Namun faktanya pisau yang digunakan bukan pisau dapur.
"Dari pemeriksaan laboratorium forensik tidak ditemukan adanya darah di pisau itu. Penyidik kemudian mengkonfrontasi lagi tersangka terkait pisau yang digunakan. Dia mengaku itu bukan pisau yang digunakan. Akhirnya penyidik mendapatkan pisau kedua dan dilakukan penyitaan," ungkap Ibrahim.
Kebohongan ketiga, yakni terkait pemukulan dan aksi korban meludahi pelaku sebelum terjadinya penusukan. Faktanya tidak ada kejadian tersebut melainkan hanya cekcok biasa.
"Kenyataannya dilihat dari rekonstruksi tidak ada fakta tersebut. Tapi yang terjadi itu hanya perdebatan kemudian terjadilah penusukan itu," tutur Ibrahim.
Fakta-fakta baru tersebut sesuai dengan rekonstruksi yang dilakukan pada hari ini. Tersangka memperagakan 27 adegan mulai dari aktivitas di dalam rumah, kemudian adegan penusukan, hingga terakhir di lokasi korban ditemukan tewas.
"Kita melakukan rekonstruksi secara terbuka, transparan, dan normatif. Kita betul-betul melaksanakan penyidikan ini sangat objektif disaksikan saksi, JPU, purnawirawan, sampai lawyer. Sehingga bisa dilihat betul-betul rangkaian rekonstruksi ini sesuai dengan rangkaian kejadian yang sebenarnya," papar Ibrahim.
Jalannya rekonstruksi pembunuhan tersebut dikawal ketat oleh pihak kepolisian. Personel Brimob Polda Jabar serta Sabhara Polres Cimahi memagari jalan masuk ke sekitar lokasi rekonstruksi.
Rekonstruksi dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, dilakukan di depan ruko yang menjadi lokasi penusukan. Kemudian di dalam ruko tempat pelaku sebelumnya beraktivitas sampai akhirnya membunuh korban secara brutal.
Adegan demi adegan diperagakan oleh pelaku dalam balutan baju tahanan berwarna biru. Tangannya terborgol. Rekonstruksi itu juga disaksikan oleh orangtua pelaku.
Adegan kemudian berlanjut di pinggir Jalan Adiwarta, yang menjadi tempat tewasnya korban setelah sempat berusaha mencari pertolongan usia ditusuk pelaku secara brutal. Rekonstruksi berakhir pada pukul 13.30 WIB atau selama 3,5 jam.
Di luar perimeter yang dibuat pihak kepolisian, ratusan purnawirawan TNI turut datang mengawal proses rekonstruksi. Mereka berteriak meminta korban dihukum seberat-beratnya.
Korban Doni Salmanan: Menang 7 Juta Kalah 8 Juta
Jaksa Penuntut Umum (JPU) kembali menghadirkan satu orang saksi dalam sidang terdakwa kasus penipuan aplikasi Quotex, Doni Salmanan kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Bale Bandung hari ini.
Saksi tersebut yakni Imron Lukman. Imron mulai mengikuti trading setelah melihat Youtube Doni Salmanan. Kemudian dirinya memutuskan untuk mengakses link yang ada pada deskripsi Youtube Doni Salmanan pada awal tahun 2021.
"Main dari awal 2021 sekitar Januari sampai akhir 2022 Desember. Awal deposit Rp 200 ribu. Supaya masuk King Salmanan, verifikasi lewat admin, kemudian masuk group telegram King Salmanan," ujar Imron
Untuk mengikuti tranding ini, Imron langsung melakukan trading dengan open posisi pada awal hanya sebesar Rp 50 ribu. Pada saat itu dirinya mengaku langsung menang.
"Open pertama Rp 50 ribu, kalau garis eresi, langsung open, langsung naik, menang. Kisaran satu menit. Kalau gak salah jadi Rp 100 ribu," ujarnya.
Menurutnya, yang memilih untuk melakukan open adalah dirinya sendiri. Namun, kata dia, hal tersebut berdasarkan arahan Doni Salmanan. "Yang milih atau open saya sendiri, melalui arahan Doni," tambahnya.
Imron menuturkan, ia sempat mengalami kerugian dalam perjalanan trading tersebut. Bahkan menurutnya sempat mengalami keuntungan selama empat kali.
"Deposit lumayan berkali-kali. Kalau total deposit sekitar Rp 15 juta. Pernah lah profit sampai 4 kali, sisanya loss semua. Kalau profit sekitar Rp 7 juta, tapi loss sekitar Rp 8 juta," tuturnya.
Menurutnya, dengan omongan Doni dalam youtubenya ia merasa terbuai, sehingga pihaknya terus melakukan trading Quotex.
"Omongannya meyakinkan. Apalagi dia (Doni) sering ngomong loss itu adalah kemenangan (profit) tertunda. Dia juga menjelaskan mentor trading hanya cukup satu, hanya ke dia (Doni) saja," jelasnya.
Imron juga sempat terkecoh dengan gaya kemewahan Doni Salamanan yang ditampilkan melalui Youtubenya. Melalui itulah, menurutnya, dirinya mengikuti trading tersebut.
"Melihat jerih payah dia mengumpulkan sesuatu. Ya saya juga pengen. Yang dia pamerkan ada berbagai kendaraan, lambogirni, ada motor H2, R1M, dan lain-lain," ucap Imron.
"Dia juga suka ngasih-ngasih uang ke orang-orang. Ya mungkin biar orang-orang tahu kesuksesan yang dia dapat," tambahnya.
Setiap afiliator mendapatkan keuntungan yang besar. Hal tersebut diketahuinya setelah menonton penjelasan melalui Youtube lainnya.
"Afiliator adalah mengajak orang-orang dengan profit 80 persen. Itu saya lihat di youtube yang ngomongnya Ichal Muhammad," katanya.
Setelah dirinya mengalami kerugian, pihaknya mengaku tidak ingin melakukan trading kembali. Apalagi saat ini tidak memiliki pekerjaan.
"Saya nggak mau lagi main lagi. Saya keluar dari kerjaan, dan sekarang belum ada kerja lagi, masih melamar-melamar lagi," ujarnya.
Harga BBM Naik, Ridwan Kamil: Pindah ke Kendaraan Listrik
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyarankan warganya untuk mulai beralih ke kendaraan listrik untuk mengurangi konsumsi bahan bakar. Setelah kenaikan harga BBM subsidi dan nonsubsidi banyak dikeluhkan hingga ditentang publik.
Menurut Kang Emil, di era kekinian, distribusi energi konvensional semisal bahan bakar fosil sudah semakin tidak jelas ketersediannya. Ia warga mulai beralih ke transportasi listrik untuk kebutuhan mobilitas.
"Di era makin ke sini, situasi energi makin tidak jelas. Saya mengimbau, kalau ada kesempatan, masyarakat, mulailah berpindah ke kendaraan listrik, motor kalau bisa," kata Kang Emil di DPRD Jabar hari ini.
Kang Emil mengaku sudah menggunakan kendaraan listrik dalam mobilitasnya sehari-hari sebagai gubernur. Saat menghadiri paripurna di DPRD pun ia menggunakan mobil listrik dinasnya untuk berpergian.
"Pak Gubernur sudah, ke sini yah bolak balik pake mobil listrik," tuturnya.
Opsi penggunaan kendaraan listrik itu menurut Kang Emil bagian dari upaya untuk mulai tidak tergantung pada bahan bakar fosil. Sebab menurutnya, suatu hari nanti bahan bakar fosil akan mulai dialihkan ke energi terbarukan (ETB).
"Itu juga jadi bagian supaya suatu hari kita tidak bergantung 100 persen kepada bahan bakar berbasis fosil," pungkasnya.
Demo Penolakan Harga BBM Terjadi di Jabar
Massa mulai turun ke jalan, seperti Mahasiswa yang mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Mereka, melakukan aksi unjuk rasa di Bunderan Tugu Adipura, Kota Sukabumi.
Mahasiswa yang lakukan aksi demonstrasi ini membawa berbagai macam atribut seperti spanduk, keranda dan topeng empat pejabat negara.
Keempat topeng pejabat yang dipakai demonstran yaitu Presiden Jokow Widodo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kementerian Sosial Risma Tri dan Menko Marves Luhut Pandjaitan. Salah satu mahasiswa berpose dengan menunjukkan jari tengah saat menggunakan topeng Luhut.
Ada beberapa tuntutan mahasiswa di antaranya menolak kenaikan harga BBM subsidi hingga mendesak Presiden untuk membuka data konsumsi BBM subsidi.
"Kita tidak sepakat dengan kenaikan BBM subsidi tapi kita lebih menekankan kepada pemerintah agar bagaimana kenaikan BBM ini juga dibarengi dengan pembenahan di BPH Migas. Kenapa? Karena ibu Menteri Keuangan sendiri menyampaikan bahwa hari ini BBM subsidi tidak tepat sasaran artinya ada kesalahan dari pusat ke daerah atau dari hulu ke hilir, sudah jelas-jelas perannya BPH Migas," kata Ketua GMNI Sukabumi Raya Anggi Fauzi.
Aksi penolakan BBM ini juga terjadi di Bandung, Jawa Barat dilakukan oleh sekelompok warga. Mereka menolak kebijakan tersebut karena dianggap bakal memberatkan kondisi masyarakat.
Menggunakan mobil komando, korlap aksi Asep Syarifudin menyatakan kenaikan BBM akan berbuntut kepada masyarakat. Sebab menurutnya, kondisi ekonomi masyarakat saat ini belum stabil terutama setelah pandemi COVID-19.
"Kami mendesak pemerintah supaya membatalkan kenaikan harga BBM. Karena menurut kami, kebijakan ini malah akan menyengsarakan rakyat," katanya dalam aksi di depan Gedung Sate hari ini.
Setelah itu, giliran sekelompok mahasiswa dari PMII Cabang Bandung yang merangsek ke Gedung Sate. Mereka juga turut menyuarakan penolakan kenaikan BBM karena dikhawatirkan menambah beban perekonomian masyarakat yang masih belum stabil akibat pandemi.
"Dua tahun terakhir ini kami rasa banyak sekali penderitaan yang dialami oleh masyarakat apalagi saat banyaknya pekerja atau buruh yang di-PHK. Kenaikan BBM pun merupakan langkah yang tidak tepat sebab akan mendorong inflasi serta menyulut keresahan seluruh masyarakat," kata Ketua PMII Cabang Bandung Maulana Yusuf.
Mahasiswa pun mendesak pemerintah untuk mencabut regulasi kenaikan BBM. Menurut mereka, lebih elok pemerintah melakukan pengetatan terhadap distribusi BBM bersubsidi sembari mengambil langkah tegas untuk memberantas masalah di sektor migas dari hulu hingga hilir.
"Kami menolak dan mendesak pemerintah untuk meninjau kembali kenaikan BBM ini. Lebih bijak jika pemerintah memperkuat data kondisi ekonomi supaya penyaluran BBM subsidi ini bisa lebih tetap sasaran kepada masyarakat kelas menengah ke bawah," ujarnya.
Aliansi Ciamis Melawan berunjuk rasa di Halaman Gedung DPRD Ciamis tolak kenaikan BBM. Dalam aksi demonstrasi ini masing-masing perwakilan organisasi mahasiswa melakukan orasi di mobil bak terbuka yang dilengkapi pengeras suara.
Awalnya aksi berjalan lancar dengan orasi silih berganti dan diselingi salawat, namun ketika mahasiswa melakukan pembakaran di tengah jalan, aksi mulai memanas. Aksi saling dorong antara massa dengan petugas kepolisian yang berjaga pun tak terhindarkan. Bahkan ada mahasiswa yang sempat dipisahkan dari kerumunan oleh petugas. Namun tidak lama kemudian dilepaskan kembali.
Aksi saling dorong ini terjadi tidak berlangsung lama. Kapolres Ciamis AKBP Tony Prasetyo Yudhangkoro turun langsung ke kerumunan untuk meredam aksi saling dorong tersebut.
Nizar Adhari, Korlap Aksi Aliansi Ciamis Melawan mengatakan aksi ini dilakukan untuk menolak kenaikan harga BBM. Menurutnya, kenaikan harga BBM ini hanya akan membuat rakyat semakin menderita. Terlebih saat ini masyarakat baru akan bangkit dari pandemi COVID-19 yang berlangsung selama 2 tahun.
"Kami menolak kenaikan harga BBM bersubsidi. Menuntut copot Dirut Pertamina atas ketidakbecusan mengelola Pertamina untuk kepentingan rakyat," ungkapnya.
Massa aksi PMII Tasikmalaya juha gelar unjuk rasa tolak BBM. Dalam aksi ini massa sempat memblokir jalan di depan Alun-alun Singaparna. Massa juga membakar ban bekas di tengah jalan provinsi hingga membuat arus lalu lintas dari Tasikmalaya menuju Garut sempat terganggu.
Selain itu, mereka sempat terlibat saling dorong dengan aparat kepolisian yang berjaga. Massa tidak terima niatnya masuk ke kantor dewan dihalang-halangi. Akibatnya sejumlah mahasiswa yang ikut dalam aksi tersebut sempat terjatuh hingga nyaris tak sadarkan.
"Revolusi, revolusi revolusi," kata mahasiswa sambil mendorong polisi.
Dalam orasinya mahasiswa mengajak masyarakat Tasikmalaya untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak.
"Ini isu nasional yang harus disikapi, karena kenaikan harga BBM ini memberatkan semua pihak," kata Givan Alivia Muldan, koordinator aksi dalam orasinya.
Bantah Suap Pegawai BPK, Ade Yasin Mengaku Bingung
Bupati Bogor non aktif Ade Yasin, sekaligus terdakwa dugaan kasus suap terhadap pegawai BPK RI Perwakilan Jabar mengungkap kejanggalan terkait kasus yang menjeratnya.
Ade Yasin hadir dengan tiga terdakwa lainnya yakni Ihsan Ayatullah ASN Pemkab Bogor, PPK pada PUPR Bogor Rizki Taufik dan Adam Maulana yang menjabat sebagai Sekdis PUPR Bogor.
Ia mengaku merasa ditarik ke dalam perkara yang tidak diketahuinya. Kepada majelis hakim, ia menyebut tidak pernah menunjuk orang yang bertanggungjawab atau PIC (person in charge) terkait atas pertemuan dengan BPK.
"Tidak ada. Saya hanya normatif ke kepala Dinas, untuk tindak lanjut. Fasilitasi BPKAD dan Inspektorat. Saya hanya tataran itu, bukan tugas saya menunjuk. Sudah tunjuk BPKAD sebagai leading sektor untuk menyajikan data dan pemeriksaan," kata Ade Yasin saat menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor Bandung, hari ini.
Ade juga tak mengetahui terkait pengumpulan uang untuk BPK yang dilakukan oleh anak buahnya. Ia tahu hal tersebut di persidangan.
"Tidak ada laporan. Saya bingung dan tidak paham atas dakwaan saya soal penyuapan," ujarnya.
"Semua pemberian dan pengumpulan uang itu saja saya tidak tahu," ucapnya.
Dalam perkara ini, Ade Yasin didakwa dinilai telah melanggar Pasal 5 ayat 1 UU Tipikor Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP Jo Pasal 64 ayat 1 KUHP sebagaimana dakwaan pertama.
Ade Yasin juga dianggap melanggar Pasal 13 UU Tipikor Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP Jo Pasal 64 ayat 1 KUHP sebagaimana dakwaan kedua.
Sementara itu, sidang ini juga dibadiri oleh Kades di Kabupaten Bogor hadir menyaksikan persidangan Ade Yasin.
Dindin yang merupakan, Ketua Asosiasi Pemerintah Desa (Apdesi) Kecamatan Leuwisadeng menilai jika Ade Yasin tidak terlibat.
"Semoga majelis hakim terbuka pintu hatinya dan melihat secara jelas, bahwa tidak ada keterkaitan kasus ini dengan Ade Yasin. Jelas dalam kasus ini Ade Yasin dizalimi, maka jangan zalimi bupati kami," ujarnya.