5 Mitos Ikan Dewa Cibulan: Disebut Jelmaan Pasukan Siliwangi

5 Mitos Ikan Dewa Cibulan: Disebut Jelmaan Pasukan Siliwangi

Muhammad Fadhil Raihan - detikJabar
Kamis, 01 Sep 2022 08:15 WIB
Objek wisata ikan dewa di Kuningan.
Objek Wisata Cibulan (Foto: Bima Bagaskara)
Bandung -

Baru-baru ini warga Kabupaten Kuningan diramaikan dengan kabar kematian massal ikan Dewa yang berada di objek Wisata Cibulan, Desa Maniskidul, Jalaksana.

Sebelumnya, kabar tersebut beredar melalui video di aplikasi perpesanan yang dilihat detikJabar pada Rabu (31/8/2022).

Bukan tanpa alasan, kematian ikan Dewa tersebut membuat heboh warga setempat karena dianggap sebagai hewan keramat yang memiliki berbagai legenda dan mitos. Berikut adalah beberapa ragam cerita dan mitos yang berkembang mengenai ikan Dewa di Cibulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Jelmaan Pasukan Prabu Siliwangi

Salah satu pengelola objek Wisata Cibulan, Maman Suherman (50) menceritakan kisah ikan Dewa yang dianggap sebagai jelmaan pasukan Prabu Siliwangi yang mana dikenal sebagai sosok pemimpin Kerajaan Pajajaran di Jawa Barat.

"Konon ikan ini adalah prajurit Prabu Siliwangi yang dikutuk karena tidak setia sama Prabu Siliwangi, kalau dari ceritanya seperti itu," kata Maman kepada detikJabar pada Rabu (15/6/2022).

ADVERTISEMENT

2. Populasi yang Tetap

Maman juga menyebutkan bahwa populasi ikan Dewa di Cibulan tidak pernah bertambah ataupun berkurang. Padahal ikan keramat tersebut selalu berkembang biak.

"Ikan ini selalu berkembang biak, cuma dari dulu kolam ini tidak pernah penuh dan kurang sama ikan. Kalau secara logika kan, semisal berkembang biak mungkin kolam ini penuh. Padahal dikonsumsi juga nggak dan yang mati juga tidak setiap minggu," ucap Maman.

3. Cara Mati yang Unik

Maman juga menceritakan cerita unik lain dari ikan Dewa ini yang mana saat mati jasadnya akan tenggelam di dasar kolam. Hal tersebut tentu berbeda dengan ikan pada umumnya yang akan terapung saat mati. Meskipun begitu, kematian ikan Dewa ini akan tetap memancarkan bau amis.

"Kalau semisal ada yang mati tercium bau amis. Mati juga tidak 'ngambang' atau berada di dasar kolam. Tapi kalau ada yang mati pasti ketemu," ujar Maman.

Uniknya kematian ikan Dewa ini tidak sampai di sana. Setelah mati, ikan keramat ini akan dikubur selayaknya manusia dengan dibungkus kain kafan.

Hal tersebut juga dapat dilihat pada video yang beredar di media sosial pada Rabu (31/8/2022) yang menunjukkan beberapa orang terlihat sedang mengubur ikan Dewa dengan diselimuti kain putih serta dilantunkan adzan layaknya manusia.

4. Dibawa Murid Wali Songo

Dikutip dari situs resmi Disporapar (Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata) Kabupaten Kuningan, konon ikan Dewa dibawa oleh para murid Wali Songo saat datang ke Cibulan. Murid-murid Wali Songo tersebut pun meninggalkan tujuh buah sumur yang saat itu digunakan untuk berwudhu.

Kemudian tujuh sumur tersebut dianggap keramat dan menjadi simbol harapan manusia dan airnya dipercaya dapat berkhasiat untuk membuat agar tetap awet muda. Tujuh sumur tersebut juga memiliki posisi yang mengelilingi petilasan yang dipercaya sebagai tempat semedi Prabu Siliwangi.

5. Relief Candi Borobudur

Berdasarkan infografis dari situs resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ikan Dewa dapat dikenal juga dengan nama ikan Torsoro. Nama Torsoro tersebut diambil dari relief yang ada di Candi Borobudur pada tahun 1842. Relief tersebut menggambarkan aktivitas nelayan terdahulu.

Sejarah panjang dari ikan Dewa ini juga membuatnya kerap dianggap sebagai ikan konsumsi yang dapat membawa kemakmuran. Bahkan, ikan keramat ini juga dipercaya sebagai ikan yang memiliki kedudukan tinggi di sosial, karena dianggap sebagai konsumsi para raja di zaman dahulu. Keistimewaan tersebut membuat ikan ini kerap dijadikan menu perayaan dalam tahun baru Imlek.

(yum/yum)


Hide Ads